Perempuan Irasional

Selain nggak dapatin pintu maaf yang terbuka lebar atas kesalahan yang diperbuat, nggak nonton film layar lebar juga bikin sedih. Aku nggak nonton Don’t Breathe, film yang bikin aku penasaran. Ngeselinnya, Darma udah nonton. Aku juga nggak nonton Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Padahal pengen liat Abimana pake gigi palsu. Huhuhu.

Tapi toge palsunya Olyvia artis Bigo jauh lebih bikin huhuhu sih. Yang soal operasi toge itu. Bikin aku pengen curhat pake kalimatnya dia. Jadinya, 

“Ini gue nggak nonton bukan karena lagi sakit. Sakit hati nonton sendirian mulu. Bukan. Gue itu nggak nonton karena dompet gue bokek. Noh bokek noh. Nggak keliatan apa? Bokek banget nih. Mampus lu mampus lu tuh. Blenger blenger dah  lu liat dompet gue.”

Huhuhu. Ibarat kayak main game Werewolf di Telegram, peranku sekarang jadi mason. Tugasnya mason dan pengangguran itu sama. Sama-sama harus bisa bertahan hidup.

Tapi sebenarnya aku nggak sedih-sedih banget sih. Banyak juga yang nge-review film Warkop DKI Reborn itu mengecewakan. Kayak review-nya Movienthusiast dan Raditherapy. Trus juga karena aku masih kepikiran sama film Irrational Man. Film keluaran tahun 2015 yang disutradarai Woody Allen. Yang jadi pemeran utamanya itu Joaquin Phoenix. Aktor yang main di film Her. Nggak nyangka aja gitu, soalnya penampilan fisiknya beda kali ini. Dan ada Emma Stone-nya juga.

Theodore si anak pantai. Bukan anak gadget.
Sumber: Google Image

Film ini direkomendasiin Tata dari kapan tau. Film yang bikin Dina bilang dia suka banget sama akting kembaranku, Emma Stone. Film yang bikin aku mikir yang lebih pantas jadi kembarannya Emma Stone itu Tata aja, karena dia tau film ini duluan daripada aku. Huhuhu. 

Dina bilang kalau Irrational Man punya ending yang nggak terduga. Kalau buatku yang baru mulai nontonnya, udah nemuin hal yang nggak terduganya sih. Yaitu Emma Stone putih bangeeeeeeeet! Cantik parah. Madefaka!

Icha Hairunnisa lagi ngelumat permen kapas.
Sumber: Google Image

Film ini bercerita tentang sebatang (karena dia cowok) dosen filsafat bernama Abe Lucas (Joaquin Phoenix) yang baru mengajar di sebuah perguruan tinggi kecil. Di sana dia bertemu dengan sesama dosen bernama Rita Richards (Parkey Possey) dan mahasiswi cantik nan cerdas bernama Jill (Emma Stone, kembar dempetnya aku).

Di film ini Joaquin Phoenix juga memerankan karakter cowok melankolis kayak di film Her. Yang ngebedain, karakter Abe yang dia perankan itu berkharisma. Meskipun rapuh, nggak punya semangat hidup, suram, putus asa, ngerasa nggak berharga, ngerasa hidup gitu-gitu aja, nggak punya tujuan hidup, tapi dia ngebuat Rita dan terutama Jill, jatuh cinta padanya. 

Rita yang sudah bersuami tingkahnya jadi kayak jablay kalau bareng Abe. Sedangkan Jill, udah punya pacar ganteng dan baik hati bernama Roy (Jamie Backley), tapi masih sering ngabisin waktu sama Abe buat berdiskusi soal filsafat. Ujung-ujungnya, rasa kagum Jill ke Abe, berubah jadi cinta. Dia rela main serong sama om-om. 



Tapi Abe udah sering negasin kalau hubungan mereka nggak bisa lebih dari mahasiswi dan dosen yang berteman baik. Abe memilih fokus sama Rita, berharap dengan itu dia bisa nemuin semangat hidupnya lagi. Tapi Jill tetap berusaha ‘nyerahin’ dirinya ke Abe. Berharap bisa membangkitkan gairah Abe buat menikmati hidup.

