Nge-BF Bareng Darma Kusumah: Mending Backstreet Daripada Jadi The Lobster

Berawal dari menerima kenyataan pahit kalau banyak blogger (terutama blogger personal) yang hilang bak ditelan bumi, trus ada project dari grup Tulisan Wortel Share tentang nge-bully salah satu anggota grup, dan rasa kagum berlebihanku sama review Her punya Mas Dony, aku jadi kepikiran buat sok-sokan bikin rubrik. Namanya BF. 

Bukan Blue Film gaes, tapi Baperin Film. Konsepnya mirip kayak review film Her (dasar ikut-ikutan!). Ngebahas satu film bareng-bareng. Tapi yang ngebedain selain aku jauh di bawah Mas Dony yang udah pelahap film apa aja, orang yang aku ajak ena-ena ngebahas film itu adalah blogger yang nggak harus suka nonton film. Dan blogger yang bisa dikorek luka lamanya trus jadinya curhat colongan baper deh. Huahaha. 

Teman nge-BF-ku kali ini adalah Darma Kusumah. Pemlilk blog berdebu (karena udah lama ditinggalkan penghuninya huhu) darmakusumah.blogspot.co.id. Darma adalah salah satu teman dunia maya yang cukup dekat sama aku. 

Selain karena kami sama-sama anggota grup iseng-iseng bernama WIDY, juga karena aku sering menyesatkan dia buat suka apa yang aku suka. Dia jadi suka nonton ke bioskop sendirian, karena aku sering cerita betapa enaknya nonton sendirian. Dan akhir-akhir ini tiap aku ngebahas satu film, dia langsung download dan nonton filmnya. 

The Lobster adalah salah satu film yang dia udah tonton. Bercerita tentang David (Collin Farrel), seorang duda yang hidup di masa depan di mana ada aturan manusia-manusia yang nggak punya pasangan, ditempatkan di sebuah hotel dan diperintahkan buat nyari pasangan selama 45 hari. Kalau nggak dapat pasangan dalam waktu segitu, bakal dijadiin hewan. David memilih bakal jadi lobster. 

Tapi David memilih kabur dari hotel dan pergi ke hutan. Di sana dia bertemu perempuan yang bikin dia jatuh cinta. Dan si perempuan itu juga jatuh cinta sama dia. David akhirnya mendapatkan orang yang mencintai dia, tapi di tempat yang salah. Tempat yang nggak mengizinkan adanya cinta sepasang kekasih.

Sumber: Google Image


The Lobster jadi film karya Yorgos Lanthimos favoritku setelah Dogtooth. Aku senang sih Darma milih bahas film ini, karena aku pikir dia bakal curhat jor-joran soal kejombloannya, tapi ternyata.... 

Langsung simak aja ya. Dialog di bawah ini aku edat-edit biar (semoga) nggak spoiler


Darma: Filmnya aneh, Cha. Ide ceritanya nggak masuk akal. 

Icha: Aneh gimana? Nggak masuk akal gimana?

Darma: Bukan nggak masuk akal sih, tapi nggak terduga. Orang nggak punya pasangan, tapi dijadiin hewan. Trus... habis itu apa lagi ya? Ini kok jadi grogi ya gue?

Icha: Hahahahaha! Biasa aja anjir. 

Darma: Kalau didesak nih nggak suka anjir. 

Icha: Iya plegmatis tuh memang nggak suka didesak anjir.

Darma: Hahaha. Gue habis nonton filmnya, baca review-nya ya. Itu sutradaranya dari Yunani kan. Yang gue pikir, kayaknya sih filmnya agak berat cuman dikemas dengan sesuatu yang aneh. Karena orang Yunani kan filsuf semua gitu. Jadi gue pikir filmnya nggak bakal bisa diterima orang umum.

Icha: Aha.

Darma: Masuk satu jam pertama, agak ngebosenin sih. Kayak pengenalan karakter gitu kan. Lima puluh menit terakhir, mulai ada konflik-konflik, yang konfliknya tentang asmara. Gue pikir bakal tentang ke judulnya lebih lanjut. The Lobster. Ternyata nggak kan. Bisa diterima sih. Nah ada adegan yang menegangkan. Yang mata.

