Jika Kelamin Kita Tertukar

Jika kelamin kita tertukar, aku lelaki dan kamu perempuan. 

Mungkin aku adalah lelaki tergugup sedunia. Gugup ketika disapa, ditatap, didekati. Entah itu gugup atau takut memulai hubungan lagi. Sampai akhirnya bertemu denganmu, perempuan yang tak kenal takut.  Dengan mata yang menyipit ketika tersenyum atau tertawa. Menyapa, mendekati, mengajak ngobrol semua orang pada waktu itu, termasuk aku, seorang lelaki yang menyambut uluran tanganmu dengan canggung.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling cupu, karena berlaku apa adanya. Berawal dari ajakan kumpul anggota komunitas setiap malam Minggu, dan akhirnya kamu tau aku adalah anak rumahan yang tidak selalu bisa keluar malam. 

Lalu kita mengobrol hal-hal random, dari sekolahku, kuliahmu, musik, film, iklan di TV yang sedang hits, sampe soal Sinta & Jojo. Dan aku nyaman. 


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling tak tau diri. Merindukanmu. Padahal kamu milik lelaki lain. Aku sedih, kecewa, murka, dan benci padamu karena selama kita mengobrol, kamu seolah bukan milik siapa-siapa. 

Tapi nyatanya aku masih dengan kurang ajarnya merindu. Mendengarkan lagu Orang Ketiga-nya HiVi! sambil bercucuran air mata. Lemah sekali.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki yang membenci persaingan. Kalah sebelum berperang. Pergi menjauh setelah merasa salah merindukan kekasih orang. Lagipula, itu perang macam apa? Merebut milik orang lain. Kalau mati, tidak bakal jadi mati syahid.

Dan selang berbulan bulan kita menjauh, kamu datang mengacaukan hidupku lagi, dengan pernyataan hubunganmu dan lelakimu itu sudah berakhir.  Membuatku kembali merasa benar. Dasar kau perempuan sialan!


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling tak tau malu sedunia. Mengejarmu. Menanyakan hubungan kita ini sebenarnya hubungan macam apa.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling bersikeras untuk romantis. Dan kamu adalah perempuan yang menganggap, bahwa romantis itu hanya seputar gombalan dan bualan. Menganggap dengan gelak tawa mengejekmu. 


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling melankolis sedunia. Overthinking tentangmu, merencanakan yang indah tentang kita ke depan, mengeluhkan hubungan kita yang sebenarnya baik-baik saja. 

Dan kamu adalah perempuan paling kurang kerjaan, yang memanfaatkan kemelankolisanku itu untuk menjahiliku. Menunggu  sampai aku menampakan muka cemasku, lalu kamu tersenyum jahil. Disusul dengan tawa sambil memberitahu itu hanya bercanda. Tawa yang menyebalkan, tapi anehnya selalu aku rindukan.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki yang paling benci dengan kalimat,

 "Nggak papa," 

Keluar dari mulut seorang perempuan. 

Aku benci, dan tambah benci saat kamu yang mengucapkannya. Aku benci kamu yang tidak terus terang. Aku benci kamu yang selalu membuatku menebak-menebak apa yang sedang kamu rasakan. Aku benci saat kamu memaksaku untuk melupakan hal itu. Melewatkannya dengan membicarakan hal-hal lain. Atau parahnya, pergi berlalu dari hadapanku.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling brengsek. Aku menyalahi kepercayaanmu padaku. Hanya karena aku merasa dimiliki ketika bersama dia. Sedangkan kamu tak pernah mengekang, apalagi cemburu. Membuatku merasa tidak dimilikimu.

Tapi satu hal yang aku tak tau, kamu adalah perempuan yang sangat percaya pada lelakinya. 

Bodohnya, aku merusak itu semua. 

Dan entah apakah kamu ingin jauh lebih bodoh dari aku, kamu mau memberi lelakimu kesempatan kedua. Memaafkan, memulai semuanya dari awal, walaupun tak bisa melupakannya begitu saja. 

