Berani Seperti Nick dan Norah

Setahun yang lalu, aku lagi engas-engasnya sama AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2. Dan nggak sabar mau nonton filmnya yang tayang bulan April. Ngerasa terbaperkan sih pas nontonnya, sampai aku ngerasa related trus aku tulis di sini. Huaaaah. Hal menjijikkan yang sudah biasa terjadi kalau aku nonton film yang bikin baper. Tapi aku berharap, kalau ending-nya nggak seklise itu. Apaan kayak drama Korea gitu jadinya njiiiiiiir. Aku nggak sukaaaaaaaaaa di luar negeri trus ciuman gitu!!!!!!!

Ada yang bilang kalau seandainya ending AADC 2 itu kayak La La Land. Cinta tetap nikahnya sama tunangannya, si Trian.

MAMPUS LU, RANGGA! HUAHAHAHA!

Eh tapi kalau Cinta dan Trian batal nikah, nggak akan ada surat terbuka dari Trian untuk Cinta, dong. Nggak akan ada surat sekocak itu. Dan kayaknya bakal banyak penonton yang protes kalau ending-nya sepahit itu. Menurutku kebanyakan penonton suka film romantis yang happy ending, makanya banyak film romantis (film Indonesia, terutama) yang ending-nya bahagia didapatkan dengan mudah padahal masalahnya tadi alamak-kelihatannya-berat-dan-ribet-bajingak.

YA NAMANYA JUGA FILM, CHAAAAAAAAAA.

Huhuhuhu.

Sebenarnya itu harapan lawas nggak penting yang udah aku kubur dalam-dalam, tapi nongol lagi gara-gara beberapa hari lalu nonton Nick and Norah's Infinite Playlist. Film keluaran tahun 2008.

Sumber: SINI

Di film Nick and Norah's Infinite Playlist, orang-orangnya berani mengambil keputusan dalam satu malam. Entahlah, aku jadi keingat sama Cinta dan Rangga yang udah melewati satu malam bersama tanpa one night stand. Nah aku berharap kalau seandainya AADC 2 isinya kayak Nick and Norah's Infinite Playlist . Kejadiannya fokus di perjalanan satu malam itu. Benar-benar cuma sehari semalam. Nggak perlu ada adegan Rangga sempat balik ke New York dan kedapatan lagi dipeluk sama karyawannya yang kegirangan dinaikin. Gajinya yang dinaikin.

Ya itu cuma sekedar jadi harapan sih. Nggak bakal bisa terwujud. AADC 2 ya AADC 2, Nick and and Norah's Infinite Playlist ya tetap Nick and Norah's Infhlsdffldljhl panjang banget anjir judulnya.

Oke, sekarang aku sebut jadi Nick and Norah aja. Dan naaaah, ini penampakan poster filmnya.

Sumber: SINI
Aku tau film ini dari sama kayak waktu tau film Frank, yaitu dari Dony Iswara alias Mz Don. Nick and Norah masuk dalam daftar 100 film favorit beliau. Santap jiwa! Dan lagi, film ini jadi favoritnya Kak Ira juga. Dia udah lama nontonnya. Huaaaaaa. Aku telat tau film ini.

Sumber: SINI

Dan aku kaget pas tau kalau film ini diangkat dari novel berjudul sama karangan Rachel Cohn dan David Levithan. AAAK!!!!!!!

Aku suka sama novelnya dia yang Will Grayson, Will Grayson. Nulis bareng John Green waktu itu. Dalam satu novel, ada dua tokoh dengan nama yang sama. Aku suka sama Will Grayson versinya David Levithan daripada Will Grayson versinya John Green. David menuliskan Will Grayson yang berkepribadian rumit itu dengan sederhana dan bikin ngakak. Terlepas dari Will Grayson-nya Levithan itu gay, aku suka cara pandangnya terhadap dunia.

Oh iya, di Nick and Norah juga ada tokoh yang gay. Tapi jadinya lucu. Nggak ngedrama kayak Moonlight. Dan walaupun ada pasangan gay, tapi menurutku nggak ada adegan yang bikin jijique gitu sih. Bikin ngakak yang ada.  Trus walaupun film ini setting-nya di klub malam, tapi nggak ada adegan ngerokok. Apalagi adegan dirokokin. Nggak ada. Film remaja yang aman dari adegan vulgar.