Icha: AAAAK AKU BENCI ITU. AKU GAK SUKA FILM YANG ADA ADEGAN MATANYA!

Darma: Hahaha. Gue udah mau skip tuh, tapi penasaran juga bakal gimana. Menegangkan sih kalau kata gue. Dan itu ending-nya..... gantung. Balik nanya buat penonton. Apakah karena cinta, kalian bakal rela menyakiti diri sendiri? 

Icha: Wuidih. Hahaha. Baper. 

Darma: Hahaha. Itu balik ke masing-masing penonton sih sebenarnya. Makanya di ending-nya adegannya gitu. Mungkin bagi penonton yang berani, udah berfantasi bahwa David ngelakuin hal itu. Tapi kalau bagi penonton yang masih punya ketakutan untuk berkomitmen, akan ragu-ragu. Apa karena demi itu jadi melukai diri sendiri?

Icha: Hmm. Curhat?

Darma: HAHAHA. Itu related ama lu tauk. Lu harus nonton lagi pokoknya.

Icha: HAHAHA. Related apanya anjir.

Darma: Gini lho, lu udah mulai suka main game kan?

Icha. Hahaha. Paan. 

Darma: Itu lu nggak jadi diri sendiri kan. Demi cinta. Related dong, related dong? 

Icha: Oooh.... kalau aku jadi suka main game, itu menyakiti diri sendiri gitu? 

Darma: Bukan sih. Lebih ke nggak jadi diri sendiri. Atau gini, lu mencari kesamaan sama orang yang lu suka. 

Icha: Ini kok jadi aku yang di-related-in? Padahal aku mau kamu tercurhat gitu. Sial.

Darma. Hahahaha. Jam terbang gue masih jauh di bawah. Gue nggak punya mantan sebanyak lu.

Icha: Nggak usah bawa-bawa mantan, ya. Trus, apa pendapat kamu soal David melukai dirinya sendiri? Padahal dia nggak perlu gitu. Dia bisa normal buat ngejagain ceweknya kan?

Darma: Hmm. Penggambaran filmnya kan, pasangan yang tinggal di kota itu, harus punya kesamaan. Mungkin kalau terlepas dari aturan itu, bisa aja David tetap dengan keadaannya yang biasa. Tapi David ngebuat dirinya jadi nggak biasa supaya punya kesamaan sama ceweknya. Mungkin umumnya ya, kalau kita cari pasangan yang punya kesamaan, bakal lebih mudah mendekatkan diri. Bakal lebih mudah membuka obrolan gitu kan. 

Icha: Betul. 

Darma: Nah itu udah mulai terjadi pas Davidnya sama ceweknya, perempuan rabun jauh.

Icha: Yap.

Darma: Pas si ceweknya buta, hubungan mereka jadi agak renggang gitu kan?

Icha: Iya! Nggak kayak dulu.... 

Darma: Nggak kayak awal-awal waktu mereka masih sama. Cuma dari obrolan sederhana lho, kayak kamu-ingat-kacamata-pertama-kamu. Obrolan sederhana yang mendekatkan gitu. 

Icha: Yaaaa~

Darma: Pas nanya penyakit yang sama-sama mereka punya, mereka nemu persamaan gitu kan. Jadi ngerasa klop. Dan David udah punya perasaan sama ceweknya kan. Akhirnya dia memaksakan juga supaya bisa senasib sama ceweknya. Makanya yaudah dia menyakiti dirinya sendiri demi kedekatannya itu, persamaan itu, bisa terjadi lagi. Nggak kayak obrolan-obrolan pas si cewek udah berbeda. Jadi nggg... basi banget.

Icha: Iya. Pas mereka udah berbeda, jadi memaksakan obrolan, Dar. 

Darma: Iya. Pada umumnya kali ya, perbedaan itu nggak seru. Lebih baik cari pasangan yang punya kesamaan. Lebih mudah buat beradaptasi sama pasangannya.

Icha: Jadi, The Lobster ini menurut kamu ngangkat tentang kalau kita berhubungan lebih dari sekedar teman, harus ada persamaan gitu? Tapi disajikannya secara ekstrem?

Darma: Iya gitu. 