Aku tau aku salah. Aku terlalu naif. Aku tak bersyukur atas adanya kamu. Ingin rasanya kamu bunuh aku saja. Cengkeram kerah kemeja flannelku, hempaskan badanku ke dinding, lalu hunus aku dengan pisau, tepat di jantung. 


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling lemah. Ketika kamu bilang ingin bekerja di tempat yang jauh setelah lulus kuliah, aku merasa akan tidak kuat menjalani hubungan jarak jauh. Belum mencoba, aku sudah merasa dikalahkan oleh jarak. 

Tapi melihat matamu yang meyakinkanku kalau kita bisa, memberiku kekuatan. Kita pasti bisa menjalaninya. Mungkin ini harga yang harus dibayar, kalau masih mau bersama.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki yang paling ingin menjagamu. Paling ingin menjadi yang kamu butuhkan. Paling ingin merentangkan tangan lebar-lebar saat kamu pulang. Paling ingin pundaknya jadi tempatmu bersandar melepas lelah.


Jika kelamin kita tertukar, mungkin tak perlu kelamin kita sampai tertukar. Menyeramkan.


Mungkin aku sudah menyalahi kodrat sebagai perempuan yang dipacari. Yang biasanya dikejar, diberi perhatian, diberi hal-hal romantis. Namun aku sudah terlalu asik dengan salahku ini.


Mungkin kamu lelaki yang memang mengejarku, memberiku perhatian, memberiku hal-hal romantis. Hanya saja, aku tak sadar.


Mungkin kita punya cara masing-masing dalam mencintai.


Jangan pernah berubah, ya. Apalagi kelamin kita yang berubah.


Selamat tiga tahun, kita.

You Might Also Like

73 komentar

  1. puisinya bagus
    resahnya dapet bang eh om eh kang
    cuma punchlinenya aja yg kurang nancep
    gaya oneliner sama roll of threenya juga bagus
    apalagi pas waktu ngeroasting raditya dikanya
    wuih kereeeen
    .
    jika kelamin kita tertukar
    aku akan dipanggil neng
    kamu akan dipanggil abang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bang Nik, ini bukan puisi. Ini puasa. Puasa nulis tentang film.

      Siapa yang ngeroasting Raditya Dika? Tadi aku lagi sibuk masak aer sama Bang Dika. Buat disiram ke Bang Niki.

      Whatever, Bang Nik. Whatever Lola wants. Lollllaaaa gets~

      Hapus
  2. meski untaian kata menghias tiap paragraf nya tapi tetap saja ngeliat judulnya masih juga bingung mau comment apaan :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar ya, Nan. :(

      Kalau bingung, cepat makan. Eh itu laper ya.

      Hapus
  3. Lebih baik kamu jadi wanita seutuhnya aja cha, jangan sampe nukarin kelamin ya ?? apalagi transgender..

    Jadi kamu tipe permpuan yang kalo ngambek, ditanya "kenapa" terus bilang "nggak papa" bukan nih ??

    Jika kelamin kita tertukar ?? aku akan bikin sinetron "Kelamin yang tertukar"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Iyalah, Ka. Aku masih mau jadi kembarannya Emma Stone seutuhnya kok. Yuhuuu~

      Bukan, Ka. Aku tipe perempuan yang kalau ditanya "Kenapa," terus jawabnya cukup dengan satu jari tengah mengacung di depan mukanya. Bahahaha.

      Sialaaaaan. Dasar sutradara mesum! :D

      Hapus
  4. ichaa keren ah tulisane. emosinya dapet resahnya juga.

    ada juga sebagian yang kayaknya ada dalam diriku dalam tulisanmu. kampreet.

    wuiih selamat ya cha, moga sakinah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. Makasih ya, Di. Eh tapi pas ngetik komennya udah nyiapin kantong plastik kan? Takutnya aja muntah...

      Hoho. Yang mana tuh, Di?

      Sakinah opooo :'D Belum nikah, belum tentu juga jodoh. Huhu.