Ngomong-ngomong soal novel, aku belum baca novelnya. Trus katanya di novel sama di film beda gitu. Dan lebih bagus di novelnya. Nah, karena aku belum baca novelnya, aku cuma ngerasa David Levithan ini kayaknya lekat banget sama soal gay. Trus mobil unik dan 'rapuh' kepunyaan Nick, ngingatin aku sama Kereta Jenazah-nya Colin dari novel An Abundance of Katherines.

Trus aku suka chemistry-nya Michael Cera dan Kat Dennings. Dan waktu di Scott Pilgrim bareng Mary Elizabeth Winstead atau di Juno bareng Ellen Page, Michael Cera terlihat polos dan imut doang. Kalau di film ini terlihat..... eeeehhhm eeeegggh! Trus Kat Dennings itu seksi, njir. Semua yang ada pada dia itu seksi. Bibirnya, rambutnya, suaranya, sampai..... dadanya.

Oh iya, aku belum nyeritain filmnya gimana.

Jadi, Nick and Norah ini bercerita tentang seorang anggota band indie homo Jerks Off bernama Nick (Michael Cera, yang bukan homo) yang masih belum bisa move on dari mantannya bernama Tris (Alexis Dziena). Nick susah move on dari Tris sampe nggak mau ngeband lagi. Patah hati memang gitu ya, bikin kitanya jadi males ngapa-ngapain. Tapi dia rajin ngasih Tris hadiah berupa CD kompilasi lagu-lagu, yang rutin dibuang Tris tiap kali dia ngedapatinnya. Dibuang, tapi dipungut lagi sama Norah (Kat Dennings), cewek yang diam-diam suka sama lagu-lagu di CD itu.

Sumber: SINI
Sampai akhirnya (btw aku baru nyadar kalau aku selalu pake kata ini kalau ngulas film HAHAHA) Nick dan Norah dipertemukan di bar. Di situ Norah meminta Nick buat jadi pacar sementaranya. Kebetulan-kebetulan ala FTV pun terjadi di sini. Tapi jadinya so sweeet. Dan seterusnya, filmnya bercerita tentang pencarian mereka terhadap band bernama Where's Fluffy. Band indie yang misteriusnya melebihi Limbad, karena merahasiakan di mana mereka manggung.

Sumber: SINI
Dan ternyata nggak sekedar soal pencarian tempat manggungnya Fluffy. Tapi juga pencarian akan hal-hal lain, hal yang ngebuat Nick, Norah, dan tokoh-tokoh lainnya mengambil keputusan yang tepat di malam itu.

Caroline (Ari Graynor), sahabat Norah, berani ambil keputusan buat 'tobat,' nggak ngelakuin hal yang sama kayak malam itu tadi. Thom (Aaron Yoo) dan Dev (Rafi Gavron), dua teman Nick, berani ambil keputusan buat ngebantuin Nick move on.

Sumber: SINI
Lalu malam itu, Nick berani ngambil keputusan buat ngeband lagi. Lalu mencari di mana band favoritnya, Fluffy, manggung. Dan yang terpenting, dia berani buat move on dari Tris, mantannya yang bajingak itu. Mantannya yang dia pikir masih sayang sama dia karena masih suka hadir di kehidupannya, padahal mah hadir buat mainin perasaannya aja. 

Sumber: SINI

Aku paling suka pas adegan lagu You Sexy Thing dimainkan. Di situ Tris berusaha menggoyahkan imannya Nick dengan menari erotis. Tapi yang ada Nick malah keingatan momen di mana dia mengacak-ngacak akidahnya Norah. Eh maksudnya ngacak-ngacak rambutnya Norah. Fix, dia pun mengambil keputusan yang tepat yaitu move on dari Tris. Yuhuuuu~

Dan Norah!!!! Norah berani buat mutusin apa yang mau dia lakukan di masa depan setelah lulus nanti. Dia nggak mau kerja di bidang musik, tepatnya mengurus studio rekaman. Dia cinta musik, tapi dia takut kalau dia kerja di situ, dia bakal mencintai musik dengan cara yang berbeda. 





Hal itu ngingatin aku sama Haw yang sempat ngetwit soal ini,

Sumber: @hawadys
Hal yang dialamin Norah bisa dikaitin sama nulis. Iya nggak sih?