Icha: Trus kamu setuju nggak kalau mau cari pasangan, harus yang sederajat? Misalnya harus sama-sama kaya? Itu termasuk nggak sih yang disindir di The Lobster?

Darma: Nggak tau sih. Cuman menurut gue kalau di The Lobster, persamaannya lebih ke fisik kali ya. Kalau materi kayaknya nggak. Ya kayak temannya David yang pincang, trus satunya si gagap. Ceweknya si rabun jauh. David rabun jauh. 

Icha: Oke. Trus filmnya nyindir kalau kita tuh kalau mau bahagia, harus punya pasangan. Scene waktu David masih di hotel, ada peragaan di panggung. Itu konyol banget tuh. Kalau nggak ada pasangan, jadinya bakal kayak gimana. Kalau ada pasangan, jadinya bakal gimana. 

Darma: Ya memang bener. Faktanya kalau berdua memang lebih baik. Waktu di hutan tuh, bener-bener harus mandiri. Di hutan ngegambarin kalau sendiri, memang harus bisa kuat banget. Harus bisa ngurus sendiri. 

Icha: IYA! Bahkan kalau misalnya mau mati, ngubur kuburan sendiri! Astaga. Hahaha. Konyol.

Darma: Hahaha. Iya tuh. Gue keselnya sama komandan yang di hutan. Jahat. Tega sama temannya sendiri. 

Icha: Itu dia saking pengen ngejaga hutan itu tetap jadi hutan para jombloers gitu kan. 

Darma: Serius tujuannya itu?

Icha: Hutan itu diciptakan buat orang-orang yang nggak tahan tinggal di hotel. Entah nggak tahan sama aturannya. Atau orang-orang yang nggak dapat pasangan tapi nggak mau diubah jadi hewan. Kaburnya ke hutan. 

Darma: Oooh...

Icha: Nah terus, orang-orang di hutan itu tugasnya nyari para jomblo yang bersembunyi di hutan buat ditangkap. Kalau para jomblo hotel dapat satu jomblo hutan, berarti dia dapat tambahan satu hari ada di hotel. Mereka dikasih jatah empat puluh lima hari gitu ya?

Darma: Iya. Btw nggak ada tuh adegan gituan parahnya! Kata lu ada? Weeek. 

Icha: Hahaha. Protes ya? Sori, sori. Aku lupaaaa. Aku kan nontonnya udah lama, pas sebelum bulan puasa!

Darma: Lu ketiduran kali nontonnya. Trus mimpi adegan gituan. 

Icha: Anjir. Nggak ada yang bisa dimimpiin dari filmnya tauk. Mukanya mereka nggak ada kebahagiaannya pas lagi begituan. Birahi kita pas lagi nonton adegan begituan tuh tergantung dari pemainnya sih. Kalau pemainnya kayak semangat, kita jadi ikutan... semangat. 

Darma: Iya. Nafsunya dapet.

Icha: Nah kalau ini nih, mainnya kaku. Yang nontonnya jadi nggak nafsu. Ngebatin ih apaan sih. Iya nggak sih gitu? Hahaha. 

Darma: Hahaha! Iya. Trus itu ada lho, yang di hotel yang si cewek nggak berperasaan itu. Si cewek kesedak. Pura-pura mati. Ek!

Icha: HAHAHAAHAHA. 

Darma: Si cewek bilang kita-kayaknya-cocok-deh. 

Icha: Hah? Aku nggak ngerti. Cocoknya gimana?

Darma: Iya, si ceweknya kesedak gitu kan, makan buah apa gitu. Trus pura-pura mati. Nggak ditolongin sama David. Si David padahal mau nolongin tapi bingung nolongin gimana. Ceweknya malah nangkepnya mereka sama-sama nggak punya perasaan. Sama-sama saling cuek. David padahal nggak cuek. 

Icha: Ohahahaha. ASTAGA! Pantesan si cewek tau-tau bilang cocok. Aku kira si cewek udah nyerah nggak dapat pasangan, makanya dia asal ngomong!

Darma: Hahaha. Itu ada pesannya. Ternyata pura-pura mencintai itu lebih sulit daripada berpura-pura menyembunyikan perasaan~ Baru ada adegan si pincang, anaknya sama pasangan barunya nemuin David.