Di awal-awal film, aku pikir Irrational Man nyeritain tentang hubungan terlarang antara wanita bersuami dan temannya, atau romansa antara mahasiswi dan dosennya. Tapi pemikiranku dirusak oleh adegan Jill dan Abe lagi di kafe. Mereka berdua menguping obrolan wanita beserta teman-temannya. Wanita yang lagi curhat kalau ada hakim yang nggak adil padanya, karena memenangkan hak asuh anaknya ke mantan suami, padahal sang mantan suami nggak memperlakukan anaknya dengan baik. 

Kalimat sang wanita yang, “Aku berharap hakim itu terkena kanker,” menjadikan Abe mikir, “Dia takkan terkena kanker, karena berharap itu tidak akan bekerja. Jika kau ingin dia mati, kau harus mewujudkan itu.” 

Abe mutusin buat ngelakuin rencana pembunuhan hakim itu. Atas dasar ingin ‘menerapkan’ teori filsafatnya ke dunia nyata. Dan kalau dia yang ngebunuh, nggak bakal ada yang ngeduga karena Abe nggak punya motif. 

Demi terwujudnya pembunuhan sempurna, Abe memantau Hakim Spangler setiap harinya. Udah kayak Komo Katakan Putus aja gitu. Abe ngawasin dan ngikutin Hakim Spangler. Ngomong-ngomong soal Komo, katanya dia ngundurin diri ya? Please, kasih tau aku itu apa bener apa enggak, gengs.

Merencanakan dan berhasil mewujudkan pembunuhan, ngebuat Abe jadi punya semangat hidup. Dia bisa bercinta sama Rita, padahal sebelumnya nggak bisa karena ‘susah nancap’. Dan dia bisa ‘membalas’ perasaan Jill padanya. Abe ngerasa akhirnya dia punya semangat hidup lagi. 

Semangat hidup yang irasional. Menciptakan pria irasional.

Dan aku ngerasa makin kembaran sama Emma Stone karena nonton film ini. 

Emma Stone mampu meranin karakter Jill. Si mahasiswi cerdas-cerdas binal. Dengan suara serak-serak ngegemesinnya, mata hijau bulatnya, senyumnya yang genit, kulitnya yang putih bersih, ngebuat aku mikir Jill adalah peran yang lebih binal daripada peran Olivia-nya di film Easy A. Dina berulang-ulang kali bilang kalau Emma Stone itu bitchy di film ini. Memang bitchy sih. Murahan. Murahan dengan cara yang mahal. 

Bukan menggoda dengan fisik, tapi dengan waktu yang selalu ada buat Abe. Ada buat dengerin Abe cerita soal kehidupannya. Karena Jill selalu tertarik dengan orang yang ‘menderita’ dan punya niatan memberikan semangat buat orang itu. Dan Abe yang punya berbagai masalah di hidupnya kayak Ibunya bunuh diri, istrinya selingkuh, sahabatnya meninggal dunia, adalah orang yang menarik buat Jill. 

Aku ngerasa aku bakal ‘sebinal’ itu kalau bisa dekat sama orang yang dikagumi. Terlebih lagi kalau orang itu butuh tempat curhat. Butuh sandaran. Mungkin aku juga bakal seirasional Emma Stone meranin Jill kalau udah jatuh cinta. Dan kalau misalnya aku disuruh buat milih mau hadiah apa di pasar malam, aku juga bakal kayak Emma Stone waktu di pasar malam, adegan di film itu. Milih senter. Golongan darah AB, sob. Sukanya yang anti-mainstream. 

FIX. AKU MEMANG TUKANG NGEBLOG KEMBARAN EMMA STONE. HUAHAHAHAHA.

Please jangan mikir ini postingan suram karena aku dengan pedenya bilang Emma Stone itu kembaranku. Lebih jangan mikir lagi Irrational Man itu film suram, karena filmnya ini ada komedinya gitu kok. Ada adegan yang ngingatin sama kasus Jessica-Mirna juga. Huahaha. Musik yang ngiringin adegan-adegan menegangkannya juga lucu, nggak matching sama adegannya tapi itu yang bikin menarik. Musiknya ceria padahal adegannya suram. Endingnya juga keren, membayar kekecewaanku akan alur ceritanya yang datar dan berjalan lambat. 

