Selain terpana sama czech casting yang kurang lebih sama kayak fake taxi (jangan gugling dua-duanya please), aku juga terpana sama kenyataan bahwa Oldboy, film bajingak favoritku dari Korea, ternyata punya dua ‘saudara.’ Oldboy bukan anak tunggal yang lahir dari Park Chan-Wook atas dasar nafsu birahi memfilmkan pembalasan dendam. Tapi Oldboy adalah anak kedua yang lahir setelah film Sympathy For Mr. Vengeance dan Sympathy For Lady Vengeance.
![]() |
Vengeance Trilogy! Sumber: SINI |
Lahirnya mereka nggak berbarengan kayak film omnibus (film yang berisi beberapa film pendek/segmen di dalamnya dengan jalinan cerita yang berbeda, sutradara dan pemain yang berbeda, tapi memiliki satu benang merah, misalnya kesamaan genre) macam 4bia dan Rectoverso, tapi berurutan selang beberapa tahun. Dan sebenarnya juga dibilang cuma pseudo-(bukan sebenarnya) trilogy karena ceritanya nggak saling berkaitan satu sama lain. Tapi mengusung tema yang sama. Ya itu tadi, tema balas dendam.
![]() |
Kakak beradik. Sumber: SINI |
Dari ketiganya itu, yang belum aku tonton yaitu si kakak pertama, Sympathy For Mr. Vengeance keluaran tahun 2002. Aku baru nonton Oldboy keluaran 2003, yang bikin aku kangen mulu jadinya pengen ketemu terus dengan nontonin berkali-kali. Dan nonton Sympathy For Lady Vengeance keluaran tahun 2005, karena nggak sengaja ngedenger soundtrack-nya. Gils keren banget njir! Lebih keren dari soundtrack-nya Oldboy! Dari soundtrack-nya, soundtrack-nya, ku jatuh cinta! Ku padahal belum nonton filmnya!
![]() |
Tipe kesukaan Yoga. Cemataan.
Sumber: SINI
|
Karena dibikin eargasm selama berhari-hari, aku mutusin buat nonton filmnya. Dan ternyata…..
Sympathy For Lady Vengeance (atau judul lainnya, Lady Vengeance) bercerita tentang narapidana wanita bernama Lee Geum Ja (Lee Young-Ae). Ia baru keluar dari penjara setelah mendekam selama 13 tahun atas kasus penculikan dan pembunuhan anak di bawah umur belum siap tempur bernama Won Mo. Kasusnya menghebohkan layaknya kasus sianida Jesssica-Mirna. Umurnya waktu itu masih 19 tahun. Ya ampun. Umur segitu aku masih gila-gilanya nonton serial Hormones. Lah dia udah masuk tivi aja, njir. Udah terkenal.
![]() |
Sumber: SINI
|
Trus Geum-Ja ini juga cantik. Mukanya putih, bersih, dan bercahaya kayak pake Fair and Lovely pencerah harian multi vitamin. Mukanya yang mirip malaikat juga diiringi dengan kelakuannya yang kayak malaikat. Selama di penjara, Geum Ja jadi anak famous. Ngehits sebagai Geum-Ja yang baik hatinya. Kerjaannya ngebantu para narapidana di situ.
Mulai dari ngebantu nuntunin jalan narapidana yang udah tua, nyuapin makan, ngipasin pas tidur, merawat narapidana yang jadi beban para narapidana di situ, dan membantu temannya yang sepasang suami istri.
![]() |
Radit dan Jani wannabe. Sumber: SINI |
![]() |
Geum-Ja lagi nyuapin Oprah Winfrey. Eh. Sumber: SINI |
Oh iya, masih ada lagi. Membantu pelaku pencabulan yang berada di bawah tekanan ‘daerah bawah’. Trus juga memberi nasihat pada narapidana pelacur kata. yang nasihatnya kurang lebih kayak isi tausiyah Mamah Dedeh di Mamah dan Aa Beraksi, episode Aku Dekat Allah pun Dekat.
![]() |
Nggak punya sayap. Tapi mirip malaikat.
Sumber: SINI
|
Tapi sebenarnya Geum-Ja itu nggak salah. Adalah Mr. Baek (Choi Min-Sik) yang harusnya dipenjara atas kasus penculikan dan pembunuhan itu. Hal itu jadi ngingatin aku sama dua film, yaitu The Shawshank Redemption dan The Hunt. Geum-Ja nggak bersalah tapi masuk penjara, itu mirip sama Andy Dufresne-nya The Shawshank Redemption. Dan Mr. Baek itu kayak Lucas-nya The Hunt, di mana tokoh utamanya itu guru TK juga. Itu aja sih miripnya.