Icha: Eh iya pas itu, David nendang kaki anaknya si pincang. Anjir. 

Darma: Supaya pincang. Hahaha. 

Icha: Anjir ngakak nonton itu.

Darma: Hahaha. Yang paling ngeselin si cewek nggak berperasaan itu lho. Ini cewek paan sih.

Icha. Hahaha. Komedi gelap gitu. Aku suka sih, tapi nggak suka-suka banget. 

Darma: Gue sih nggak nyampe komedinya di mana. Mungkin masalah selera kali.

Icha: Ooh... Ini, gimana kalau pas mereka lagi dansa di hutan? Sendirian? Menurutku itu lucu banget! Hahaha.

Darma: Hahahaa iya anjir. Ngakak. Sakit dansanya. 

Icha: Sumpah itu aneh banget. Mukanya datar, gerakannya kaku, jogetnya sendiri-sendiri. SEGITUNYA PESTA JOMBLO HAHAHA. Pokoknya itu kota yang nggak diimpikan jomblo banget deh.

Darma: Iya sih, di review Movienthusiast bilang gitu. Tapi gue nggak mikir ke sononya deh. Soalnya gini lho, ini related sama....

Icha: Hah? Paan lagi?

Darma: Hahahaha. Anggaplah hutan loners itu dunia blog. Di hutan nggak ada yang tau kalau David sama perempuan rabun jauh itu ada hubungan. Sama kayak siapa gitu~ 

Icha: HAHAHAHA. Darma. Fak.

Darma: Sama kayak kota itu... jam-jam malemnya siapa gitu. David dan perempuan rabun jauh bisa deketnya pas ke kota ke rumah ibunya ketua Loners doang. Sama kayak siapa gitu yang bisanya intens pas malem hari.

Icha: HAHAHAHAHA AKU NGGAK KEPIKIRAN SAMPE KE SITU! 

Darma: Nah kan itu related banget sama siapa gitu~ HAHAHAHA. Itu hubungan backstreet kan? Persis. 

Icha: HAHAHA DARMA KAMU HEBAAAAAT FAAK!

Darma: HAHAHAHA. Di publik mereka nggak gembar-gembor hubungan kan karena faktor keadaan. Jadi pasang-pasang kode supaya nggak ketahuan. Nengok sebelah kiri artinya mencintai kamu lebih dari siapapun. Sebelah kanan, waspada ada bahaya. Trus kalau angkat tangan sebelah kiri, dibelakangin, itu artinya~

Icha: I WANNA FUCK YOU. 

Darma: Nah itu artinya. Hahaha. Itu backstreet banget kan. Cocok sama siapa gitu yang juga pasang kode. Kalau komen di blog biasa aja. Padahal ada hubungan. Sama kayak siapa gitu.

Icha: Anjir. 

Darma: Gue ingat semua adegannya. Intinya backstreet banget. Related banget sama siapa gitu~ Huahaha. 

Icha: Aku nggak nyangka kamu malah nge-bully. Bukannya kamu yang kena bully. Temanya jomblo tapi malah ke backstreet. Njir. 

Darma: Hahaha. Gue nggak kemakan sama ketakutan jadi jomblonya dari filmnya itu. Lebih ke romansa cinta yang tergolong ekstremnya. Bapernya sama cinta bisa bikin kita menyakiti diri sendirinya. Dan berpura-pura. Standar abis sih.

Icha: Okaaay. Tapi unik. Yang habis nonton kebanyakan kemakan soal jomblonya. Trus David sama si pincang sama-sama berkorban menyakiti diri sendiri, tapi beda. Si pincang berkorban demi keuntungannya sendiri nggak jadi binatang, David berkorban karena cinta. Filmnya tentang kepura-puraan.

Darma: Ya. Intinya gue nggak kemakan jomblonya. Hahaha. Oh iya satu lagi, filmnya ini ngasih tau soal azab. Buat orang yang suka masturbasi sembarangan.

Icha: Hah? 

Darma: Kan temennya David yang masturbasi itu, tangannya dipanggang.