Yang paling penting, penampilan Emma Stone itu nggak suram. Bisa aja nampilin ekspresi jelek tapi tetap konsisten cantiknya. Emma Stone memang panutanku!




Cantik yang konsisten. Konsisten yang kayaknya setara dengan blogger konsisten.

Sialnya, aku juga tetap konsisten nyambungin satu film kemana-mana. Kali ini nyambungin ke tiga film, yaitu Requim For A Dream, Flipped, dan Radio Galau FM. Bikin nyambungin atau ngingatin sama Requim For A Dream, karena Abe mirip sama Sara Goldfarb. Tokoh di film depresif itu juga punya tujuan hidup yang irasional, yaitu pengen bisa pake gaun merah favoritnya yang udah nggak muat lagi. Buat tampil di acara tivi favoritnya. 

Lalu ngingatin sama Flipped, karena adanya penggunaan dua sudut pandang dalam satu film. Sebenarnya nggak dua sudut pandang juga, tapi lebih ke penggunaan dua narator. Kalau di Flipped, sudut pandang Bryce Loski ada dan sudut pandang Juli Baker juga ada, lewat adegan. Makanya satu adegan bisa ditampilin dua kali. Kalau di Irrational Man enggak. Cuma sebatas ada Jill jadi narator buat nyeritain adegan dan pemikirannya tentang Abe, ada Abe yang jadi narator buat nyeritain kegelisahan hidupnya dan rasa puasnya habis ngebunuh Hakim Spangler. 

Trus ngingatin sama Radio Galau FM, karena ada scene Jill dan Abe jalan bareng ke pasar malam. Kalau di Radio Galau FM, Felin milih boneka buat jadi hadiah permainan yang dimenangkan Bara. Sedangkan di Irrational Man, Jill milih senter.

Nggak semangatnya Abe dalam ngelakuin apapun dalam hidupnya, bikin aku mikir. Kalau setiap yang kita lakukan dalam hidup ini, harus ada tujuannya. Mau hal itu yang besar, hal yang penting, hal yang remeh temeh. Dan setiap orang punya tujuan yang berbeda-beda. Banyak tujuan yang bisa dijadiin contoh. Tapi aku pake tujuan kecil aja deh.

Contohnya tujuan nonton ke bioskop. Ada orang yang murni mau nonton filmnya. Ada yang karena buat ngabisin waktu. Ada juga yang mau main aplikasi live streaming. Kayak kasus orang ngebigo pas nonton Warkop DKI beberapa hari yang lalu. Tujuan nonton yang irasional.  

Irrational Man seolah ngasih tau, kalau dari awal udah pesimis sama hidup, bakal selalu bertindak irasional dan mengesampingkan moral buat seterusnya. 

Habis ngetik ini, rasanya pengen ngomong depan cermin di kamar, 

"Jangan jadi perempuan irasional ya, Cha."

You Might Also Like

22 komentar

  1. Cha, kalo baca gini mah betah soal film, aku mah sekarang udah jarang pake banget nonton film sebenernya gak ngerti sama film yag dibahas kali ini, belum nonton dan sebelumnya gak tau.
    aih ada Emma stone yang main tah. ahh jadi pingin nonton.

    Ooh lha ternyata kau ini kembar dempetnya Emma tah Cha?? bisa gitu ya Cha.
    Warkop Reborn aku juga belum nonton, tapi masa banyak yang review gitu keknya gak seru ya. hmmm.. dari Prambors, DKI, Millenium, Reborn. yang belum nonton yang Reborn.

    BalasHapus
  2. Selasa besok aku ada rencana nonton Don't Breathe sama Nanda dong~ llalalalalala :p wkwkwk

    Sebatang dosen ya ._. harus sebatang banget ya ya ya Chak?

