Antara Seragam Putih-Biru, Otak Cetek, dan Bunuh Diri

Di saat kamu berputus asa, apa yang kamu lakukan?

Di saat dunia tak lagi berpihak padamu, apa yang kamu lakukan?

Salah satu alternatif yang lagi trend saat ini, untuk mengatasi keputus-asaan dan jika-dunia-tak-lagi-berpihak-padamu, yaitu KILL MYSELF  atau bahasa ilmiahnya, BUNUH DIRI
Seperti yang sering diberitakan di televisi, kasus bunuh diri kini marak. Menjadi trend di kalangan remaja labil putus cinta, bapak-bapak yang tengah terlilit utang, ataupun anak kurang pergaulan
Dan aku, termasuk dalam kategori orang orang 'nekat' itu, tiga tahun yang lalu......

Senin, 22 Desember 2008
Aku masih duduk di bangku kelas 7, tepatnya di kelas 7-8, kelas lantai dua pojok dekat ruang BK. Rambutku panjang hitam tergerai, dengan bando pita. Memakai baju putih rok biru kebesaran. Kacamata minus 6 bertengger. Aku duduk sendiri, di sudut kelas. Memandangi sekelompok teman yang asyik bercanda ria.

Mengapa aku tak seceria mereka? Mengapa aku disini sendirian?

Jawabannya cukup singkat: aku pemalu
Ya, di saat itu aku memang anak yang tidak bisa berinteraksi dengan teman baru. Aku kelewat pemalu, aku spontan pergi menjauh ketika ada yang mengajak berkenalan. Mereka menganggap bahwa aku sombong, padahal itu ga benar sama sekali. Aku ingin berteman dengan mereka. Tapi hati mengalahkan otak. Aku takut, mereka ga menerimaku yang penyakitan ini. Itu saja
Dulu aku memang penyakitan. Setiap upacara bendera, aku jatuh pingsan. Di kamar mandi sekolah, aku pingsan. Maag ku parah, ditambah lagi dengan anemia yang suka datang tiba-tiba.
Ketakutanku itu berdampak buruk, Dengan teman sebangkuku bahkan kami tak pernah bertegur sapa.
Lama lama aku depresi, aku kalut.
Berangkat sekolah diselimuti keraguan, jiwa terancam, terpojokkan
Aku jadi bahan omongan. Yea, i'm freak, i'm geek
Setelah menonton acara tv (aku lupa nama acara tv-nya apa) yang isinya tentang tindak tanduk percobaan bunuh diri seorang anak under-twenty, aku berinisiatif untuk meniru adegan itu.

Keesokan harinya..

"Cepat pergi ke kamar mandi itu, bawa cutter ini, dan habisi dirimu, Cha! Cepat!"

Acapkali bisikan itu menggangguku. Ya, disini telah ada cutter pinjaman, dan raga siap mati

Cutter bergagang warna merah ini aku pinjam dari temanku bernama Ellin, dengan alasan mau motongin kertas (apaan coba?) Aduhai, bunuh diri aja gak modal, pake pinjam segala :D

Jam pelajaran  pertama, aku pun segera meluncur menuju kamar mandi sekolah

Dag dig dug derr..Masuk ke toilet yang gelap itu

Memejamkan mata, mengingat-ingat acara tv tadi malam

Aku menangis...mengacungkan cutter, yang sebentar lagi akan bercumbu dengan pergeangan tangan kiriku..

Tiba-tiba kamar mandi menjadi terang, pintu terbuka.

Disitu berdiri teman-temanku, menatap bingung

"Nisaaaa.. jangan bunuh diri....!! Kamu kenapa?" (dulu aku dipanggil nisa-red)

"A-aku... aku gamau hidup di dunia lagi...aku capek!"

"Ya allah Nis ayok kita keluar! Daritadi sekelasan pada cemas kamu kelamaan di toilet, kami kira kamu pingsan lagi! Ternyata kamu mau coba bunuh diri!"

Aku digiring ke dalam kelas. Disidang guru BK. Nasib Ellin tragis, dia diringkus oleh teman-temanku yang menemukanku di toilet tadi. Anggapan teman-teman, Ellin yang sebenarnya tidak tahu menahu sama sekali, merestui percobaan bunuh diriku. (maafkan aku ya Linnnn *sembah sujud dua kali )

Bunuh diri itu bodoh. Bunuh diri itu dosa. Bunuh diri fatal akibatnya.

Aku, termasuk orang-orang bodoh itu. Orang-orang yang tak peduli dosa, orang-orang yang tak memikirkannya akibat fatalnya.

Tapi.. itu waktu tiga tahun yang lalu.. Dan sekarang, aku sudah sadar kok. Bahwa setiap masalah itu bisa diatasi. Bunuh diri bukan satu-satunya jalan!!

You Might Also Like

3 komentar