Bussy Ini Bussy Itu Lalu Basiii --'

Hari rabu, hari kamis, dan hari jumat ini, rasanya kayak hukuman pancung dari diri sendiri buat diri sendiri deh.

Serasa jadi makhluk tersibuk didunia, dan ter'shiittt' di dunia.

Dimulai dari ke'bussy'an pertama, aku yang udah capek capek komat kamit merapalkan puisi buat ujian praktek sastra kelas 3 nya, eeh sekalinya jasaku belum bisa dipake. Ivonny dan Shanti yang 'bekerja' di hari rabu itu di depan anak anak kelas 3 yang tengah menderita. Pas latihan di pojokan kelas bareng Nina, udah total ni gaya dan penghayatanku. Lah lah tanpa sengaja (hah? bilang aja sengaja) aku menyenggol (lebih tepatnya sih menendang) vas bunga yang tak berdosa.. Jedar jederr...!!! Aku jumplaitan kesana kemari, makin gugup aja takut ketahuan kepala suku yang namanya Jannah. gulang guling nempel ke satu dinding ke dinding lain, huhuhuhu shiittt :( Untung aja Jannah masih punya hati yang besar dan tentu saja badan yang besar,dia mau mengampuni dosaku yang telah menganiaya vas bunga tersebut. Jannah, mmuaaach :*

Ke'bussy'an kedua, aku sama Nina turun les executive, yah sejenis les bahasa inggris gitu deh. Ketika ujian listening sedang berlangsung, pertamanya anteng anteng aja sih. Aku pintar. Aku hebat. Aku pintar. Aku hebat. Aku cantik. Semboyan berani mati itu kuucapkan dengan penuh khidmat, sambil sok sok fokus mendengarkan soal yang bergema di earphone.

Lama kelamaan suaranya tenggelam, lalu hilang. Kutunggu satu menit, tuh mbak-mbak dan bapak-bapak dalam earphone nya belum nongol nongol juga nyuapin soal buat aku. Aku menoleh ke arah Nina, dia terlihat sangat berkeyakinan kuat mengerjakan soal. Aku menghadap ke kabin depan. Ah anak SMP toh, pasti dia juga kebingungan sama kayak aku. Mhuahahauahaauahauahaua rasain kau, anak kecil ! Oh tapi tidak, dia tersenyum puas disana, menganggukan kepala trus menulis di text book-nya. Pandanganku teralih ke text book-ku. Bolong bolong.

Astaga, baru kusadari ternyata earphone tuh agak agak e'o gitu nah, pas aku pencet tombolnya demi memunculkan suaranya, eeh eh malah loncat soalnya gitu. Dari soal no 35 jadi ke 42. Huaaaaa nangis iler dah T.T

Ke'bussy'an ketiga, kamis ini. Pagi pagi aku (akhirnya) disuruh buat baca puisi di kelas XII AK-3. Bedua sama Ivonny gitu. Grogi eh aku.

Anak anak kelas 3 nya tuh beragam dah cara menyimak deklamasi puisiku. Ada yang tegaaaaang banget kayaknya sampe produksi iler gitu, ada yang cekakak-cekikik, ada yang menimpali, ada yang senyam senyum najong. Makasih buat Kakak berkacamata gatau tuh namanya siapa. iih keren banget dia menyimaknya so sweet dah.

Trus lompat ke kelas XII AK 2, whuaahahaha disana ribut abis eh. Mereka tuh mau praktek seni budaya juga, musikalisasi puisi. Disana sini bergelimpangan berbagai properti yang akan digunakan dalam ujian praktek teaterikal musikalisasi puisi. Nama nama kelompoknya tiap kelas juga aneh ajaib gitu. Anak Abah, Bismillahirahmanirahim, Primadona, Cenat Cenut, Ciluk Ba, FS Alaycum, pokoknya aneh nyeleneh.
Back to main topic, nah pas di XII AK 2 tuh, anak anaknya ya sibuk sendiri gitu nah. Aga akit eh karena ga ada yang merhatikan , huhuhuhu :(

Di sesi kedua, aku berpapasan dengan kakakelas bernama Ka Iskandar. Dia tuh temannya Nur. kami ngobrola di belakang pintu, di dinding dinding kelas. Ketika aku masuk, Ka Iskandar duduk di pojokkan. Ketawa ketiwi memegang hapenya. Oh oh jangan abadikan aku Ka, pintaku berbisik, meski aku tau dia tak mungkin mendengarnya. :(

Ada anak kelas 3 yang nyamperin aku, dia nyuruh aku buat ngasih contoh baca puisi yang benar., minta ajarin aku baca puisi yang bagus tuh kayakmana. Soalnya waktu itu kakakelas tersebut (gatau siapa namanya) mau ujian praktek seni budaya. Puisi berjudul "Waktu Kecil" itu ku bacakan dengan suara lirih, habisnya puisinya menyayat gitu nah, sedihh. Hoho agak bangga aku dijadikan guru dadakan. entah karena terpukau atau ngerasa aneh dengan penampilanku, dia memberikan standing applause serta ucapan terimakasih. Ka, seharusnya aku yang berterimakasih, karena diperbolehkan membaca puisi agung itu. Karena kakak telah memilih aku sebagai guru dadakan kakak.. Semoga kakaknya ga terserang sembelit habis ngedengar suara bergetar ku yang mirip erangan sapi hendak kurban itu. Amin.