Icha: Ah iya! Aku baru inget adegan itu! Hahaha. Eh tapi di hutan bebas masturbasi kan?

Darma: Iya bebas. Hahaha. 

Icha: Ada pesan moralnya ya. Azab itu bisa didapatin di dunia nyata, nggak cuma di akhirat kelak.

Darma: Hahaha. Pesan agamis.

Icha: Jadi kamu nggak ngerasa related sama The Lobster, Dar?

Darma: Yang related itu... Anggaplah hutan itu arena bermain game. Atau dunia blog. Dunia si siapa gitu yang bikin dia dan dianya menyembunyikan hubungan. 

Icha: Hahaha. Fak. Oke, jadi apakah film ini worth it buat ditonton, Pak? 

Darma: Worth it. Karena film ini bikin kita mikir. Dikemas dengan hal-hal yang ekstrem, yang nggak standar. The Lobster bikin otak jalan. 

Icha: Dan... kamu nggak nyesel udah nonton ini?

Darma: Nggak nyesel. Cuma harus bersabar di satu jam pertama. Konflik di satu jam pertama belum dapet. Yang seterusnya baru ada konfliknya yang menarik. Btw gue masih penasaran kenapa judulnya The Lobster. Cuma karena David pengen jadi The Lobster? Menurut gue mungkin kalau judulnya gitu, harusnya kisah cinta mereka mirip kayak kisah cinta lobster. Eh kayak gimana deh kalau lobster itu jatuh cinta?

Icha: Entah. Lah ini aku jadi kepikiran sama Raditya Dika. Satu, Radit kan suka bawa-bawa jomblo. Dua, ngasih judul dengan nama jenis binatang dan ngehubungin kisah cintanya dengan pola hidup seekor binatang yang dijadiin judul novelnya. Yorgos Lanthimos itu versi ekstremnya Raditya Dika. 

Darma: Hahaha. Bisa bisa. Mungkin Yorgos fansnya Raditya Dika? 

Icha: Hahaha. Bisaaaaa.

Darma: Ini gue mau tanya deh. Lu kalau nonton film, suka yang tokoh utamanya gitu ya? YANG KAYAK OM-OM.

Icha: HAHAHA. Nggak gitu. Ya aku liat ceritanya lah!

Darma: Berkumis tebel, kacamataan, gempal. Hahahaha. Theodore Her sama David mirip tuh.

Icha: Anjir. Aku nggak, ah-mau-nonton-film-om-om-ah. ENGGAAAK. 

Darma: Bahahaha.

Icha: INI KENAPA JADI AKU YANG DI-BULLY SIALAAAAN. 

Darma: Lu niatnya jelek sih. Mau nge-bully gue. Rasakan. HAHAHAHA.


Abaikan ketawa jahat Darma. 

Kesimpulannya, The Lobster adalah film romantis terbaik bagi yang suka sebuah kisah cinta disajiin dengan cara absurd dan aneh. Mungkin (dan kayaknya pasti deh) jadi film konyol bagi penyuka genre drama romantis normal. 

The Lobster menyajikan kemungkinan terburuk menjadi jomblo. Kemungkinan terburuk menjadi orang yang pura-pura cinta cuma supaya nggak ngejomblo lagi. Kemungkinan terburuk berkorban demi cinta supaya cinta itu terlihat normal di hadapan banyak orang. 

Dan semoga postingan ini terlihat normal. 

You Might Also Like

49 komentar

  1. Gak kurang panjang kah ini cha? :'))

    Eh itu apaan premis filmnya aneh. Kalo gak nemuin cintanya dalam 45 hari, jadi hewan. Gue malah langsung kebayang human centipade bangke... :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUAHAHA. Maafkan, Yog. Padahal udah banyak dialog yang nggak dimasukin lho. Tapi masih panjang juga. Hah, naluri suka yang panjang-panjang memang sulit disembunyikan.

      Iya memang aneh gitu. Bahaha. Nggak kayak Humab Centiped kok beneran. Nggak ada adegan badan dijahit gitu :'D

      Hapus
  2. Yawlaaha panjang banget ini postingan.