      Hapus
    2. pake ember cha, gak cuma kantong plastik.

      gak perlu disebutin manaya.. huhu.

      ya moga jodoh lah cha. hehe.

      Hapus
    3. Bahahaha. Berarti banyak banget ya muntahannya. Itu muntah gara-gara baca postinganku atau gara-gara hamil? Eeeh.

      Bukan Ayu kan namanya, Di? BAHAHAHAHA.

      Aamiin. Hehe.

      Hapus
  5. Judul postingannya bikin penasaran. Kirain isinya tertukar beneran, wkwkwk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Huhuhu. Bingung mau seneng apa mau mau nangis baca ini komen :'D

      Hapus
  6. icha memang paling mengerti kelamin pria. Eh ini apa?

    BalasHapus
  7. Jika kelamin kalian tertukar pasti kalian sudah punya sinetron yang tayang tiap hari 2 jam di RCTI/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sinetron yang judulnya "Kelamin yang Tertukar" ya, Dib? Trus sutradaranya Azka? Kamu mau nggak jadi kelaminnya? Eeeh.

      Hapus
    2. Astaghfirullah. aku mau yang pegangin kabel aja waktu shooting nya.

      Hapus
    3. Hahaha. Alhamdulillah kalau maunya pegangin kabelnya, bukan ngunyahin kabelnya, Dib.

      Hapus
  8. judulnya ambiguuuuu wkwkw

    Tapi yaudah lah pas baca isinya, boleh juga.
    cuma gaboleh ya nukar kelamin kayak mamah dorce. Istighfar nak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahahahaa maafkan aku ya, Laili :(

      Hahah. Nggak, Li. Aku cinta sama kelaminku kok. Tenang ajaaaaa~

      Hapus
  9. Judul tulisan ini sama seperti cerita di FTV pemerannya dinda kirana dan siapa ya cowoknya lupa lagi :D

    BalasHapus
  10. pertama kali liat jdulnya , pikiran gue kayak transgender gitu. ternyata isi nya puisi romantis hhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku pikir juga begitu.. dengan khayalan lain jika bener bener ketuker.. aa..

      Hapus
    2. Hahaha. Judulnya nyeremin ya.
      Isinya nggak romantis, Feb. Aku nggak bisa romantis T___T

      Hapus
    3. Kalau itu sih serem, Rum. Nulisnya bikin merinding. Aaaaaw. Hahaha.

      Hapus
  11. Yuhuuyy... ternyata udah tiga tahun ya..

    Semoga langgeng ya sampai ke jenjang pernikahan.. Aamiiin ya Rabb..

    BalasHapus
  12. ada yang gugup lagi dikejar-kejar nih ceritanya?

    BalasHapus
  13. jangan sampe deh tertukar kelamin haha

    BalasHapus
  14. Jika kelamin kita tertukar, aku lelaki dan kamu perempuan, maka lelaki yang berubah jadi perempuanlah yang paling beruntung (?) *lah ga nyambung* :v

    Dalam tulisan ini Icha mencoba untuk memposisikan diri sebagai seorang lelaki yang punya sifat berlawanan sama lelaki yang sebenernya, atau gimana Cha? Hehe, Aku dari tadi baca sambil ngebayangin semuanya. Huehue

    Duh rasanya komenku kali ini agak ngaco, iya gak sih? Iya! O.o


    Ciee, udah 3 tahun, long last, semoga cepet ke pelaminan ya huhaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya beruntung Nov, soalnya kalau perempuan pas menjadi ibu, surga ada di telapak kakinya. Eaaaa. Eaaaaa~

      Ahahaha. Yaaaaaaaa! Kamu benar, Nov. Duh senengnya, kamu tau apa yang mau aku sampaikan lewat postinganku ini. Sama kayak Adi. Aku udah desperate tadi, ngerasa postingan ini alay, sok-sok romantis atau vulgar parah. Sini aku kecup duluuuu :*

      Nggak ngaco kok. Beneran.