![]() |
Bukan Kak Seto. Sumber: SINI
|
Nah, jadi begitu Geum-Ja keluar dari penjara, dia melancarkan serangan balas dendamnya ke Mr. Baek. Nggak sendirian, tapi dengan bantuan teman-teman narapidananya. Melancarkan serangan balas dendam yang nggak biasa.
![]() |
Bersolek setelah keluar dari penjara.
Sumber: SINI
|
Dan mungkin jadi hal yang nggak biasa, kalau aku bilang aku lebih suka film ini daripada Oldboy. Yha! Katanya film ini yang paling jelek di antara tiga film dari Vengeance Trilogy. Katanya kurang sadis, twist-nya nggak bikin shock, alurnya bikin pusing, kebanyakan karakter, adegan seksnya kurang hot. Tapi enggak menurutku. Aku suka film ini! Emang dasarnya AB kali ya. Sukain hal yang nggak disukai banyak orang.
Unsur dramanya katanya terlalu kental. Hal itu terbukti sih. Aku udah dua kali nonton tapi masih nangis emosional pas di salah satu scene. Sisi keibuanku (yang nggak seberapa ini) mendadak muncul. Ya mau gimana. Namanya juga yang meranin itu cewek. Harus lebih mellow daripada yang meranin itu cowok. Dan film ini bagiku menyeruakkan ‘aroma daerah kewanitaan’.
Eh maksudnya gini, awalnya kita udah disuguhin opening credits yang menurutku kayak lagi ngeliat iklan Sumber Ayu Whitening-nya Artika Sari Devi. Ada warna putih dan warna merah. Seterusnya, filmnya semakin wanita banget. Bukan cewek banget, ya.
Alasan lainnya yang bikin film ini jadi wanita banget, yaitu karena muatan artistiknya banyak. Filmnya jadi indah, megah, dan anggun. Mungkin ibaratnya Oldboy itu Whiplash dan Lady Vengeance itu La La Land. Ya, Whiplash punya cerita yang kuat, sama kayak Oldboy. Ending-nya juga nyesek. Beda dengan La la Land yang punya cerita biasa aja dibandingkan sama Whiplash. Tapi… dari segi sinematografi dan soundtrack, La La Land dan Lady Vengeance jadi juaranya.
![]() |
Mengheningkan cipta... MULAI! Sumber: SINI |
Selain itu, ada adegan yang nyisipin black comedy. Bikin aku ngakak padahal itu adegan kejam gitu. Lucunya lagi rata-rata yang main di Lady Vengeance ini, yang main juga di Oldboy. Jadi semacam reuni pemain Oldboy gitu. Lucu juga pas ngeliat Choi Min-Sik yang di Oldboy meranin karakter protagonis, lah di Lady Vengeance jadi antagonis.
![]() |
Jadi coverboy dan covergirl. Sumber: SINI |
Trus banyak adegan sederhana yang nggak jadi sederhana, layaknya suasana hati jadi nggak sesederhana biasanya cuma karena hal sepele (sepele palkonlu rengat!) yaitu datang bulan. Adegan-adegan di film ini pada bikin mikir, “Ih, keren banget! Kok kepikiran, ya?” Contohnya pas adegan Geum-Ja menerjemahkan pesan dari anak perempuan bernama Jenny. Itu sederhana tapi jadinya wow banget. Apalagi ditambah dengan soundtrack-nya yang klasik dan megah. Yang paling aku suka itu Sympathy For Lady Vengeance, A Witch, sama Mareta No'm Faces Plorar. Indah di telinga.
![]() |
Adegan yang memunculkan sisi keibuan. Sumber: SINI |
Trus banyak flashback dan karakter itu sempat bikin bingung sih. Alurnya maju-mundur. Tapi itu yang bikin satu persatu kisah hidup Lee Geum-Ja terungkap. Seru buat diikutin. Para pemainnya juga nggak ada yang jelek aktingnya. Pada total semua memerankan karakternya.
Dan yang paling aku suka, tokoh utamanya! Geum-Ja mendulang lebih banyak simpati daripada tokoh utama di Oldboy. Geum-Ja terlihat lebih realistis dan universal dibandingkan Oh Dae-Su. Dan kita biasanya lebih bersimpati pada karakter yang lebih realistis kan? Meskipun ngedrama gitu. Si baik jadi jahat karena dendam.
![]() |
Bukan Chef Marinka. Sumber: SINI |
Cuman aku nggak fokus ke balas dendamnya, melainkan ke kebaikan yang dilakuin Geum-Ja. Kebaikan yang menurutku menimbulkan dua persepsi. Bikin kita bingung. Dia baik itu, apa karena memang baik atau karena supaya ntar dibantuin pas keluar dari penjara?
