Anomanisa: Ketika Kerasukan Tukang PHP yang Pembosan

“Kamu pernah ngerasa bosen nggak sama seseorang yang pernah kamu suka sebelumnya?”

Pertanyaan itu diajukan Tommy Surya Pradana, di postingan ngebaperin film Anomalisa beberapa waktu yang lalu di blog distopiana.com miliknya. 

Dengan baper tingkat tinggi, aku ngejawab pertanyaan itu sekalian curhat di SINI. Dan aku nggak nyangka Tommy menanggapi kebaperanku itu dengan positif. Nggak nyangkanya sama kayak Dian Hendrianto itu ternyata cowok dan Syarifatul Adibah itu ternyata cewek.

Dan awalnya aku juga nggak nyangka waktu Tommy ngajakin baperin film. Dalam pikiranku....

INI AKU BAHAS APA SAMA DIA, ANJIR? 

Untuk blogger kayak dia yang total kalau bahas film, pasti bahasannya nggak jauh dari teknis filmnya. Aku udah mikir kalau aku bakal cengo banget. Pasti dia yang kebanyakan nanya, trus mau nggak mau aku bakal ngejawab pertanyaannya dengan, 

“Ya-ya gitu deh. Kayak yang kamu bilang, aku setuju aja. Hehe. He. He.”

“Oh iya, ada istilah film mockumentary ya? Haha lucu ya. Aku jadi ingat lagu Eminem yang judulnya Mockingbird. Eh kamu suka Eminem juga kan, Tom? Tom? Heeei?!”

“Tom! Cukup bahasnya, aku pusing! Shut up and fuck me!"

Tapi ternyata Tommy orangnya asik banget. Luwes dan woles kayak tisu basah. Nggak kaku kayak titit yang habis dipakein tisu magic. Film yang kami bahas juga dibaperin habis-habisan. Dan kesimpulan yang dia buat adalah,

“Kesimpulan dari aku: Pen + Apple = Apple Pen.”

Sungguh kesimpulan yang bajingak. Ya walaupun habis itu dia langsung ngeralat kesimpulan itu dengan ngasih kesimpulan yang panjang.

Pilihan film dari Tommy juga nggak disangka. Dia memilih Anomalisa sebagai film yang dibaperin bareng. Film animasi stop motion keluaran tahun 2015.


Sumber: Google Image

Nggak nyangka ternyata Anomalisa bukan film animasi stop motion biasa. Karena ada adegan dewasanya. Tidak disarankan ditonton bersama anak, tapi bisa ditonton sebagai panduan bikin anak.

Bercerita tentang Michael Stone (disuarakan oleh David Thewliss), seorang penulis buku tentang pelayanan pelanggan yang sedang melakukan perjalanan ke Cincinnati, dalam rangka menghadiri seminar yang berhubungan dengan bukunya. Di sepanjang perjalanan, kita disuguhi muka lelah Michael dan suara-suara orang di sekitarnya yang sama padahal beda-beda orang. Mau cowok, mau cewek, mau anak kecil. Suaranya cowok gitu. Hal itu menggambarkan Michael bosen sama hidupnya, sehingga siapapun di sekitarnya terdengar sama aja.

Sesampainya di hotel tempat dia menginap, Michael bertemu dengan Lisa (disuarakan oleh Jennifer Jason Leigh), perempuan penggemar Michael. Suara Lisa terdengar selayaknya suara seorang perempuan. Lembut, anggun, dan menggairahkan kalau mendesah. Beda dari yang selama ini dia dengar, yaitu kayak suara bapak-bapak kuli bangunan. Michael pun ngerasa Lisa bisa membuat hidupnya lebih berarti lagi.