      Aamiin. Mudahan jodoh. Makasih ya, Nov :))

      Hapus
  15. Ini ada lagi ? gue bisa nerusin yang kemaren ca :v

    "Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah wanita paling tak tau diri. Melepasmu dengan sengaja, kemudian merindu setelahnya"
    dan "Jika kelamin kita tertukar, aku akan berhenti melihat sora aoi dan mungkin akan sering melihat diriku sendiri" wtf -___-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Erdi sialan. Senang kamu ya bisa komen vulgar :p

      Bahahaha. Yang pertama sih bagus, bikin senyum-senyum syahdu prihatin bacanya. Yang kedua... yang kedua itu... *pingsan*

      Hapus
    2. gue gak lupa loh ca sama komenan yang kemaren hahaha :v
      taidnya gue mau komen sama kaya si yoga, tapi takut terlalu vulgar, duh :3

      Hapus
    3. Wah, kamu memang sialan pinternya! :(

      Bawa-bawa Sora Aoi aja sudah vulgar tau, Di. Hahaahahaha.

      Hapus
  16. Sering banget nih dulu waktu SMP, ngandai-ngandai bareng temen. "Kalo gue cewek...", kemudian gue digrepe. Astagrifullah

    Beberapa yang nyerempet ke lelaki pengecut, itu nampaaaaar banget, kak. Gue sering begitu, lho. Sering ngerasa cupu kalo nggak berani nyapa cewek yang gue suka. Kalo gue jadi cewek, gue bakal maki-maki Robby yang asli.

    Romantis nih postingannya. Sekali-kali bikin jika profesi kita tertukar: kamu guru dan aku siswa.

    Wahey

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Sama. Aku juga suka ngandain kalau jadi cowok kayak gimana. Tapi nggak sampe digrepe kayak kamu sih, Rob. Hahaha.

      Hahahaha. Tapi cowok cupu nggak bakal ditampar kayak cowok playboy. Jadi bersyukurlah kalau cuma dimaki-maki.

      Hehe. Itu mah kamu aja yang bikin, Rooooob. :p

      Hapus
  17. Kalo kelamin gue tertukar, berarti gue jadi cewek. Waahhhh paraaaahhhh, gue bisa megang tetek bulat melulu. Enaaakkkk. :D

    Emaap.

    Jiyeehh, yang pernah bikin kesalahan dan udah dimaafin. Jangan diulangi, Cha. Sakit tau. -Yoga seseorang lelaki yang telah dikecewakan dua kali oleh wanitanya. :))

    Btw, selamat tiga tahun. Lancar terus yaa, dan semoga jodoh. Aamiin. Oiya, Nanda apa kabar, Cha? XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sialaaaan. Tetek bulat. Tetek bulat ndasmu! Tetek juga ada yang lonjong kok, Yog. Bahahaha.

      Iya, Yog. Hahahaha. Iya sakit. Yang nyakitin juga ngerasain sakitnya kok. Makasih yak :') -Icha, seorang perempuan yang pernah mengecewakan lelakinya.

      Makasiiih. Nah itu dia, Aamiin. Kabar Nanda kabar kabur, Yog :p

      Hapus
  18. Aduh, ini entah inspirasi dari mana datangnya. Entah kamu lagi kesambet apa. Tapi dilihat dari judulnya udah unik unik mesum gimana gitu hahaha. Bisa aja ah. Ini lagi memposisikan diri sebagai pria apa capek jadi cewek cha? hehe.

    Wuidih, Happy anniversary! Moga langgeng ya dan doi tetap batin dengan topi masih perjakanya HAHA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahaha. Segitu anehnya kah ini postingan sampe dibilang kesambet apaaaaaa T____T

      Ceritanya lagi memposisikan diri sebagai pria, Di. Haha.