    Ini filmnya pasti aneh dan terlalu khayal ya, hhmm ada gitu orang dirubah jadi hewan. :/
    Adibah gak cocok nih jadi narasumber proyek ini, males dan gasuka nonton film.
    Bikin yang review baper buku dong cha, ntar aku pasti potensial sebagai narasumber. hahaha
    #Maksa #Padahalsapajugayangmawjadiinadibahnarasumber

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUAAAA MAAFIN, DIB :( Gini deh ngikutin review Mas Don. Beliau lebih panjang dari ini lho. Totalnya 2843 kata punyanya beliau. Haha. Icha sa ae ngebela dirinya :'D

      Yap. Filmnya aneh dan kelewat ngayal. Hmmm pengen sik, Dib. Tapi pengetahuanku akan buku masih sedikit. Kalah jauh mah sama kamu si novel hunter :((((

      Hapus
  3. Ini chatingan wa atau line ya? Wkwkwk

    Jadi yg bully lo ya endingnya ke bully. Makanya jangan punya niat jelek. Rasakan! Haha *Gue dukung darma*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lewat whatsapp, Nyol~ Huehehe.

      Nah iya makanya, Nyol. Bully gagal maning gagal maning. Ku sedih ada yang dukung Darma aaah :(((

      Hapus
  4. Ntah berapa kali scroll hp baca ini.

    Gue belum pernah tau film imi sih, tapi daei potongan adegan yg gue baca ini film tentang pemgakuan gitu kah, pengin dialuin, pengin diangap, pengin yg pokoknya begitu. Apasihhh san~<<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perjuanganmu sungguh gigih, anak muda! Bahahaha.

      Habis filmnya aneh sih ya, jadi banyak yang nggak tau. :'D Pengen mulu, San. Jangan bilang pengen ena-ena juga~<<

      Hapus
  5. Ada kalimat ini "teman dunia maya yang cukup dekat sama aku." yang cukup buat gue jadi bukti, bahwa ini akan jadi sebaliknya. hahahaha.

    Icha sejak awal keknya kurang menguasai suasana, jadinya, narasumber yang tau celah, dia akan terus nimpuk lo dari semua yang lo bahas.

    Harusnya lo juga buat perbandingan reled sama hidupnya Darma cha. Tapi, lo malah kelam sama apa yang Darma bilang. Seolah "Yaudahlah. Gue nyerah."

    Nah, ngomongin the lobster, gue kira ini film Animasi 3D gitu. XD Rupanya tentang kisah percintaan, ya. Kok agak gimana gitu, sih, ceritanya. Masa iya, harus punya pasangan dan kalo nggak, dijadiin hewan. Penasaran nih, sama filmnya.. Download ah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaha. Iya Darma memang cukup dekat sama aku. Sama kayak Yoga dan Wulan, Pange. Ngg... akan jadi sebaliknya gimana, Pange?

      Nah itu dia, ternyata bikin post kayak ngobrol-ngobrol itu susah-susah gampang ya~ Huhuhu.

      Maunya sih gitu, Pange. Tapi dia ada aja gitu nemu yang related sama aku. Huaaaa. Mungkin aku memang nggak bisa ngebully orang :(

      Huahaha. Animasi 3D. Habisnya judulnya pake nama hewan gitu ya :D Iya ceritanya agak anu. Tapi seru kok, Pange. Nonton kisah cinta yang unik.

      Hehehe. Selamat download filmnya, Pange :D

      Hapus
  6. Anjir. Ngapain si Darma jadi grogi? XD Dikiranya mau live streaming Yucub?

    Hahaha. Panjang bener Ca dialognya. Gak sampai selese gue bacanya. Besok2 kalau bikin rubrik BF lagi, mungkin bisa dipadetin lagi. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahahaha. Auk Darma tuh. Giliran curhat aja nggak ada grogi-groginya :D

      Iya nih, Us :((( Aku kira fine aja soalnya review punya Mas Don sampe 2843 kata gitu. Eh tapi nggak ena juga ya dibacanya? Hiks.

      Oke deeh. Kritik, saran, dan perhatian anda sangat membantu. *perhatian apadah

      Hapus
  7. Itu dialog sepanjang itu hapal chaa di luar kepala? Itu chatingan sepanjang itu ngabisin berapa hari? sayang kuota cha kalau ak wkwk Judulnya bikin penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu telponan di Whatsapp, Zis. Trus aku rekam. Trus aku ketik. Soalnya kalau chat doang, kurang ngalir gitu bahas filmnya. Hueehehehe.