Memulai ena-ena. Sumber: distopiana.com

Sumpah, aku suka film ini. Hal aneh untuk seorang Icha yang nggak suka film animasi. Film ini sukses bikin aku jatuh cinta karena keanehan dan keabsurdannya. Alasan yang sama pas aku jatuh cinta sama film Eternal Sunshine of Spotless Mind. Dan ternyata, Anomalisa dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind dikangkangi oleh orang yang sama, yaitu Charlie Kaufman. Di Anomalisa, Charlie Kaufman sebagai sutradara. Dan di Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Charlie Kaufman sebagai penulis naskah. Bajingseng!

Lebih bajingsengnya lagi, aku nggak puas sama ending-nya. Pertanyaan “Ada apa dengan Michael?” masih menggelendoti pikiranku layaknya Amanda Seyfried yang gelendotan di lengan kekar Channing Tatum di film Dear John.

Walaupun sebenarnya aku dan Tommy udah dapat kesimpulan, kalau Michael adalah tukang PHP yang nggak puas sama hidupnya, jadinya ngerasa nggak bahagia. Padahal aku pikir Michael adalah pria kesepian yang hidupnya memang nggak bahagia karena banyak masalah. Tapi ternyata enggak. Bukunya laku keras. Udah menikah. Terpelajar. Punya karir bagus. Tapi dia ngerasa hidupnya nggak bahagia.

Kisah hidup Michael juga bukan sekedar tentang pria yang bosan hidup tiba-tiba ketemu wanita yang berbeda dari yang lain trus ngerasa bersemangat hidup lagi. Ternyata nggak sesederhana itu. Lisa yang dia kira adalah cinta sejatinya pun, ternyata….

Ngebuat aku mikir, tukang PHP itu rumit. Kita nggak bisa dengan mudahnya bilang kalau tukang PHP itu orang yang jahat. Pada kasus Michael, tukang PHP digambarkan sebagai orang yang nggak bisa konsisten sama perasaannya sendiri. Tukang PHP nggak hanya membuat korbannya susah, tapi juga dirinya sendiri. 

Terlihat di adegan Michael terbayang Bella, (perempuan yang dulu pernah dekat sama dia, atau mantannya, entahlah) lagi marah-marah karena dipehapein. Michael merasa dihantui oleh Bella. Atau lebih tepatnya, merasa dihantui rasa bersalahnya ke Bella.

Michael disemprot mantan. Sumber: Google Image

Nggak semua, atau mungkin memang tukang PHP bisa jadi tukang PHP bukan karena dari awal mau memberi harapan palsu. Bisa jadi niat awalnya memang mau serius. Tapi karena dia nggak bisa tegas sama dirinya sendiri, terlalu mengejar kesempurnaan, nggak bisa menerima kekurangan kecil pasangan kayak Michael yang nggak bisa nerima kebiasaan Lisa yang suka makan sambil ngomong. Yaudah, dia milih pergi sebelum semuanya terlambat. Lalu dicap sebagai tukang PHP.

Kalau kata Tommy, Anomalisa mengajak kita untuk mengerti sebenarnya apa yang si manusia PHP rasakan. Dia juga bilang kalau Michael adalah Summer Finn-nya 500 Days of Summer versi cowok. Kalau aku boleh bilang, Lisa adalah Tommy Surya Pradana versi cewek. 

Eh maksudnya, Tom Hansen versi cewek.

Tapi beda sama 500 Days of Summer di mana Summer terlihat sebagai tukang PHP yang kejam, Anomalisa memperlihatkan Michael sebagai tukang PHP yang patut dikasihani. Kasihan aja, dia capek sama perasaannya yang nggak konsisten itu. Terkadang tukang PHP perlu dipahami. Dipahami bahwa menjadi tukang PHP ternyata lebih menyedihkan daripada jadi yang dipehapein.

Salah satu muka menyedihkannya Michael si tukang PHP bajingak.
Sumber: Google Image

Menyedihkan juga ketika jawaban dari pertanyaan Tommy di atas, punya jawaban lain dari yang aku jawab di blog Tommy. Aku ngebayangin kalau pertanyaan itu dimodifikasi sedikit, trus jadinya, 

“Kamu pernah ngerasa bosen nggak sama hal yang pernah kamu suka sebelumnya?”