Ke'bussy'an ketiga.. Ooh my god, di hari jumat ini, sibuuuuuuuuuuuuk banget. Pagi pagi jam setengah delapan, aku dan Ivonny udah dipanggil yang terhormat (ingat, bukan yang MAHA KUASA) Bu Aida untuk kembali membacakan puisi, di kelas XII AP 2. Uups, disana kan kelasnya Ka Sumi dan Ka Nita. Mereka itu adalah anak teater melati, pembimbingku gitu. Mereka manggil aku dengan sebutan PIPI BURIT karena ukuran pipiku yang sangat eksotis (ngarepppp) serta tidak wajar. Aku diperlakukan kayak budak rakyat jelata gitu dah eh, mentang mentang aku ni baru kelas 1. Membagikan kertas soal, diketawain, diolok, huhhuhu tragis. Tapi kalau Ka Sumi Ka Nita sih, ya enggak. Mereka negur aku kok, tetap aja manggilnya PIPI BURIT, :D

Cuma ya aku agak minder aja jadinya, secara mereka anak seni asli senior pula. Pasti mereka mikirnya penampilanku baca puisi tadi sangat sangat jauh dari standard :(((
Beralih ke kelas XII MK 2. Cenat cenut jantungku, berpikiran bahwa resiko malu dan dilolokin bakal jadi berlipat ganda jika aku baca puisi di kelas marketing. Anak anak marketing tuh terkenal akan kebadungannya yang melalang buana sampai ke telinga jurusan jurusan lain. Semangatku ga boleh luntur hanya karena kabar burung itu. Haa!!!!

Sudah ada Mismur (astagpirullah) yang telah menunggu kedatanganku. Aku membaca puisi sebanyak tiga kali. Huufhh,, sudah terbiasa aku mendengar cercaan dari warga kelas. Jadi aku santai aja berusaha menahan malu.

Pas aku baca yang bagian.. " Sepanjang jalan Indonesia," ada yang ngolokin " Sepanjang jalan menuju kantin, aku melihatmu buleeeee" atau pas bagian "matamu! sini tak hajar!" ada yang sok sok kesakitan sambil memegang kedua kelopak matanya, trus pas aku baca yang bagian.. " Siapa melipat?" , anak kelas tiga yang tengah tekun menulis langsung terperanjat lalu beristigfhar nyaring nyaring. Yo olloh, waktu keluar kelas itu aja, aku diolokkin, di suruh baca lagii. Ampyunn

Kelar kelar kelar ya allah.. aku ngebet cepet cepet belajar matematika, karena sebentar lagi akan diadakan ulangan harian. Mengingat bahwa aku lemah tak berdaya dalam hal hitung-hitungan, aku segera memanggil Nina. Lebih tepatnya, Nina Baik. Lebih tepatnya lagi, Nina Baik Cantik. Dan lebih tepatnya lagi, Nina Baik Cantik Soleha. Sayang sekali, itu semua cuma bohong.

Ya elaah sekalinya,a kau dipanggil sama Bu Sri untuk ikut debat bahsa inggris harian. whatzz? panggilan lagi?
Ada apa denganku? tanpa ba-bi-bu-be-bo lagi, aku pergi ke lab bahasa inggris. Sesampainya disana, aku lansung disuruh duduk mengikuti debat. Lihat kanan kiri, semua pegang note dan pulpen. Di samping mereka ada kamus tebal. Lah aku??? Cuma bawa baju yang menempel di badan, handphone, dan kentut.

Sempat terbingung bingung sendri, maju satu satu gitu nah terus menyampaikan referensinya ke depan. Aku berpikir, apa yang mau kusampaikan? pulpen aja aku ga bawa! aku berdoa komat kamit moga ga kena giliran. Rencananya sih aku akan menyampaikan.. " Ladies and gentelman, uhh i'm here. My name is Hairunnisa. I'm so sorry for you all. Because i don't have a reference today. Because Mrs. Sri suddenly called me. I hope you can forgive me. Thanks." Hahaa Tuhan memang baik, giliranku ternyata besok. Wuowowowow senengnyaa

Itulah bussy bussy'an ku di tiga hari ini. Lama lama bisa jadi basi deh ya, ckckckck

You Might Also Like

0 komentar