Bangga Memilikimu, Bekantan

Setelah berkali-kali rencana menyambangi rumah Shela gagal, akhirnya malam Rabu kemaren rencana itu terwujud juga. Aku sama Wilda kesana, tanpa dua personil Shecom lainnya yaitu Nina dan Lelly. Nina katanya lagi sibuk nugas, kalau Lelly nggg gak usah ditanya, udah lama ditelan bumi. Mungkin sibuk bulan madu sama Ridho, pacarnya yang alhamdulillah awet banget sama Lelly itu

Itupun mendadak, sore pas aku lagi bensin, Wilda sms aku ngajakin ke rumah Shela. Dan pas abis maghrib kami kesana. Aku kira bakal ada adegan kami dudukan di KFC Mulawarman sambil ngelahap mocha float sama spaghetti cheese, tapi ternyata kami anteng di rumahnya sampe jam sepuluh. Sampe Mamaku nelponin aku nyuruh cepat pulang. Sampe Wilda nyeret-nyeret aku pergi dari rumah Shela karena takut dimarahin sama Mamaku.

gak kayak cabe-cabean kan?
Malam itu rasanya terlalu singkat buat dihabisin beceritaan sama Shela sama Wilda. Nah jadi kami ngerencanain hari Kamis tanggal 15 kemaren itu buat jalan-jalan. Aku sama Wilda sih pengennya ngemol aja, emang apa lagi sih tujuan jalan-jalan selain itu kalau di kota Samarendah ni, eeeh Shela keukeh gak mau ke mall,

"Ke Tenggarong aja!"


"Giling Shela ni, gak sanggup motorku." bantah Wilda.


"Pake motor Icha aja. Ntar aku ajakkin Gita sama cowoknya biar rame." kata Shela enteng, 


Aku dan Wilda cuma bisa diem. Sebenarnya dalam hati sih sama-sama berucap, "Ke Tenggarong ngapain? Capek di jalan aja perasaan."

Dan akhirnya malah aku sama Wilda yang jalan hari Kamis, Shela ternyata ada tugas kelompok. Kami pun mutusin buat ke KFC PM trus ke Lembus. Di Lembus ketemu Khanso Hamida, keponakanku yang sekarang lagi hobi ngomong "Endaaaaa!!!" setiap ditegur atau jawab "Mbah." setiap ditanyain "Mau kamana?" 


Berbekal restu dari Kak Dayah selakunya emaknya, aku dan Wilda pun ngebawa Khanso mainan di Timezone. Tu anak mukanya datar, ditanyain mau main apa malah nunjuk mainan kayak pukul-pukulan tikus, motor balap, hockey meja. Pas main kereta-keretaan dia tetap pasang muka datar, beda sama anak-anak lain yang heboh dadahin orang-orang yang lagi nontonin atau ketawa riang senyum lebar.







Akhirnya bisa jalan bareng sama Wilda!!!!!!! Aku senang banget udah lama gak jalan sama Wilda sih walaupun gak nonton stand-up comedy kayak dulu. Dan aku lebih senang lagi karena akhirnya aku bisa ceritaan lagi bareng Wilda dan Shela.

Mari kita mundur ke waktu hari Selasa kemaren. Karena inti postingan ini bukan tentang jalan-jalanku hari Kamis kemaren itu sih.

Awalnya aku rada-rada canggung, nontonin Wilda sama Shela aja yang asik beceritaan. Sampe akhirnya aku nanyain Shela tentang kedekatannya sama Rudi.

"Ya ampun Chaaaaa jangan salah paham! Itu aku jadiin dp fotoku sama dia itu cuman buat manas-manasin mantanku. Aku aja udah di-delcont-nya taulah." kata Shela berapi-api.

"Hahaha kalaupun pacaran gin gapapa Shel ay. Loh kenapa dia delcont kamu?"

"Gatau juga tuh! Kayaknya dia suka gitu nah trus gak ku heranin, habis aku juga nganggapnya biasa aja, eh kesal dia, eh digitukannya aku. Haha ada tu nah waktu aku jalan sama dia ke Cendana, aku tanyain dia mau mampir ke tempat Icha kah, eh dia bilang gak mau takut diusir lagi hahaha."