Dengan mantap soul aku bakal jawab, 

“YHA! Sekarang bosennya!”

Ya, akhir-akhir ini aku ngerasa bosan sama hal yang aku sukai, yaitu nulis. Aku nggak seantusias biasanya. Aku juga memberi harapan. Memberi janji. Ke diriku sendiri. Misalnya janji mau maraton nonton film pas malam, eh malah ketiduran. Janji mau ngelarin beberapa draf tulisan, nggak dikelarin juga. Janji mau…

Huufh. Udah terjadi semingguan lebih ini. Intinya aku lagi bosan nulis. Aku pehapein diriku sendiri, dan mungkin juga orang lain. Tulisan ini aja dari kapan tau, baru aku posting sekarang. Aku kayak nggak semangat. Aku nggak bergairah. Aku tau aku mau nulis apa, tapi nggak tau kenapa rasanya malas banget. Kayak ada hal yang memberatkan pikiranku. Padahal hidupku baik-baik aja. Biarpun ada masalah, aku juga nggak bisa mengkambinghitamkan masalahku itu sebagai alasan aku malas nulis. Justru kita bisa menulis karena punya masalah kan? Karena punya keresahan, yang sering kita manfaatkan sebagai ide nulis. 

Dan karena rasa bosanku ini, hidupku jadi nggak tenang. Semuanya terlihat salah dan sama aja. Nggak ada yang menarik. Aku juga ngerasa bersalah.

Aku ngerasa sekarang aku jadi Michael. 

Selain ada apa dengan Michael, ada apa denganku? Ini aku lagi kerasukan Michael apa gimana?

Pengen rasanya teriakin diriku sendiri sampe eargasme dengan kalimat, 

"ADA APA DENGANMU, ICHAAA? NISAAAA? ANOMANISAAAA?!"

Huufh. 

Apa karena aku lagi kena ‘penyakit’ keren para penulis, yaitu writer’s block

Apa karena aku kurang baca buku, mengingat udah lama banget aku udah nggak pernah beli buku lagi? 

Apa karena aku udah jarang nonton ke bioskop dan melakukan hal-hal menyenangkan di luar rumah? 

Apa karena ini saatnya aku harus mengikuti saran Yogaesce, yaitu mengganti nama menjadi Icha Khalifa? Seolah-olah aku adalah adiknya Mia Khalifa?

Sampe diedit gini sama Yogaesce. Kan bajingak! :((((

Ah. Entahlah. Yang jelas aku nggak boleh kayak gini terus. Aku nggak boleh melewatkan banyak hari dengan rasa bosan bajingakku yang entah kenapa ini. Dan aku harus meresapi apa yang dikatakan Michael, 

“Our time is limited, we forget that.”  

Yha, Michael. Yha.

You Might Also Like

38 komentar

  1. Film animasi tapi ceritanya keren gitu, belum nonton, baru baca cerita dari sini aja udah keren tuh film. Di PHP in itu syedih, ternyata jadi tukang PHP bisa lebih menyedihkan ya.

    Aku juga lagi bosen nulis, bahkan udah sebulan lebih. Postingan di blog aja tulisanya ngasal gitu.
    Biasanya baca tulisanmu ketawa Cha, tapi yang ini kagak, jadi ikut merasakan. dan ternyata aku juga merasakan bosen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang keren, Di. Aku suka sama ide ceritanya. Dan baru ngeh kalau filmnya tentang tukang PHP itu sebenarnya gara-gara Tommy. Sebelumnya ngira kalau itu tentang cowok bosen hidup doang. Hahahha. Huhuhuhu.