Tapi aku memilih persepsi pertama. Geum-Ja itu sosok wanita yang feminin, dulunya innocent, anggun, religius, dan keibuan. Geum-Ja menolong mereka dengan tulus. Sama kayak Andy Dufresne yang menolong narapidana dengan tulus dan cerdas.
Sosok Lee-Geum Ja berhasil ngedapatin simpati yang besar bukan cuma dari teman-temannya, tapi juga dari kita sebagai penonton. Jadi, kita seolah memaklumi upaya balas dendamnya dia. Atau lebih tepatnya, mereka. Karena bukan cuma Geum-Ja yang punya dendam terhadap Mr. Baek, tapi banyak. Kita seolah udah dibuat berpihak padanya dari awal. Sehingga dengan yakin mikir kalau kejahatan harus dibayar dengan kejahatan. Seperti yang dibahas di SINI.
Lagian, siapa yang nggak ngerasa simpati Andy Dufresne, apalagi sama Andy Dufresne versi keibuan?
Siapa yang nggak ngerasa simpati sama orang baik? Apalagi orang sebaik Kak Ira. Keibuan dan keanggunan Geum-Ja sontak ngingatin aku sama kakak sepupuku itu.
Sumpah. Kak Ira itu orang baik. Sudah banyak kebaikan yang dia lakuin ke aku. Banyak. Dia orang yang selalu aku repotkan, dari hal besar yang menyangkut soal aku-masih-kekanak-kanakan-nggak-bisa-ngurus-diri-sendiri, soal aku-susah-makan, bahkan dalam hal kecil kayak pas aku nanya siapa-tuh-nama-artis-yang-bla-bla. Dengan sigap dia langsung gugling tanpa aku minta. Dia pendengar yang baik. Dia selalu berhasil nenangin aku yang panikan. Dia punya rasa peduli yang tinggi. Dia selalu bisa diandalkan. Dia nggak marah dan malah ngakak pas nama kontaknya di hapeku itu tertulis 'Kak Ira Nokia.' Dieditin begini sama anak WWF pun dia nggak marah.
![]() |
Iklan layanan masyarakat. Karya: Yoga deh kayaknya. Lupa. |
![]() |
Foto buku nikah. Karya: Uda. |
Yang jelas, dia merepotkan dirinya demi aku. Demi banyak orang di sekelilingnya.
![]() |
Jejak kebersamaan aku dan Kak Ira. Dibikin dua tahun lalu.
|
Udah banyak orang yang dia baik-hati-in. Dia selalu ada buat Kak Indra yang 'ditelantarkan sementara' alias ditinggal kerja sama pacarnya. Dia udah kayak jadi induknya Max, kalau lagi perlu apa-apa, Max datang ke Kak Ira. Dia selalu ada buat....
Sekarang Kak Ira lagi dalam masa-masa yang bisa dibilang lumayan berat. Mamanya lagi sakit dan dia lagi jadi jobseeker. Tapi Kak Ira nggak berubah jadi orang yang sendu. Kak Ira tetap ceria dan berwibawa kayak biasanya.
Orang-orang baik hati seperti Kak Ira, menurutku mendulang banyak simpati dan doa. Pasti banyak yang ngedoain orang-orang baik. Bahkan nggak cuma ngedoain, tapi juga ngebantuin. Aku sendiri ngerasa belum ngebantuin Kak Ira apa-apa. Untuk saat ini aku baru bisa berdoa, semoga Kak Ira bisa ngelewatin semua cobaan. Semoga Kak Ira selalu berbahagia. Semoga Kak Ira mendapatkan jodoh yang baik. Entah yang kayak gimana, yang jelas jangan kayak Gemini bajingak gini,
He he he.
Oke. Serius. Jadi, Lady Vengeance adalah film yang menurutku nggak bisa disukai semua kalangan. Khususnya kalangan yang nonton film buat mencari hiburan. Mencari refleks tawa. Kecuali kalau darah-darah dan muatan artistik yang banyak itu bisa dibilang hiburan. Lady Vengeance ditujukan buat orang yang ingin menikmati karya seni.
Sama kayak Kak Ira. Orang baik satu itu bukan ditujukan untuk orang yang sekedar menjadikannya hiburan. Orang baik satu itu didapatkan untuk dihargai dan diapresiasi, dan dijaga layaknya karya seni berharga. Aku nggak rela Kak Ira dijahatin. Sama siapapun.
Sama kayak Kak Ira. Orang baik satu itu bukan ditujukan untuk orang yang sekedar menjadikannya hiburan. Orang baik satu itu didapatkan untuk dihargai dan diapresiasi, dan dijaga layaknya karya seni berharga. Aku nggak rela Kak Ira dijahatin. Sama siapapun.
So, terima kasih telah menjadi orang yang baik, Kak Ira Nokia.