      Makasih ya. Aamiin. Nah topi sama keperjakaannya nggak boleh dikasih ke orang lain :D

      Hapus
  19. Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah lelaki paling tak tau diri. Merindukanmu. Padahal kamu milik lelaki lain. Aku sedih, kecewa, murka, dan benci padamu karena selama kita mengobrol, kamu seolah bukan milik siapa-siapa.
    kok ngenes yah Cha, baca kalimat yang satu ini? huahaha :D

    Jika kelamin kita tertukar, mungkin kamu bakal jadi laki-laki paling mesum yang mengalahkan Yoga, Cha :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Ngenes memang. Aku suka sama sama cowok orang ya jadinya ngenes gitu, Chisanak :(
      Sialan. Untung aja aku dilahirkan dengan jenis kelamin wanita dan serupa dengan Emma Stone. Alhamdulillah.

      Hapus
  20. Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah wanita yang telah mengusap kedua mata yang bercucuran air mata, karena membaca tulisanmu yang begitu istimewa.

    Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah wanita yang hatinya yang telah kamu buat porak-poranda.

    Jika kelamin kita tertukar, mungkin aku adalah wanita yang paling senang menganyam rindu, kemudian aku sampaikan lewat doa yang beralamatkan nama panjangmu.

    Dan, jika kelamin kita tertukar, aku adalah wanita yang sudah pasti tak lagi bisa kencing berdiri.

    Merembes ke pahaaaaaaaaaaaaaaa :(

    Hahahahahahahahahaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. SIALAAAAAAAAAAN. Awal-awalnya aja syahdu, eh terakhirnya nyebelin kayak Om Arief Didu :(

      Hapus
  21. Jika kelamin kita tertukar....
    ahhhhh.... nggaaaaaak maauuuuuuuuuuu!!!!
    nggaaakkkk mauuuuuu!!!!!!!!!!!!!

    gue nggak mau hamilllll..... mending disunat ajah............

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Santai, Mas. Kelaminnya setia kok, nggak bakal berpindah ke yang lain. :D

      Hapus
  22. ah judulnya bikin horror banget,tapi ternyata isinya gak semenyeramkan judulnya, ya mana mungkin sih kita berubah kelamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. ((HORROR))

      Iya, nggak mungkin ya. Kalau mau berubah nasib sih bisa aja.

      Hapus
  23. heeeey saya pikir pada akhirnya si perempuan sialan itu meninggalkan lelaki cupu ini, fiuuuh untung saja tidak, dan rupanya sudah tiga tahun bersama? wow, tulisan yang bagussss enjoy bgt bacanya heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya gitu deh. Mudahan si cupu berjodoh sama si sialan. Hehe. Halah.
      Wah. Makasih :D

      Hapus
  24. Icha... Ini judul... Masya Allah...

    Iya sih, kadang aku juga mikir gitu, gimana kalau misalnya bisa tukeran gitu sih... Kayaknya enak jadi cowok... Eh tapi atuhlah. Gak tau juga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dara... maafin judul ini ya. Hahahaha. Hehehehe. Huhuhu.

      Nah iya, aku juga dulu pernah mikir gitu. Pengen se-simple cowok. Tapi yasudahlah kalau takdirnya udah jadi cewek :D

      Hapus
  25. Cha... kalo Pangeran ketuker sama Icha gimana dong?? DUh.... mendadak langsung lihat ke bawah. "Syukurnya gak terjadi."

    Lucu juga ya, cha. Dirimu merangkai kata seolah-olah dirimu adalah seorang laki-laki. CEwek aja gue kesemsem. Gimana kalo dirimu jadi laki-laki cha?? Apa semua semua wanita akan mendambakanmu? Sepertinya iya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kita ketuker, itu blog Pangeran yang udah rapi dan bermartabat langsung rusak sama tulisanku. Iya, untung nggak terjadi ya, Pangeran. :D

      Iya nih, Pangeran. Memposisikan diri jadi laki-laki di tulisan itu lucu dan seru juga ternyata. Waaaah kesengsem. Bisa aja Pangeran. Waaah hahaha. Mendambakan buat ditampar kayaknya, Pangeran. Soalnya kata Chisanak, kalau aku jadi laki-laki, aku bakal lebih mesum dari Yoga :|

      Hapus
  26. Skeetika bingung,

    GUE MAU KOMENTAR APAAN MAsaLAH KELAMIN GINI?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar tentang curhatan aja, curhat kalau kelamin kamu sekarang lagi butuh apa kek gitu, Yu...