      Nah! Kita samaan. Hahaha. Eh tapi kamu beneran udah sebulan? Lama juga ya, Di :(

      Hahahaha. Iya nih. Review baper kali ini bikin baper ya. :'D

      Hapus
  2. Anomanisa HAHAHA keren judulnya! Makasih banyak ya Icha udah mau ngebaperin film bareng aku, it was such a pleasure! Tulisanmu, seperti biasa, menggugah iman dan menggoyangkan akidah hhhhhh~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. ternyata Anomanisa itu keren ya Makasih, Tom! Nggak mau kalah keren sama judul post kamu yang Modus Anomalisa. :p

      Sama-sama~ Aku senang bisa baperin film sama panutanku. Ceilah. Panutan. Eh tapi bajingak. Menggoyangkan akidah itu apa pulaaaaaaa, Tom :(

      Hapus
  3. Film animasi tapi kelam ya? Kayak 5cm/s. Tontonlah itu, bajingak.

    Eh, saya juga udah susah nulis nih. Mungkin emang karena jarang baca buku sih. Atau kita memang punya masalah dan keresahan yang nggak sepatutnya dituliskan. You know lah. Kita nggak bisa selamanya jujur menuliskan apa yang kita rasakan. Pamer penderitaan. Mengeluhkan kebagusan rupa. KITA BUKAN AKBAR YOGA!

    Jadi, luangkanlah waktu untuk baca buku. Bukan menunggu waktu luang untuk baca buku. Baca al-Qur'an juga jangan lupa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. YHA. Seperti biasa, aku menyukai film-film kelam. Film 5cm/s unik tuh judulnya. Makasih ya, bajingak.

      Anjir. Aku udah baca serius, prihatin sama penyakit susah nulis yang mewabah, taunya ujungnya ada nama Akbar Yoga. Langsung ngakak! Gitu amat ya, Bang? Kalau rindu pengen sekamar sama Yoga lagi? MHUAHAHAHA.

      Dan aku sering sekali menunggu waktu luang untuk baca buku juga baca al-Qur'an. :( Selama ini sering baca pikiran orang lain aja, alias nebak-nebak dengan pemikiran negatif. Melankolis. Huhuhu. :(

      Hapus
  4. Pertama, disini apa cuman saya yang membaca kalimat "Bukunya laku keras. Udah menikah. Terpelajar. Punya karir bagus." sambil membayangkan sebuah iklan?

    Kedua, Spertinya saya juga sdah membaca tulisan ini wktu kmu share di group wwf cha'. Tpi itu versi tulisannya Tommy. Dan tulisan ini sama dengan filmnya. Mesum.

    Ketiga, Stop motion itu yang kayak animasi versi shaun the sheep ya cha'? kok film anomalisa ini dibikin versi animasi stop motion sih cha'? apa alasan nya? padahal dari yg saya baca, film ini sperti film drama. Kenapa tidak dijadikan film realitas saja?

    Keempat, Kmu mulai jenuh nulisnya dan saya sudah nggk tau mau nyemangatin nya dengan cara apa. Akhir2 ini saya juga mulai nggk punya bnyak waktu buat nulis. Nggk bosan sih, cuman ngga tau mau nulis apa. Smoga saja kita smua diberi pencerahan ya cha'...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iklan facialwash itu ya? bahahha.
      iya bukan?
      kalo iya, kita samaan. tos!

      Hapus
    2. Yeah. Akhirnya kita samaan juga... :))

      Hapus
    3. Pertama, aku pengen teriak, "REEEEEEEY!!!!! KAMU ITU PEKA BANGET YA?! AAAAAAK!!!!!" Aselik aku senang kamu peka sama jokes (itu bisa dibilang jokes nggak sih?) itu. Iya, Rey. Aku memang sengaja ngetik kayak gitu biar yang baca pada ngebayangin iklan produk kecantikan wanita. Padahal mau dijelasin sih, mau dimasukin kalimat "Nikah atau S2" juga. Tapi nggak jadi karena bingung. Takut garing juga. Hahaha.

      Kedua, aku senang karena ternyata kamu baca tulisan Tommy yang aku share di grup WWF. Makasih ya, Rey. Dan kalimat kamu yang "Tulisan ini sama dengan filmnya. Mesum," itu.... makasih juga ya. Huhuhuhuhu.