    Dan yak yak yak, jangan jadi manusia irrasional deh :D

    BalasHapus
  3. Film yang disutradarai Woody Allen. Hmmm, lumayan bikin penasaran. Ini penasarannya beneran, lho. Nggak kayak komen-komen sebelumnya di postingan review film. Pengin tau siapa si Woody Allen (yang katanya idola Radit).

    Oke, Olyvia. Yang ini juga bikin penasaran. Tapi kalo ada akun IG-nya, bolehlah dikasih tau. Males banget buka Bigo. Ketauan mesumnya. Hehehehe.

    Nah, ini maap-maap lagi, nggak nyerempet komen tentang film. :'D

    *kabur naik tamiya*
    *eh nggak jadi*
    *nunggu barengannya*
    *blogger konsisten*

    BalasHapus
  4. Ah.. Don't Breathe, kapan bisa nonton?? Apa aku harus mulai berani kayak kamu Cha, nonton di bioskop sendirian? Pengen nonton tapi temen-temen pada nggak mauu. Kzl.

    Iseng banget ya. Ngebunuh orang hasil nguping obrolan orang lain. Tapi boleh juga. Gak ada motif.

    BalasHapus
  5. gue kurang deng dan kurang bisa mengikuti nih baca postingan lo kali ini ca, karna semua film nya gue ga ada yang gue tonton satu pun :(

    tapi ko gue jadi pengen nonton irrational man yaa,, gegaara gue suka aktornya sih haha, tp gue ga berdaya nih,,,,,ga bia donlot ataupun streaming :(

    BalasHapus
  6. Kirain si woody allen udh mninggal, pas baca ini eh trnyata dia msih mnyutradarain film dn msih idup ya cha'? Gw knal woody allen dri film2nya zman dlu, gk trlalu sring sih gw nnton filmnya, tpi gnrenya psti ada komedi2nya gtu.

    Itu kok malah "sebatang" sih -_- kyak kayu aja. Knapa gk skalian "seekor" aja cha'? Haha. Klo prempuan emngnya apa cha'? "Seliang"? Haha.

    Gk msuk akal jga sih pmikirannya si babe ini. Msa sih cuma mau ngebuktiim teori filsafatnya pke mmbunuh hakim sgala? Niat bnget.

    Gw jdi pnasaran endingnya kyak gmana? Apakah si babe ini suka juga sma jill? Atau dia mlah mmbunuh lagi buat mmbuktiin klo teorinya tntang hbungannya dngan jill hanya sbatas mhasiswi dngan dosen.

    Bdw, emma stone mau juga ya sama om2.

    BalasHapus
  7. Waduy. Icha bener-bener mengaitkan segala Emma Gemstone jadi dirinya. Janganlah. Gila aja kalo hidup mengesampingkan (apalagi gak punya) moral. :(

    BalasHapus
  8. review Icha pasti ada gaya khas Icha banget! Selalu suka dengan review Icha, karena Icha pasti mereview dengan menggabungkan film-film lain yang memiliki cerita hampir sama dengan film yang sedang dibahas. Asik banget dah! coba kita selokasi cha, dikit-dikit aku minta film hehe

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Edisi dosen bingung dengan cintanya. Ih apalah apalah dosennya melankolis.
    "Blenger blenger dah liat dompet gue" HAHAHAHA YAARABB TEH BELUM AKHIR BULAN JUGA :( toge yang buat dimakan kan ya Teh?
    Itu si Jill main soreng, eh serong maksudnya gimana sih? :(

    Iya Teh, Komo ngundurin diri dari KP. Awalnya karena tim-nya susah ngerti sama pendapat Komo, dan lebih milih pendapatnya Gigi. Komo kontra, Gigi pro sama klien. Itu pas di episode sebelum Komo cuma bilang kayak kesel bilang ngundurin diri.
    Besoknya, Komo tuh kayak ada masalah terus dia cerita sama salah satu orang tim KP katanya mau resign. Dia juga pas pengantaian nggak ikut sama Gigi dan klien. Endingnya... Ya gitu. Streaming di YT aja Teh. Sedih pokoknya :( tapi tadi nonton lagi Komo batalin da resign-nya hehe

    Penasaran sih sama filmnya. Pengen tau susah nancap maksud Teh Cha itu apa.

