Si Penggila Seni dan Senin

Aku suka hari Senin.
Meskipun jam pertama diawali dengan Bu Muryati yang mengajar gaje dan hanya numpang ngomel di kelas. Meskipun dilalui dengan upacara yang bikin boring, istirahat yang lama untuk dinanti.. Aku tetap suka hari Senin. Saat Bu Aida berjalan anggun memasuki kelas X AP 2, berkata lantang menjelaskan pelajaran, lalu praktek akting dan teater, saat-saat itulah yang membuatku suka terhadap hari Senin. Yea.., sepertinya aku jatuh cinta pada hari Senin, hari-hari yang biasanya bikin anak sekolah alergi.
Ini  semua terjadi karena pelajaran seni teater letaknya di hari Senin, pada jam paling terakhir. Pelajaran seni teater tuh termasuk pelajaran favoritku, selain Bahasa Inggris. Ekstrakulikuler ku teater, dan aku memang sangat suka akting. Makanya, setiap pelajaran seni teater, aku berusaha untuk tampil maksimal , total, dan berani malu. Di minggu kemaren, aku udah maju buat pengambilan nilai. Astagaaa, namaku tuh dipanggil paling pertama. Untung aja aku bisa menampilkan yang terbaik, meski aku masih merasa itu kuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget.
Untuk pengambilan nilai seni teater, kita diharuskan membuat dua adegan yang berisi dialog. Adegan pertama harus memerankan watak protagonis, yang satunya tuh antagonis. Kita membutuhkan partner/ lawan main demi membantu kita memerankan adegan-adegan tersebut. Kalau aku sih untuk peran protagonis, aku memerankan seorang anak freak dan weird gitu, dengan kacamata super tebal. Jannah dan Dina yang menjadi lawan mainku, tertawa pas ngeliat rambutku yang dikuncir kuda, yang ternyata masih menyisakan buntut panjang di belakang. Jiaaaaaah jadi gak konsen aku pas mereka ketawa. Otomatis dialognya jadi agak hancur. Untung aja Dina langsung mendorongku yang tengah duduk, lalu aku jatoooh ke lantai.. Menimbulkan kesan antagonisnya Dina keluar. Prok prok prok… tepuk tangan membahana.
Di adegan yang kedua, aku berperan sebagai cewe liar pembangkang orangtua. Ivonny didaulat sebagai mamaku yang ceritanya udah tua renta. Kali ini, rasanya aku lebih total memerankannya. Aku puas banget…
 Hedeeeeeeeeehhh.. hari ini banyak eh yang ‘menyewa’ ku untuk membantu memerankan adegan-adegan mereka. Ada Jannah, ada Chintya, ada Dita, ada Ivonny, dan ada Dina. Bubuhan kelas sampe bosan ngeliat aku terus yang maju ke depan. Aku bangga eeh.Ckckckck untuk Dina nih, aku yang bikinkan dialognya. Aku harus sampe menyewa Wahyu untuk membantu Dina dan aku. Aku harus menjadi wanita muda yang tengah hamil, dan Dina jadi ibu-ibu paro baya. Wahyu jadi suami perlente yang sudah lama-lama gak pulang-pulang. Aku jadi istri kedua, tinggal seatap dengan Dina. Gokil-gokil… sekelasan tertawa terbahak pas aku menggandeng tangan Wahyu dengan perut yang membuncit  seolah hamil. Aku menjajalkan dua almamater ke dalam bajuku, sehingga menimbulkan perut buncit hamil gitu. Dina dan wahyu lupa dialog, jadi aku agak bingung eeeh pas endingnya tuh. Tapi gpp, aku udah puas kok bisa ngebantuin dia :D
Hari ini pokoknya menyenangkan deh, aku senang karena di sekolah, aku bisa juga menunjukkan kebolehanku di depan umum. Aku gamau jadi murid pasif. Yang cuma datang, duduk. Trus pulangggg.
Saya si penggila seni, saya si penggila senin, saya si penggila senin.

You Might Also Like

0 komentar