Naik kelas Naik Pangkat?

Sudah lama rasanya aku gak berkunjung di laman blogku ini. Banyak yang terjadi di minggu-minggu ini.. Well, I know, setiap orang mengalami masalah dalam hidupnya.

Yang jadi masalahku saat ini, MULAI  DARI MANA AKU MEMULAI PARAGRAF POSTINGAN BLOG KU INI?? MULAI DARI PENGALAMAN SEHARI-HARIKU KAH, SAKIT HATIKU KAH, KECEROBOHANKU KAH, DIAGNOSAKU AKAN KEHIDUPANKU MENDATANG KAH, ATAU NGEGOSIPIN ARTIS ARTIS TERNAMA SEPERTI RIHANNA, JUSTIN BIEBER, DAN DEWI PERSIK YANG SEBENTAR LAGI AKAN OPERASI SELAPUT DARA? Aaarggghhhh.  Sebuah pertanyaan bodoh, yang timbul akibat lamanya aku mengendap di kamar tanpa bercinta dengan laptop  pink kesayanganku ini, sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan bernama ‘POST BLOG’.

Yeah, hari ini tepat seminggu lebih tiga hari, liburan kenaikan kelas. Ga terasa aku udah kelas XI.
Sempat speechless dengan ‘naik pangkat’ ini.
Wow, aku sudah kelas dua. Wow, aku jadi kakak kelas. Wow, ga ada lagi yang namanya takut ke kantin. Wow,  saatnya merajalela di area sekolah. Wow, para adik kelas akan jadi santapanku….

Eitts, tunggu, ADIK KELAS? JADI SANTAPAN? Sudah jadi rahasia umum, kalau kakak kelas punya porsi berkuasa lebih besar dibandingkan adik kelas. Saat MOS (Masa Orientasi Sekolah) sedang hangat-hangatnya berlangsung,sang kakak kelas akan menajamkan matanya, mencari sosok adik kelas yang terlihat belagu, ber-style bagus, dan tentu saja cantik. Lantas, sang kakak kelas itu beserta gankster-nya datang menyambangi kelas sang adik kelas tersebut. Makin banyak bicara, makin tipis juga kemungkinan anak itu untuk lolos dari jerat kakak kelas itu. Ya syukur-syukur kalau tiba-tiba bel sekolah berdentang hendak menyudahi perkelahian itu, atau mendadak datang guru BK yang menghadang gerombolan rusuh itu. Jadi ya terselamatkan deh nyawa adik kelas itu.

Kejadian seperti acapkali aku lihat, dan aku alamin juga.Aku pernah berada di posisi dan di waktu pelabrakan yang persis seperti deskripsi di atas. Bukan, bukan aku yang melabrak. Aku terlalu lemot dan lembek untuk melabrak adik kelas yang menurutku ga punya salah sama aku. Waktu kejadian labrak melabrak itu tengah berlangsung, aku menjadi penonton setia,yang sekali kali meringis ketika lontaran kebun binatang menggema. Sungguh sebuah tontonan yang menarik dan langka, pikirku waktu itu.

Biasanya sih, kakak-kakak kelas pelabrak itu adalah cewe-cewe (jarang banget cowo-cowo ngelabrak adik kelas, kecuali kalau emang masalahnya genting banget) yang tajir, terkenal, tersohor, model, anak cheers, anak konglomerat, atau si fashionable. Mereka suka terlihat bergentayangan di seputaran lapangan, kantin, pojok pojok kelas, dengan kaki menggantung mata cekung menghitam rambut tergerai kusut masai panjang. Lah, kuntilanak dong?

Kakak-kakak kelas ini ga suka kalau ada adik kelas yang melampaui mereka. Hati mereka akan memanas jika ada sekelompok cowo-cowo teman sekelas mereka yang menggoda adik kelas tu.Apalagi kalau adik kelas itu pintar, cerdas, pokoknya bikin kakak-kakak kelas itu sensi bin keki. Ya, bisa dikatakan pelabrakan itu bermula dari rasa dengki. Cara melampiaskan kedengkiannya dimulai dengan datang ke kelas adik kelas itu, meneriakkan namanya (biasanya dikasih embel-embel pedas mengolok di belakang nama adik kelas itu), melabrak sampai puas, mengatai adik kelas itu dengan caci maki, makin banyak yang datang untuk menonton aksi mereka, makin jadi juga mereka.

I think, tiap tahun tak pernah terlewatkan oleh ajang ini. Seolah jadi acara rutin tahunan. Sebenarnya apa sih yang 'mereka' cari lewat cara yang bisa dibilang kriminalitas di sekolah itu? Kepuasan? Ketenaran?
Tak sepenuhnya juga sih salah sang kakak kelasnya. Kadang kakak kelas mengambil tindakan ini karena adiknya kelasnya yang memang keterlaluan, misalnya tuh adik kelas keganjenan sok dekat-dekat gitu, sok cari perhatian, bari muar. Bagiku ya pantas aja adik kelas itu dilabrak, ibaratnya ditegur gitu. Tapi mungkin caranya yang berlebihan?

Pelabrakan ga selamanya mendatangkan malapetaka buat adik kelas. Setelah dia dilabrak, biasanya dia akan terkenal keesokan harinya. Para penghuni sekolah berbaondong-bondong datang ke kelasnya dengan rasa penasaran berkecamuk di dada. Siapa yang benar siapa yang salah, sama saja di mata mereka. Kejadian itu sudah terlanjur dicap jelek dan menarik perhatian. Jadi terkenal secara instan. Enak ya?

Ah ga enak ah. Menyakiti raga dan jiwa orang yang ga tau apa-apa itu enak?

Ya, kalau bagi yang terpuaskan.Kalau bagi yang tersakiti?

Tapi aku harap, budaya labrak melabrak itu  tak lestari lagi.

#postingangaje

You Might Also Like

0 komentar