Oh iya, aku suka banget sama karakter Norah. Cewek cool yang suka dengerin musik. Kayaknya nggak bisa lepas gitu dari earphone dan iPod-nya. Trus aku suka sorot matanya yang datar. Dan aku suka pas dia adu mulut sama Nick. Nggak lama habis itu dia melampiaskan kekesalannya dengan kekerasan ke Nick, dan handphone Nick mengumandangkan lagu Boys Don't Cry-nya The Cure sebagai nada dering. Aku ngakak di situ! Lagunya pas banget anjir sama adegan itu.

Sumber: SINI

Dan Norah pun akhirnya berani buat lepas dari Tal (Jay Baruchel) yang sudah menjeratnya selama bertahun-tahun dalam hubungan teman-ada-udang-di-balik-batu-zone. Tal yang resek, matre, dan maunya ambil untung aja. Norah akhirnya berani sadar kalau ada cowok yang sayang sama dia dengan tulus. Akhirnya berani sadar kalau dia itu sebenarnya nggak kesepian. 

Yha, Nick and Norah's Infinite Playlist ini film remaja yang bukan sekedar haha hihi dan uuuh so sweet doang. Apalagi film tentang cinta satu malam. Bukan. 

Film ini manis, bikin aku kangen masa-masa sekolah. Pas dengerin Last Words-nya The Real Tuesday Weld, aku ngerasa kayak balik ke jaman-jaman sekolah pas lagi engas-engasnya nonton konser band tapi nggak bisa pulang sampe larut malam. Huhuhu. 

Dan film ini bikin aku jadi mikir kejauhan, mungkin benar-benar nggak nyambung sama filmnya. Mikir kalau seseorang bisa jadi 'lebih' pada saat malam. Beberapa dari kita bisa lebih leluasa nulis pas malam hari dengan alasan lebih tenang daripada nulis di siang hari. Kita bisa lebih jujur dan ngerasa deket banget pas curhat pada malam hari. Seolah kita mengambil keputusan untuk menjadi lebih terbuka pada saat malam. Terbuka secara kiasan maupun secara harfiah. 

Hehe.

Termasuk lebih terbuka sama diri sendiri. Berdiskusi pada diri sendiri, bertanya pada diri sendiri. Misalnya,

"Kenapa seharian ini kok sial banget ya? Bautnya plat motor lepas, trus buat sementara diikat pake tali rafia eh di jalan diketawain. Pas nyampe rumah, kacamata didudukin adek sendiri. Patah. Huhuhuhu. " 

"Kenapa hari ini aku boros banget anjeeeeer. Gampang banget tergoda diskon! Huaaaa!"

"Kenapa aku kepikiran hal yang itu-itu terus sih?"

Dari pertanyaan-pertanyaan itu, jawaban atau keputusan yang diambil adalah: Ntar baikin motor dan kacamata. Tahan nafsu belanja.

Dan besok nggak usah kepikiran hal itu lagi. Karena berani melepaskan diri seperti Nick dan Norah itu baik.

You Might Also Like

13 komentar

  1. cha..

    Seebelum kata kata "Oh iya, aku belum nyeritain filmnya gimana"

    Aku mencoba mengerti baca itu berkali kali tapi aku tetep gak mudeng huahahahhaa *LOLAAAAAAAAAA*


    Yha... si Tris mending dinyanyiin lagu aja itu .. lagunya hivi yang pelangi "Jangan datang lalu kau pergi, jangan anggap hatiku.. sebagai tempat persinggahanmu, Untuk cinta sesaat"

    *halah halah

    Btw film remajanya bagus ya. kayaknya.
    Dari pada sinetron remaja indonesia.
    Anak langit.
    Anak jalanan.
    Hahaha

    Duh playlist film mu ini selalu bikin aku pengen nonton cha.
    Tapi biasanya berakhir di cuma di download aja.
    Gapapalah download dulu aja wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUAHAHAHAHAHAHAHA. MAAFIN YA, LI. HAHAHAHAHAHA. Iya aku seenak udel aja ngebahasnya, nulis soal pendapatku bla bla bla, padahal ngasih tau filmnya gimana aja belum. Hahaha.

      Nah iya ccok pake lagu itu. Dia datang buat bikin ngerasa Nick-nya nggak bisa lupain Tris. Tris nemuin kebanggaan buat dirinya gitu sih dengan bikin si Nick galau. Bikin dia mikir, "Ya ampun, aku berharga banget sampe bikin Nick galau gitu aaaaak yuhuuu~". Nyanyiin lagu Pelangi-nya pake gaya seriosa btw. :D

      Hahaha. Anak Langit. Bulan Terbelah Oleh Anak Langit. Saingannya Bulan Terbelah di Langit Amerika.