"Hah emang kapan aku pernah ngusir dia?"

"Adaaa waktu kamu cucian baju tu kah dia bilang."

Terlintas adegan aku kalang kabut ke depan rumah datangin Rudi dengan tangan penuh busa sabun dan celana lepis digulung sampe ke lutut.


"Ohahaha oh itu waktu aku lagi cucian piring! Salahnya pang kenapa datang dadakan."

Kami pun langsung ketawaan bareng,

"Aku tu takut taulah kalau kamu tu salah paham Chaaaa. Aku tu gak ada apa-apa sama Rudi. Aku juga gaenak sama Nina, di twitter pas aku mentionan sama Rudi dia nimbul haha."

OH JADI GITUUUUUUU. 

Aku ketawa aja sih, lagian seperti yang aku bilang, kalaupun ternyata mereka pacaran sih gak masalah. 

Kabar kalau Rudi dekat sama Shela itu cukup buat aku kaget. Kenapa gitu nah baru dekat sekarang, kenapa gak dari-dari pas SMP aja pas aku, Nina, Lelly dekat sama Rudi. Aku pikir mereka pacaran, karena pas aku liat di foto mereka berdua mesra gitu haha. 

Sebenarnya aku tau itu pertama kali dari Dina, dia cerita kalau Shela dekat sama Rudi Oh iya, ngomong-ngomong soal Dina, Shela cerita awal pertemuannya sama Dina. Mereka itu satu kelas, nah pas awal masuk kelas tu habis pengabsenan (?), Dina datangin Shela nanya "Kamu temannya Icha kah?" trus dijawabin Shela, "Icha mana?" dijawabin Dina, "Icha teman smp mu." Eeeeehh Shela bilang, "Oh Icha tembem kah?" Astaga Shel udah gak tembem lagi nah tapi untung deh bukan Icha binal. Nah aku tu ketawa dengar itu, kok tumbenan si Dina negur orang duluan, nanya-nanya gitu. Shela juga bilang kalau Dina suka cerita-ceritain kami sering kelahi waktu jaman SMK, hahaha tu anak heh lucu, lucunya juga Dina ada bilang sama Shela kalau aku tu galau mau nonton The Amazing Spiderman 2  atau Marmut Merah Jambu, hhh Dina tu pake cerita-cerita segala kalau aku nelpon dia cerita soal itu~ Trus Dina suka cerita juga tentang aku yang sering cerita tentang Shecom, dan disitu Shela marah sama aku.

"Kamu ceritain bubuhan kita ya Cha? Kenapa aku yang paling jelek Chaaaaaa????"

"Jelek maksudnya?"

"Kamu bilang ke Dina aku suka gonta-ganti pacar, trus kamu bilang lagi aku sama Rudi itu cocok, playboy playgirl. Aaaaaa Icha!!!! Kamu bikin citraku jelek aja!!!!!!"

Wilda spontan nyemburin ketawanya. Gak lama aku nyusul. Shela gak mau ikutan, dia tetap konsisten dengan manyunnya.

"Loh memang bener lok Shel, mantanmu tu banyak! Kalau yang soal Rudi tu yaaa emang bener sih, mirip, cepat akrab sama orang, mantannya banyak---"

"I-iya sih tapi kamu tu jujur betul Cha ay. Kamu emang sering jujur kah sama dia?"

"Iyalah Shel, orang dia teman sebangkuku, semuanya ay kuceritakan."

"Hahahaha tapi emang bener kok Shel, pacarmu banyak, tumben juga sekarang lagi gak ada." sambung Wilda. Kami ngakak lagi.

Shela mendengus, lalu melanjutkan pembicaraannya. 

"Hih Icha ini ay! Maluuuuu aku Cha!!  Aku tu bukan maksud mau ganti-ganti pang! Jangan-jangan kamu cerita ke Zai juga kayak gitu."

"Emang gitu hahaha emang bener kan tapi Shel keliatannya walaupun sebenarnya kamu gak maksud. Ngg iya aku cerita gitu juga sama Zai hahaha. Maaf loh Shel." 

"Iya dah iyaaa, tapi lain kali jangan gitu lagi lah Cha. Eh kamu setahunan ya udah sama dia? Tumben awet kamu Cha hahahahahaha!"