      Ketiga. Nah, aku juga kurang tau, Rey. Tapi mirip-mirip sih. Trus untuk alasannya, entahlah. Sempat disinggung sedikit juga sama Tommy. Hmm mungkin kalau dibikin dalam bentuk film realita bukan animasi, nggak bisa nampilin adegan suara semua orang terdengar sama. Nggak bisa nampilin suara Lisa doang yang beda. Mungkin. Atau Charlie Kaufman mau bereksperimen dengan film animasi. Menganomalikan pandangan orang terhadap film animasi. Entahlah.

      Keempat, iya bener. Aku jenuh nulis, Rey. Aku butuh hal baru mungkin. Entahlah. Aamiin. Semoga pencerahan datang pada kita semua. Rey sibuk kuliah ya? Semangat ya, Rey. Jadilah mahasiswa dan ayam kampus yang berguna bagi nusa dan bangsa! :)

      Hapus
  5. Nah, bener kata Bang Haris. Al Quran juga jangan lupa dibaca.

    Lho, padahal baru kemarin ganti domain jadi TLD, malah malas nulis. Ayo, semangat lagi. Baca-baca TTS juga lumayan nolong balikin semangat. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. Iya, Rob. Biar hati tenang, ya.

      Nah itu dia. Aneh sekali bukan?

      Huahahaha. Buat ngasah otak juga. Btw di Samarinda udah jarang liat buku TTS deh. Apa meman sekarang buku TTS langka ya? Qucedila :(

      Hapus
  6. Ha ha ha jenis kelamin Dian sama Adibah dibahas. Itu memang misteri yang sulit dijelaskan oleh nalar dan sains ya...

    Aku suka banget opini kamu yang ini Cha, "Nggak semua, atau mungkin memang tukang PHP bisa jadi tukang PHP bukan karena dari awal mau memberi harapan palsu......" Kepikiran aja kamu. Bukannya mau sok playboy atau apa, tapi aku (juga beberapa temen yang kukenal) pernah ngalamin ada di posisi itu. Icha fantastis.

    Wadaw pokoknya keren lah review-baper kamu kali ini. Oiya, aku dukung saran si Yogaesce. Segera bertransformasilah kau menjadi Icha Khalifa! Ha ha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bajingak. Nalar dan sains! Bahahahaha. Jenis kelamin mereka memang menjadi misteri yang sulit dipecahkan ya, Agia.

      Wah. Makasih yaaaa. Opini sotoy kayak gitu ternyata pernah ada yang ngalamin juga. Ya, tukang PHP juga manusia. Bukan iblis, setan, dajjal atau apa. Intinya nggak selamanya orang jahat. Ya kayak Agia gini. Orang baik.

      Makasih makasih. Tapi nggak makasih sama dukungannya! HUHUHUHUHU.

      Hapus
  7. kalo jenis kelamin dian sama dibah emang sulit dijelaskan ya :|

    woghhh sekalinya ini film animasi toh. Kalo liat covernya dari jauh gak keliatan kalo animasi, makanya pas kamu main 30days challenge yang day ke berapa itu soal film animasi, kamu jawab pake film ini. Kupikir icha khalifa nak samarinda seberang ini gak ngerti bahasa inggris, taunya emang animasi :'))

    kalo diliat2 animasinya mirip animasi cerita nabi yang tayang tiap puasa gak sih? kok rada mirip ya, kayak tanah liat gitu kan ya... :'))

    udah, ganti persona jadi icha khalifa aja biar makin total dan merusak moral anak SMP lagi, kalo bisa anak SD \O/

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh itu moral anak SMP yang mana yang dirusakin???............hemmmmm...

      Hapus
    2. Iya. Perlu dibuatkan tutorialnya nih, Yog. Mungkin kamu dan anggota WPS lain yang mau fokus SEO bisa buatin tutorialnya kali ya.