      Nonton filmnya bakal menuntaskan rasa penasaran kamu.

      Hapus
  8. Aku suka baca review model gini. Jadi kebawa asyik sendiri. Tapi ngakak tauuuuu Teh Cha sama Kak Darma! Kocak banget x))
    Cerita filmnya awkward yaaa tapi ada yang belum bisa kebayang gitu, apalagi yang udah ada si pincang, nggak kebayang banget gimana cerita selanjutnya.
    Eh btw HAYOOOOO TEH CHAAAAA BACKSTREET SAMA SIAPA HUAHAHAHA mainnya backstreet. Asal jangan pake gelap-gelap juga ya Teh. Lho ._.v
    Hebat sih Kak Darma nge-bully-nya. Bisaan. Krisis, bikin skakmat AHAHAHA heu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ALHAMDULILLAH ADA YANG SUKAAAAAAAAA!!! LOVE YOUUU, RISKAAAA!!! *kecup basah*

      Yap. Filmnya awkward. Akting para pemainnya juga kayak nunjukin kecanggungan gitu. Tapi kecanggungan yang keren sik menurut aku. Nah yang pincang itu, dia rela pura-pura mimisan supaya dapat pasangan. Nah dia naksir cewek yang mimisan. Kalau mau sama cewek itu, dia harus punya persamaan. Yaudah dia pura-pura mimisan :D

      BAHAHAHAHAHA. Backstreet sama om-om gemez, Ris. Iya sip. Ku takut gelap mata :(((

      Darma memang gitu. Jahaaat. :(((

      Hapus
  9. panjangnya, Cha. itu chat segitu dalam berapa detik, Cha??

    Darma keren juga ngebahasya, ngebully nya.
    Icha Backstreet???

    aih dari bahasanya nih film bikin penasaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini pada bahas yang panjangnya.... :(

      Itu telponan, Di. Lewat Whatsapp. Trus aku rekam dan aku catat. Huehehe. Kurang kerjaan banget yak.

      Pacaran di belakang rumah sih pernah, Di :D

      Tonton filmnya. Rasakan sensasinya.

      Hapus
  10. Film aneh lagi yang direkomendasikan Icha. Ini pasti sama konyolnya sama Dogtooth. Hiiiii. Lihat muka-muka pemainnya aja pengen bunuh diri. Pada kesiksa semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ((FILM ANEH LAGI))

      Bahahaha. Maklum, Bang. Goldar AB.

      Yap. Tapi masih lebih 'berisik' daripada Dogtooth yang dialognya kurang banyak dan nyaris nggak ada scoringnya.

      Kalau Fifty Shades of Grey, Bang? Tokoh utamanya kesiksa tuh. Bahahaha.

      Hapus
    2. *aku fokus ke sini dulu bentar*

      Hapus
    3. Apa yang mau difokusin toh, Haw 😂😂😂😂😂

      Hapus
  11. ini film mendiskriminasi kaum jomlo gitu ya kak? aku agak susah kalau memahami percakapan orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak? What the faaaaak. Hahaha.

      Yap. Kamu pinter~ Filmnya bikin jomblo jadi kelihatan buruk gitu sik. Huhuhu. Kalau mau, baca reviewnya Movienthusiast, Muhae. Dijelasin jelas di situ :D

      Hapus
  12. Bahahakkk! Masturbasi smbarangan? Tangannya dipanggang? DUNIA APA ITU!!!??

    gw rasa film ini sangat mnurunkan derajat para jomblo! Melecehkan, merusak dan meludahi kaum kami (baca:jomblo). Ini bisa masuk pelanggaran pencitraan nama baik nih.

    Masa kalo ga dpat pasangan, jmblo dijadiin binatang!? Kalo gt critanyaa...

    Gw mau jadi unicorn!!!! Yeeeaayyy :))
    Berkah para jmblo.

