Pidato Maaf

Gema takbir berpacu seiring jari jemari lentikku mengetik apa yang lagi ada di pikiran. Di saat orang rumah pada sibuk berkutat dengan kue-kue makanan baju baru apa segala macam yang mau dipertunjukkan besok, aku malah dengan pewenya tengkurap menghadap laptop. Eh sebenarnya posisi tengkurap kayak gini   tu gak pewe sih, cuman ya udah terlanjur kayak apa ay lagi. Gak ada waktu buat ngubah posisi duduk, intinya sekarang aku harus berpidato sekarang, disaksikan, eh lebih tepatnya dibaca, sama para pembaca setia blog naasku ini. Iya kalau ada yang setia, ada yang mau aja kayaknya udah sujud syukur deh aku. Paling yang baca tu Reni, Reni, Reni lagi. Gatau deh sekarang dia masih sudi baca apa ngga. Coba siapa gitu yang baca, anggota keluarga aku aja jarang, bahkan kayaknya gak pernah, kecuali Nanda, dia lumayan sering lah baca blog naas nan bulukanku ini (oke, tambah satu lagi predikat jelek blog ku). Ada untungnya juga sih orang rumah pada ga baca, soalnya aku suka ngomongin mereka di blog ini. Terutama ngomongin Mama. Eh eh bukan ngomongin sih, tapi curhat. Curhat apa yang aku rasain sama Mama, yang lebih banyak buruknya daripada baiknya. Huhuhu.

Oke, sampai mana tadi Cha? 
Oh iya, pidato. Nggg jadi gini, besok kan lebaran tu, 1 Syawal 1433. Asli sumpah beneran lebaran, itu buktinya hasil sidang isbat yang ngomong. Alhamdulillah gak diundur-undur lagi kayak tahun kemaren. Tapi sebenarnya gak ngefek juga sih mau lebaran besok atau besoknya lagi atau tahun depan, toh sekarang aku gak ngerasain euforia beratnya dan senangnya berpuasa di hari terakhir. Aku lagi kedapetan bulan. Sumpah bete banget sumpah, perfect banget dah puasa pertama gak ikut dan puasa terakhir juga gak ikut gara-gara itu. Tapi senang juga sih kalau besok lebaran, cuman ya gak excited banget, aneh aja gitu aku ngerasanya dari tahun ke tahun lebaran kesannya biasa aja. Kenapa ya? Apa cuma aku aja yang ngerasain itu karena aku lagi halangan?

Untuk menumbuhkan ke-excited-an menyambut lebaran besok, aku pengen posting. Bukan, bukan tentang rasa beteku karena gak ada yang ngajak jalan. Bukan juga tentang baju lebaran yang jumlahnya pas-pas an, bukannnn. Aku mau posting tentang pidato minta maaf. Aku membayangkan diriku lagi berdiri di podium, mimbar, altar, atau apalah namanya itu, berpidato dengan lantang di hadapan orang-orang yang pernah, selalu, atau yang akan aku sakiti karena kesalahanku baik sengaja atau gak disengaja baik kecil atau besar.

Oke, kita mulai pidatonya.


Assalamualaikum wr. wb (gini kah tulisannya? ah payah kamu Cha!)
Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada malam ini saya akan menyampaikan pidato tentang maaf.

Maaf adalah satu kata yang bermakna permintaan dari seseorang kepada orang lain atas kesalahan yang pernah dilakukan. Maaf, bermakna sangat dalam walaupun hanya terdiri dari dua huruf vokal dan dua huruf konsonan. Maaf harus diucapkan dengan niat yang tulus tanpa paksaan, apalagi sogokan. 
Sepertinya sampai situ saja saya menjelaskan definisi dari maaf. Saatnya untuk minta maaf. Oke, jadi maksud saya berpidato malam ini adalah untuk minta maaf. Pertama-tama saya mau minta maaf buat Mama saya, karena selama ini udah jadi anak yang tidak berbakti, tidak menjalankan tugasnya sebagaimana anak, seringkali pantang mengalah dalam setiap adu mulut. Untuk Mama sebenarnya banyak sekali sampai-samapi saya harus menghela nafas saya setiap mau memikirkan kesalahan saya itu dan akhirnya saya jadi kebingungan sendiri saking banyaknya kesalahan yang saya lakukan. Menyedihkan ya. Selain itu, saya juga minta maaf kepada Bapak, my hero, my guardian angel, yang selama ini menopang kehidupan saya, kebutuhan saya maupun keinginan saya. Maaf barusan siang tadi saya ngambek gara-gara... ah, tidak perlu diceritakan masalahnya. Minta maaf juga kepada dua kakak saya yang selalu saya repotkan. Kepada Kak Fitri yang saya rundung dengan curhatan-curhatan basi. Kepada Kak Dayah yang sifat pengambekkan nya beradu dengan saya, yang mengakibatkan kita berdua jadi sering bertengkar. Nanda, adik tercinta saya, yang selalu saya marahin gara-gara masalah kecil, yang selalu saya hina dina karena kebloon-an tingkat tingginya, yang selalu sabar meladeni sifat ngambek saya, yang mau diajak tertawa menertawakan hal-hal yang terkadang tidak lucu. Kepada Tasya yang selalu saya olok, saya cubit, saya kacangin, saya cium dengan membabi buta. Kepada Kak Eddy dan Kak Kris, dua kakak ipar saya, yang sering dibuat repot oleh saya. Kepada Khansa, keponakan saya yang tersayang, yang hidungnya menjiplak hidung saya sehingga kami reflek kembar, yang selalu saya kacangin kalau saya lagi asik twitteran. Untuk sahabat-sahabat saya. Dina, yang selalu saya ngambekkin dengan alasan yang tidak logis jelas dan relevan. Kepada Reni, atas kata-kata dan becandaanku yang kelewat kasar. Kepada Wilda, yang selalu mau saja direpotkan dan dibawa sial jika jalan dengan saya. Dan untuk semua sahabat yang lain, yang namanya tidak saya sebutkan di pidato ini saking banyaknya kesalahan yang saya perbuat. Saya minta maaf.

Sepertinya ini bukan seperti pidato ya tapi lebih tepatnya seperti ucapan terimakasih saat menerima piala penghargaan. Tapi itu tidak mengapa, yang lebih dikepentingkan dari pidato ini adalah bukan dari sisi baik buruknya saya dalam membawakannya, tetapi seberapa kesalahan yang saya perbuat dan saya ingin menebusnya walau hanya dengan kata maaf. Dan buat mantan-mantan saya, maaf karena pernah mengizinkan kalian untuk nge-kost di hati saya. 

Demikian pidato gaje dari saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf. 
Wassalamualaikum wr.wb
Selamat malam.


Keren gak pidatonya? Hmm gak keren sih menurutku, keren itu kalau diucapkan secara langsung, betul? Walaupun rada malu-maluin, mengakui kesalahan adalah caranya orang pintar jika dibandingkan dengan orang bodoh yang mengelak dari kesalahannya sendiri. Ah, aku harus sungkem cium kaki minum air cucian kaki Mama nih besok.

Aaa kok tambah aneh ya postinganku ini. Udah deh, intinya selamat hari raya Idul Fitri ya, mohon maaf lahir dan batin. 

Selamat mengakui kesalahan, selamat memaafkan kesalahan.

Happy Ied.

You Might Also Like

0 komentar