      BAJINGAK! Aselik aku kesel bacanya. Nggak segitunya kali, Yog. Anak Samarinda nggak sebego ituuuuuuu! :(((

      Nah iya bener kayak tanah liat gitu. Iya ya. Aku juga baru ngeh mirip sama yang tayang pas puasa :D

      ANAK SD PALKONLU PECAH KETUBAN!!!!!!!!!!!!!

      Hapus
  8. itu film kek pake lilin yang dirangkai jadi kayak orang gitu ya, yang dulu kalo taun 2000+ an itu warna warni, ini film udah muncul kah, gue sebagai pengumpul film pengen download, ga mau ketinggalan nntnnyaa aaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya. Clay gitu sebutannya. Anomalisa ini film 2015.

      Wah Penikmat Musik ini ternyata penikmat film juga ya :D

      Hapus
  9. Membaca tulisanmu ini yang penikmat dan pecinta film serta menghubung-hubungkannya dengan film lainnya menambah pengetahuanku tantang perfilman. Dan ternyata orang yang ngePHPin lebih menyedihkan dari yang diPHPin.. hmm kesian juga.. ckckckk

    Aku juga merasakan hal yang sama.. akhir akhir ini akibat terlalu menyibukkan diri jadi males nulis. Kalo capek juga jadi males mikir, duh ya Allah.. Jadi curhat sshh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. Baguslah kalau bisa menambah pengetahuan soal film, Rum. Iya bener menurutku gitu sih. Jadi kalau dipehapein, nggak perlu sedih berlarut-larut :"D

      Nah tooosss! Akhir-akhir ini aku juga menyibukkan diri dengan kerjaan juga sih. Mungkin karena itu jadi capek trus malas mikir. Kita samaaaa~

      Hapus
  10. AnoMANIsa. Kok gue fokusnya malah ke kata mani? :))

    Duh, syukurnya gue nggak suka memberi harapan-harapan gitu. Takut nyakitin orang euy. Bener tuh kata Haris dan Robby, Alquran jangan lupa dibaca. Blog gue apalagi. Wajib tuh dibaca. Wuahaha. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dasar Yoga bajingan tengik! Selalu ada celah untuk mesum!

      Iya. Bersyukurlah nggak kayak aku yang hidupnya nggak tenang. :(

      Bijingek. Selalu ada celah untuk promosi blog. Huuu dasaaaaar! :(

      Hapus
  11. belom pernah ngasih harapan tapi sering dikasih harapan, makanya kadang suka baper, itu dunlud dimana filmnya :p

    animasinya kayak shaun the sheep kayaknya cha? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu Lisa banget sih~ Hahahaha. Dunlut di lk21 sih aku :D

      Nggg... iya mirip-mirip gitu, Erwin :D

      Hapus
  12. Selain stop-motion, film jenis ini juga disebut claymation (clay animation) makanya kata Yoga di atas mirip tanah liat. Sama kayak Mary & Max, film claymation yang ceritanya bikin patah hati. AKu kemarin nontonnya karena rekomendasi dari Kang Agia. Maaf, tak sepatutnya aku menyebut nama itu. Huh.

    Udah donlot film ini nih, nonton skimming dikit, terus terpana saat pause pas adegan ranjang. Astagfirullah. Akhirnya aku tunda nontonnya, karena lebih memilih nonton film religi berjudul Nymphomaniac Vol. 1.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah. Dapat pengetahuan baru nih soal film. Oh. Mary & Max yang Bang Rido ada anu di Twitter itu ya buat jawaban movie challenge? Ini kedua kalinya aku baca soal Mary and Max, dan kedua kalinya juga namanya Agia disebut dengan mesra. Uuuh.

      BAJINGAK! FILM RELIGI PALELU PECAH KETUBAN! Kalau diplesetin jadi film religi sih kayaknya bisa. Tokoh utamanya bukan hyperseks, tapi hyper beribadah kepada Allah SWT.

      Hapus
  13. hmm iya nih aku pernah ada di posisi lisa, tapi mas mas yang php in aku jg ini ndak sepenuhnya salah. Hahhaa
    Kadang yang di pehapein merasa paling sakit, tapi yang php in itu ya gimana ya doi bingung sendiri. Kasian.

