Tapi Sebenarnya Kamu Lagi Ada Di Hatiku T___T

Aku benar-benar tersugesti oleh primbon punya mamaku. Setiap fenomena yang terjadi pada diriku, selalu berpatokkan pada primbon. Kalau potong kuku pada hari minggu akan dapat sial, haid datang pada pasaran kliwon akan beruntung, dan lain sebagainya.

Sampai suatu ketika kemarin, sepulang dari menjelajah mall bersama Dea Kusuma Wardhani, mata sebelah kiri bagian bawahku berkedut. Tau artinya berkedut? Itu loh, ngerjap-ngerjap gitu, dut dut dut. Dibilang goyang enggak, dibilang ngedip-ngedip juga nggak. Aaaah pokoknya berkedut gitu deh. Persetan dengan kalian-kalian yang ga tau artinya berkedut! (uupsss).

Yang jelas, refleks aku teringat deretan kalimat yang tertera di primbon. KEDUTAN MATA SEBELAH: AKAN MENANGIS. Glekkk!! Ketakutan pun menyergap. Aku lumayan sering berkedut di daerah-daerah itu, dan aku selalu menangis setelah itu. Selalu ga bisa dipungkirin. Entah masalahnya besr atau kecil, pasti nangis. banyak orang di sekitarku yang juga merasakan hal yang sama. Sontak aku mencabut bulu mata, lalu memijat-mijat mataku. Berharap hal itu dapat membatalkan agenda nangisku.

Daripada kepikiran soal mata-sebelah-kiri-bawah-berkedut beserta ramalannya, mending bongkar-bongkar lemari buat nemuin buku-buku pelajaran jadwal hari senin turun sekolah nanti. Saat mau ngambil buku agama islam, tiba-tiba buku lks bahasa indonesiaku waktu aku masih kelas X terkeluar dari lemari. Iseng ku buka lembar demi lembarnya, dan mataku berhenti pada satu lembar terakhir paling belakang. Disana tertulis...
Akik ubay ikok


Hairunnisa..


07-02-2011..


Aku sayang kamu..


Sebuah tulisan yang pernah kutertawakan karena morat-marit dan terlihat meromantiskan diri padahal ga romantis.Sebuah tulisan dari tangan kidal seorang cowo yang dulu kucintai. Yang hingga sekarang pun kaan tetap begitu. Si kidal bodoh. Nur :/

Aku menangis sambil mengusap-usap lembar akhir lks bahasa indonku itu. Oh mungkin lebih tepatnya menggosok-gosok. Ngarep kalau tiba-tiba Nur akan muncul dari situ, seperti jin yang keluar dari botol ajaib apabila botolnya digosok-gosok. Aaaah bodoh memang. Katanya aku udah cukup pintar mengatasi kesedihan ini, tapi kenapa lagi-lagi aku bodoh? Dengan melihat tulisan kidal itu aja air mataku langsung terurai. Aku terus menangis, kadang diselingi dengan celotehan galau mencari-cari Nur ada dimana. Mumpung ga ada orang di kamar, aktivitas buang-buang air mataku itu berjalan dengan sempurna.

Oh, jadi karena lembar akhir lks bahasa indonesia ini yang bikin aku nangis? Yang dimaksudkan oleh primbon itu adalah ini? Lantas aku lega, karena bukan masalah yang berat banget yang bikin aku nangis malam ini. Aku sudahh sering nangis ngeliat barang-barang kenangan dari Nur, makanya aku biasa aja malah lega. Aku udah nangis, dan itu artinya aku lega..

Eh tapi ternyata, bukan itu. Bukan itu!
Aku kembali menangis lagi. Justru lebih kencang. Aku di-smsin Dea, katanya Nur lagi ada di rumahnya  sekarang. Nur cerita ke Ani tentang Deni. Oh iya, aku belum cerita ya, waktu itu pas hari apa kah Ani kebingungan ga ada yang jemput. Trus yang jemput malah Nur. Aku sontak nangis kejer dengar hal itu. Aku tau kok Nur bukan milikku lagi, aah tapi... Nur pasti suka sama Ani sampe mau bela-belain jemput Ani di sekolah dan ngantar dia sampe ke rumah. Nur pasti nyeritain kecintaannya itu ke Deni. Nangis kejer, kenceng, tanjal... Buruknya aku ga bisa nepetin janjiku. Janji kalau misalnya Nur ke rumah Dea, aku bakal usahain ke rumah Dea buat ketemu dia untuk sekedar saling bermaafan. Berusaha menjalin persahabatan sama dia. Tapi pada kenyataannya, aku mengingkari janjiku itu..

Benar-benar pengen kesana rasanya. Untuk ngeliat sepasang mata sipitnya yang berbinar jenaka, sebentuk senyum ikhlasnya, sosok tinggi jangkungnya, tangan hangatnya, huaaa STOP!!!
Tuh kan, aku nangis lagi.. Past Nur bakal ketawa jijik kalau  tau aku masih nangisin dia. Menangisi hal dan orang yang sam. Suatu saat nanti aku bakal ketawa kalau ingat aku telah ditertawakan oleh orang yang kugalauin. Tertawa mengasihani diri sendiri

Nur, primbon itu benar.Aku nangis, dan itu karena aku masihh ga bisa ikhlas kamu lepas. Kamu memang lagi ada di rumah dea sekarang, tapi sebenarnya kamu ada di hatiku.
Bantu aku buat kamu jadi temanku, Nur.

You Might Also Like

0 komentar