    BalasHapus
  12. Kira-kira... Emma Stone merasa jijik gak ya dikembar-kembarin sama kamu? :/

    BalasHapus
  13. Apaan makin ngaku2 kembarannya ema stone. Hih.

    Hmm jadi di film ini makin membuktikan kalo wanita itu penggoda ya. Orang lagi gak ada semangat hidup dijadikan kesempatan buat ena ena. Gak dosen gak mahasiswinya sama aja modusnya.

    KOMO RESIGN!!! </3

    BalasHapus
  14. Ah aku mah kalau baca tulisannya icha pas ngereview film selalu suka... karna ada referensi film banyak sekaligus haha

    Btw emma stone itu kayaknya kembaranku jg deh ?
    *ngaku ngakuuuuuuu*

    BalasHapus
  15. Huahahahahahaaaha bener-bener yaa kembarannya emma stone. Putihnya, cantiknya, binalnya. HAHAHAAAA
    Tapi kamu nggak main serong sama om-om kan cha? :'D jangan yaaa.

    Komo resign dr katakan putus kayanya cuma settingan aja sih cha. Kayanya sih. Aku sotoy banget wkwkwkw

    Aku setuju pake banged. Hidup harus punya tujuan, baik itu hal kecil maupun hal yang besar. Semuanya harus terplanning dengan baik.

    BalasHapus
  16. Tapi herannya peran cowok barat di film romantic banyak yang udah beruban ya cha, mungkin di sana makin tua makin jadi eakkkk
    Jadi kamu berhasil memerankan jill ya cha, uhuk maksudnya emma stone wwkkwkwk

    Cha blog kamu sukses bikin aku ikut ikutan bikin blog khusus review film suwer wkwkkw, tapi baru 1 sih postinganku tentang the mechanic 2
    Betewe abimana paling mirip ya dibandingin vino apalagi tora di warkop reborn gegeggegekk

    BalasHapus
  17. Jadi ngebayangin gigi palsunya.. eehh...

    Murahan dengan cara yang mahal?? Hmm bolehlah..

    Aku kagum sama Emma kalo main totalitas!! Huhh..

    Cha, aku setuju sama Wulan. Tapi jangan sampai main serong sama Om Om ya.. hahahaha

    BalasHapus
  18. "Cantik yang konsisten. Konsisten yang kayaknya setara dengan blogger konsisten." Ada kalimat sakral. Boom!!!

    Gue seneng sama review kali ini karena ada film yang udah gue tonton. Dari kemaren, filmnya bukan genre gue dan kebanyakan film relatednya jarang gue tonton (lebih tepatnya belum pgn nonton begituan ((begituan)) hahaha).

    Gue setuju sama lo cha. Di Film ini itu, emang ngajarin soal kalo udah pesimis sama urusan hidup, bakal gampang jari IRasional.

    Tapi, gue seneng ada part di mana hidup emang suka lucu aja. Gadis beli masih doyan aja digoyang sama om-om. Itu keknya seru kalo dijadikan film sendiri. :D

    And, bener banget. Di Radio Galau FM gue baru sadar punya related yang bagus sama ini Film. Bisa gitu, ya cha. Lo nemuin si felin milih boneka dan di film ini milih senter. Fix.. Suka sama post ini. :)

    BalasHapus
  19. Tanpa mengurangi rasa hormat beserta kesadaran diri yang penuh tanggungjawab,sebenarnya kembarannya Emma Stone itu saya. Hanya beda sedikit pada bagian gender dan nasib. Itu saja.

    BalasHapus
  20. Review film yang dekat dengan pembaca. Nggak aneh-aneh, yang penting bisa bikin yang baca penssaran sama filmnya dan mencari filmnya dengan diam-diam menontonnya sendiri. Wk.

    BalasHapus
  21. Sayangnya saya juga belum liat Warkop DKI Reborn nih.

    Memang benar Cha, setiap yang kita jalani di dalam hidup ini mesti ada tujuannya, walau hal sekecil apapun juga.. Biar hidupnya nggak irasional lagi deh.

    BalasHapus