    Waah ica featuring http://distopiana.com ini ceritanya.. ahzeeeggg... Makin hits ica mah. Hmm aku sendiri baru denger kali ini kalau ada film animasi yang bahas begini begini. Animasinya gak main main lagi, berjenis clay animation kayak shaun the sheep. Yaaa aku taunya clay animation ya buat lucu lucuan kayak shaun the sheep.. Eh ini malah di film in yang 1-2 jam gitu, keren. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah. Ternyata banyak yang ngalamin kayak Lisa ya. Puk puk puk Laili. Hmmm. Sama-sama kasian sih sebenarnya ya, Li. Huhuhu. :(((

      Huehehe. Masih ngehits Laili aaaah. Beauty blogger :D Iya, aku juga baru tau ada film animasi sekelam ini. Idenya keren jadiin filmnya clay animation gitu. :D

      Hapus
  14. ini ngeriview film aja sampe ngebahas hal hal 18+. wkwkwkwkwk......koplak
    satu satunya yang mengebikin gue penasaran cuman foto di endingnya, itu kenapa si yogaesce sampe ngebully lo pakai foto artis asal lebanon mia khalifa?????.....hhhhhh blog ini kesan mesumnya memang sudah merebak di dunia perbloggeran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sulit dihilangkan. Soalnya sudah jadi tradisi turun temurun.

      Entahlah. Itu Yoga lagi mabok lem aibon kayaknya. Ah, Dik Attar. Kesan mesum itu cuma pencitraan aja sebenarnya.

      Hapus
  15. Review-nya bagus, jadi penasaran nonton filmnya. Bicara tentang php, aku juga sering di gituin. Tapi ya herannya yang pehapein nggak ngerasa Kalo php in #inibagiannyebalkannya at least Michael punya rasa penyesalan yang dalam #sepertinya. Kok bisa seorang Icha kerasukan Michael..?? Berarti kemarin kemarin aku kerasukan juga dong..#hiks dari Lisa ke Michael or dari Michael ke Lisa. Doyan banget kerasukan ya

    BalasHapus
  16. gara-gara postingan gini, aku langsung check it out film nya kak
    hahahaha

    BalasHapus
  17. Gua pecinta film animasi Cha, khususnya stop motion, dan film Anomalisa ini beyond expectation banget. Bikin terus mikirin berhari-hari abis nonton. Sama kayak yang gua rasain pas abis nonton film Iran "A Separation", film yang entah gimana bisa menyajikan kompleksitas dalam timeline yang sederhana. Naskahnya brilian.

    Animasi stop motion emang yang paling pas untuk film ini, berasa dapet unsur kelamnya, menyindir kehidupan manusia banget, di posternya malah ada tulisan: "The Most Human Film of The Year."

    Kalo dari review yang gua baca, ada yang mengaitkan kondisi Michael dengan sindrom Fregoli (soalnya nama hotelnya The Fregoli), sindrom dimana seseorang merasa bahwa semua orang sebenernya adalah satu, dan mereka berkomplot untuk membohongi dirinya. Ga tahu deh mana teori yang bener (katanya udah dibantah juga sama Kaufman, entahlah). Kalo gua, secara awam ngelihatnya sebagai kegelisahan Michael yang merasa bahwa dunianya membosankan. Lagipula, selain suaranya sama, orang lain selain Michael dan Lisa guratan mukanya juga hampir sama. Bener-bener ngebosenin haha. Tapi, seperti yang lo tulis di atas: "Ternyata ga sesederhana itu." Gua setuju.

    Oya, film ini juga bikin gua kembali muter lagu Cyndi Lauper yang "Girls just wanna have fun" :p

    Tentang bosen menulis itu, gua lagi ngalamin sekarang malah, blog mangkrak berbulan-bulan, belom BW juga. Haha. Anyway, nice review Cha, as always :D

    BalasHapus