      Hapus
  27. kalau kelamin tertukar, susah ngurus bio di ktp nya :(

    BalasHapus
  28. Merindukanmu. Padahal kamu milik lelaki lain.

    Aaaaak Ichaaa, unik postingannya. Hahaa dari sebelum jadian sampai akhirnya Zai putus dari pacarnya, trus datang ke kamu. Aaaa kereen. Iya bener, Cha. Hal romantis dari setiap orang mungkin berbeda-beda :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Makasih ya, Raiso. Iya, kita nggak bisa maksain orang buat seromantis cowok-cowok di film cinta-cintaan atau drama Korea ya, Lan. :'D

      Hapus
  29. Jika kelamin tertukar? Masih belum bisa dibayangkan bagaimana nantinya jika saya mengandung? bagaimana reaksi masyarakat? Apakah saya kena hukuman bakar di tempat? Memikirkannya saja saya ngeri, apalagi mengalaminya -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Fandy, santai, Mas. Itu kelaminnya nggak bakal tertukar kok. Masih utuh :D

      Hapus
  30. Cha? Sehat? Galau gini tulisannya. Hahaha.
    Aku gak bergitu paham setiap paragraf "jika"mu Cha. Tapi selesai baca tulisanmu ini, aku bisa bilang intinya kamu cewek yang beruntung. Punya pacar yang serba sabar begitu. Jangan sampai kelamin kalian tertukar deh Cha. Syedih, Syerem. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sehat, Rih. :D

      Ceilah, cewek yang beruntung. Aku juga jadi blogger yang beruntung, Rih. Karena bisa kenal blogger kelahiran tahun 1999 kayak kamu. Bahahahaha.

      Iya jangan sampe. Aku pengen jadi ibu yang mengandung :D

      Hapus
  31. Keren Cha tulisannya :)

    Memposisikan diri jadi orang lain, apalagi jadi kelamin lain (unik juga imajinasi lo Cha :p), bisa ngebuat kita ngebayangin gimana rasanya jadi di pihak seberang. Selalu ada kisah yang kita ngga tahu rasanya, dan hanya si orang itu yang ngerasain selama ini. Setiap orang punya cara masing-masing dalam bertindak, especially for romantic thing called love. Pengandaian lo keren :D

    Wah, udah jalan tiga tahun nih. Selamat. Semoga makin terus berjodoh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoho. Makasih :D

      Huaaaaaaa dibilang unik. Makasih lagi, Bay. Ya lebih enak dibaca dan didengar kalau dibilang punya imajinasi unik, bukan imajinasi liar. Hohohoho.

      Bener banget. Dan kita nggak bisa maksain orang buat punya cara yang sama dengan cara kita dalam bertindak, termasuk dalam mengekspresikan rasa sayang. Ceilah. Huaaa romantic thing called love. Keren :D

      Aamiin. Makasih untuk ketiga kalinya ya, Bay :))

      Hapus
  32. Lihat judulnya.... aku kira tentang hal yang ngehits akhir akhir ini "LGBT" dan diisi tentang huruf T itu ahahaha. ternyataaaa... oh....
    kamu bisa puitis juga cha, SALUT!
    baguuuus puisinya, aku sukaaaa,,

    tapi ga ngebayangin sih kalau kamu beneran bertukar kelamin,,,,,,,, aakhirnya gimana,, apa kayak cowok yang macho-cantik, atau cupu-cantik? *eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahaha. Maafin soal judulnya ya :D

      Waaah. Dibilang bagus. Makasih ya, Fauziyaah :D

      Hahaha. Kayaknya bakal jadi cupu-antik deh. :'D

      Hapus