Giliran aku yang mendengus. 

"Gatau juga Shel. Sifat ngambekku aja gatau dah pergi kemana."

Seterusnya aku cerita tentang hubungan pacaran tanpa smsan tiap hariku kecuali kalau dia mau ke rumah atau kami mau jalan, tentang gak pekanya Zai kalau aku ngambek, tentang betapa susahnya dia diajak foto bareng, tentang dia yang gak suka pasang status berpacaran di facebook atau nulis nama pacar di bio karena nganggap itu alay, tentang betapa gak romantisnya dia, tentang intensitas tidur di jalanku yang makin sering dan Zai gak ilfeel tapi malah ketawa, tentang dia yang gak pernah muji aku adanya malah ngolokkin aku dada rata hidung pesek oon mudah percaya, tentang dia gak pernah ngomong tiga kata skaral aku-sayang-kamu ke aku, tentang dia yang gak pernah marah kalau aku lambat balas smsnya atau gak balas sama sekali karena ketiduran, beda sama cowok lain yang sms terus atau nelpon atau marah, dia selalu berpikiran mungkin aku gak ada pulsa, atau ketiduran, tentang dia yang selalu ngancam bakal jual aku ke temannya kalo aku gamau download-in film dan begitu aku ketakutan dia langsung ngakak sambil bilang betapa oonnya aku, tentang waktu aku nangis gara-gara dimarahin Mamaku trus bukannya dia ngibur atau nenangin aku malah diem bahkan nyalahin aku, tentang--- Ah dia itu, terlalu banyak keabsuirdan yang dia kasih ke aku.

"Huahahaha lucu Cha! Jarang ada cowok kayak gitu. Langka Cha langka."

"Kok bisa sih Cha kamu tahan? Biasanya maka kalau sms gak dibalas sudah menghamuk. Kamu kan perajuan Chaaa." Shela menyambung ucapan Wilda.

"Nah ham gatau Shel. Aku aja gak marah pas dia ngebiarin aku nangis. Kesel sih, cuman bentar. Masa cewenya nangis dibiarin aja? Pas aku udah berhenti nangis, dia malah bilang udah berhenti kah, kalau mau nangis lagi sana nah ke pojokkan. Ya ampun Shelllll dimana-mana cowok tu ngibur kek apa kek, eh dia malah gitu. Pas aku bilang gitu ke dia, eh dia malah bilang itu cuma di film, trus nyalahin aku katanya aku yang salah bukannya Mamaku."

Shela sama Wilda ketawa lagi, aku ikutan. Ngetawain betapa anehnya Zai, betapa anehnya aku yang gak bisa ngambek sama dia, ngetawain betapa langkanya dia, langkanya aku yang selama ini baru pertama kali aku gak ngambek digitukan, langkanya... kami. Di balik ketawa itu aku senang, Wilda sama Shela berarti nunjukkin kalau mereka ngedukung aku sama Zai hihihihi *ketawa kijil mata kedip-kedip*

Mulutku gatel buat gak cerita ini ke Zai. Jadi aku cerita ke dia. 

Tanggapannya?

"Temanmu itu buta kah? Perasaan kamu gak berubah deh. Dada tetap rata, hidung tetap pesek, tetap oon, tambah oon. Rambutmu aja paling yang berubah, jadi gak panjang. Itu aja."

"Sifatku nah sifatku!! Dulu aku tu gak kayak gini, merajuku tuh parah tauk!"

"Aaah gak berubah pokoknya. Tetap-tetap aja pokoknya."

"Dasar manusia langka. Kamu dibilangi langka taulah sama Wilda."

"Berarti aku kayak bekantan dong."

"Bekantan?"

"Iya, bekantan sama perawan sama-sama langka. Kalau kamu bilangi aku langka berarti aku bekantan dong, gak mungkin kan perawan."

Aku spontan garuk-garuk kepala trus ngakak. Yang aku tanya itu apa itu bekantan eeeh dijawabinnya malah lain. Eh tapi aku udah tau sekarang,  Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Dan iya eh, beneran udah langka, terancam punah. *habis googling*

Zai itu aneh. Tapi aku suka. Aku bangga. Mudahan selamanya.

You Might Also Like

0 komentar