      Huahahaha. Nontonnya pas dah ada waktu senggang atau dah mood yaps :D

      Hapus
  2. Duh, di film ini ada si Kat. Suka sama wajah binalnya! Padahal baru pertama tau di film Thor, sih. XD

    Kalau mau lebih berani mah seperti Joker dong, Cha. Wqwq.

    Aku udah ninggalin nulis di malam hari. Males begadang, sakit mulu. Nulis pas bangun tidur aja sebelum Subuhan. Asyik juga. Intinya mah hening. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajah binal! Hakhakhakhakhak. Iya seksi gitu yes. Sama ekspresif juga~

      Joker yang versi mana, Yogs? Joker versi yang ketawanya, "Ha Ha Ha," itu bukan?

      Bagus! Pertahankaaaaaan. Pas bangun tidur sebelum Subuhan itu ngingatin sama masa-masa UN. Belajarnya disuruh jam segitu. Huahaha. Bisa dicoba tuh nulils jam segitu ya :D

      Hapus
  3. Jadi penasaran sama filmnya.

    bener kak. mungkin hanya di malam hari kita bisa intropeksi diri tentang apa yang baik dan yang buruk pada hari ini. yang baik di pertahanin. yang jelek ditinggal.

    pada akhirnya semoga aku bisa download filmnya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaps. Malam hari jadi waktu yang terasa tepat buat intropeksi diri. Mikir sedalam-dalamnya. Huehehe.

      Semoga yaaaa! :)

      Hapus
  4. Iyesss, aku juga agak kecewa sama ending AADC2, Cha. Mainstream, rasanya kayak nonton scene happy-ending di ftv-ftv gitu. Ohiyaaa, aku udah pernah nonton film ini, udah lama sih dan jadi kepengin nonton ulang filmnya. Aku inget scene saat Nick ninggalin Tris yang lagi menari erotis di depannya, udah capek-capek menari padahal hahah. Yang aku suka dari film ini, selain ceritanya yang manis dan cheesy, soundtrack-nya juga aduhai-bagus-yey, dapet referensi musik bagus dari film ini, menurutku sih, muehehe.

    Aku juga lebih leluasa saat nulis di malam hari. Selain suasananya tenang, aku juga ingin memanfaatkan paket midnight untuk ngeblog dan mengembara di dunia maya yang fana ini, HAHAHA. Setuju banget kalo suasana malam yang tenang itu seringkali mengajak diri untuk menjadi lebih terbuka entah itu terbuka secara kiasan maupun harfiahahahah. Dannn kujuga sering diskusi/ngomong sama diri sendiri pas malem hihihihi~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iyaaa! Hahahaha. Ternyata kita sepemikiran yaps soal ending AADC2~

      Anjir. Capek-capek menari. Iya tuh. Kalau misalnya aku jadi Tris, selain capek, aku juga ngerasa malu. Udah semaksimal itu ngegodain Nick, Nicknya nggak tergoda. Iya. Lagu-lagunya banyak yang aku suka. Hampir semuanya. Saingan sama (500) Days of Summer sih menurutku kalau masalah ost. Huahaha.

      PAKET MIDNIGHT HARUS DIMANFAATKAN SEBAIK-BAIKNYAAA! Huahahaha. Iya. Ena gitukalau diskusi/ngomong sama diri sendiri di malam hari gitu ya, Nov. Rasanya lega. Nggak ada beban yang dibawa pas tidur. :)

      Hapus
  5. Sebagian besar masyarakat Indonesia kelihatannya emang suka dengan drama happy ending, jadi film sebesar AADC2 juga berakhir seperti itu ya hehe. Kalo mesti sepahit "La La Land", bisa-bisa pada baper semua haha, dan mengutuk sang pembuat film secara diam-diam. Karakter Rangga-Cinta udah terlalu lekat soalnya.

    Duh, gua belom nonton film "Nick & Norah" ini Cha (iya, judulnya ribet juga). Film dimana di dalemnya ada muatan lagu-lagu bagus selalu menarik perhatian gua, dan gua penasaran sama karakter si Norah ini, dimana lo nulis: "Dia cinta musik, tapi dia takut kalau dia kerja di situ, dia bakal mencintai musik dengan cara yang berbeda". Wow, itu prinsip yang patut diacungi jempol.

    Twitnya @hawadys itu keren, Cha. Tentang menulis, sekalinya terbebani, kita ga akan bisa menjadi diri sendiri, ya ngga sih? Makanya saat ini gua belom siap nulis untuk lomba blog atau tawaran semacamnya, karena seolah gua dipaksa untuk menulis seperti yang mereka mau, dan gua khawatir ga bisa menjadi diri sendiri kalo begitu. Gua nyaman sama apa yang gua tulis sekarang, karena bagi gua, tulisan kita adalah suatu pencapaian pribadi tersendiri :)

    Tentang waktu menulis, gua juga menulis di malam hari, padahal abis capek kerja seharian. Haha. Tapi entah kenapa, justru itu asyikya lho, seolah bisa "kabur" sejenak dari rutinitas. Menurut gua, dunia boleh membuat kita terkekang, tapi saat menulis, jangan sampe pikiran pun terkekang karena tuntutan ini itu.

    Cha, paragraf-paragraf terakhir lo yang tentang "kepikiran" itu kok malah bikin gua "kepikiran" untuk dijadiin artikel ya? Hehe. Boleh izin ya Cha untuk ngembangin di blog, kayak waktu itu pernah gua pake juga. Thanks anyway, i like this article :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYUUUUUUU!!!!!! AAAAAAAK!!!!!! UDAH LAMA KAMU NGGAK KOMEN DI BLOG INIIIII!!!!! HUAHAHHAHAHAHAHAHAHAAHA!!!!

      Nah iya, Bay. Karakter Rangga-Cinta itu lekat banget, legend banget. Sama kayak Galih-Ratna gitu yaps. Beda jaman aja. Dan ya, mungkin aja kalau ending-nya kayak La La Land, filmnya nggak bakal selaku itu. Huhuhuhuhu. Ya mungkin. Yang nonton pada ngasih tau yang belum nonton, ngasih tau, "Eh AADC ending-nya mereka nggak sama-sama masaaaa. Nyakitin yang nonton aja. Nggak usah nonton!!!" Huahahaha. Mungkin ya. Auk deh. Sotoy banget si Icha.

      Kalau boleh maksain, KAMU HARUS NONTON, BAY!!!!! SEBAGAI PECINTA MUSIK DAN FILM, KAMU HARUS NONTON POKOKNYAAAA!!!! Gils banget lagu-lagu yang jadi ost-nya. Easy listening. Bikin eargasm. Aktingnya juga pada natural. Dan ya, chemistry Michael Cera dan Kat Dennings di sini bikin betah. Trus soal prinsip Norah.... bikin aku kagum sih. Bener kata kamu, itu prinsip yang patut diacungi jempol.

      Iya. Twit Haw keren dan menurutku mewakili apa yang banyak penulis lainnya rasakan juga. Nah, kita sama persis. Kalau di aku, karena masih minder, aku juga ngerasa kayak kamu. Aku ngerasa nyaman dengan apa yang aku tulis sekarang. Dengan gaya tulisanku. Dengan bahasan yang aku tulis. Seenggaknya itu udah memuaskan diri kita sendiri kan? :)

      Lagi-lagi aku setuju sama kamu, Bay. Menulis itu kayak tidur, sejenak lupa dan 'kabur' dari kenyataan. Dan yaaa! Jangan takut jadi diri sendiri saat menulis! Bebaskan diri kita saat menulis!

      Boleh, Bay. Aku malah seneng. Dan aku udah baca juga. Makasih juga, Bay. Atas komen yang selalu nyenengin kayak gini. Huehehehehe.

      Hapus
  6. Eh ngomong-ngomong, dari dulu aku pun sering bertanya-tanya, kenapa ya ngelakuin aktivitas itu enaknya di malam hari? Hampir semua hal, bahkan. Apakah karena faktor cuaca yang adem? Atau karena gak ada kebisingan? Kakak ipar tau kenapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kakak ipaaaar!! Entahlah, adik ipar. Mungkin karena nggak ada kebisingan itu kali ya. Udah pasti sih itu. Kalau ngelakuin aktivitas apapun, memang enaknya pas lagi nggak ada kebisingan yaps. Nah untuk penyebabnya lebih jelasnya, ayo tanya bintang-bintang.......

      Hapus
  7. Artikel yang sangat Bagus dan Bermanfaat.. Update terus dan sukses selalu ya Gan...

    Nonton Movie
    Nonton Film Online
    Bioskop Online
    Nonton Online

    BalasHapus