    Skarang gw jdi intrested buat nnton nih film, mngkin bsok2 gw bisa blajar azab dari msturbasi smbarangan dari critain sama tman2 gw yg lain. Hadeehhh...

    Oiya, analisis film dri si darma detail juga ya? Smpe2 satu adegan bisa dijadiin psan moral haha

    Oiya, klo bleh tau, film ini kluaran thun brapa cha'?

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAHAHAHAHA. Dunia dalam berita~ 😂

      Iya bener, Reyhan. The Lobster bisa dibilang gitu. Hahaha. Puk puk. Sabar ya kalau nonton ini. Hahaha.

      Wuidih. Unicorn. Alasannya apa kalau boleh tau, Reyhan?

      Yoi. Jangan masturbasi sembarangan ya. Oh iya, film You Are The Apple of My Eye juga ngasih pelajaran soal bahayanya masturbasi sembarangan. Scene yang di kelas itu :D

      Yap. Dia pengamat yang baik. Dan sialnya jadi pembully yang baik juga. Pftt.

      Tahun 2015, Reyhan. :D

      Hapus
    2. Dulunya mau jadi kyak pegasus sih, cuma klo unicorn kedengern nya kyak imut2 gtuu. Ala2 agnes despicable me, haha

      Ooo, klo film tntang gtu2an gw baru sekali nonton, filmnya joseph gordon-levitt, itu tuh yg judulnya Don Jon. Yah, stidaknya, ada plajaran yg dpat dpetik lah, hahahh

      Oiya, sipp, mkasih infonya cha', klo ada waktu nnti gw dwnload filmnya.

      Hapus
  13. Hahahaha. Akhirnya diposting juga. Suatu kehormatan jadi tamu BF perdana di sini. Bahahahaha.

    Dan harus diingat, ya, gue ndak ikut ikutan nonton sendirian. Huh. Dasar. Ä°tu hanya sedang menjalankan ritual melarikan diri dari sepinya Satnight. Menghibur diri dengan sendirian. Hahahahaha.

    Gaes, kalian yang tertarik meramaikan idenya Ä°cha boleh nih ikut nge-BF. Mengingat tujuan muliannya Ä°cha, "orang yang aku ajak ena-ena ngebahas film itu adalah blogger yang nggak harus suka nonton film. Blogger yang udah lama nggak nulis. Dan blogger yang bisa dikorek luka lamanya trus jadinya curhat colongan baper deh. Huahaha."

    Terharu. huaaa. Dia ingin membangkitkan semangat blogger yang vakum untuk ditarik ke jamaahnya menjadi blogger yang suka review film.Ä°ngin blogger vakum ini ikutan review film secara baper diblognya sendiri agar update blog lagi. Walau tujuan keduanya agak jahat, mau ngorek luka. Siaul memang.

    Terakhir, terima kasih, Ä°cha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAHAHAHAHA. Akhirnya aku balas juga komenmu, Dar! Maaf ya. HAHAHAHAHAHAK. Icha jahat emang ih :(

      Halah. Bilang begitu. Sekarang bilangnya "Jalan sendirian adalah jalan ninjaku." Telek, Dar. Teleeek.

      WKAKAKAKAKAKA. Leh uga promotenya, njir. Mental agen asuransi memang nggak bisa dibohongi.

      Iya aku juga terharu kamu mau dijadiin kelinci percobaan sama rubrik baru di blogku. Hahahaha. Sialan Darma emang. Eh kok kamu yang sialan. Ya pokoknya kamu sialan dah, Dar.

      Terima kasih juga, Darma.

      Hapus
  14. Personal blogger banyak yang ilang ditelan bumi, ya? Duh, ngerasa wkwk.

    Ini ceritanya bikin rubrik baru ya Cha? Aku ga sering nonton film sih, tapi bolehlah, jadi kan gampang ntar kalau mau nyari rekomendasi film jadinya wkwk.
    Btw, kenapa mesti film yang mendiskreditkan jomblo sih :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. IYA, DARAAAA. TERMASUK DIRIMUUUU. HUHHUHUHUHUHU. Tapi maklum sih, soalnya karena sibuk gitu ya. Setiap orang pasti punya kesibukannya di dunia nyata. :'D

      Iya rubrik baru nih, Dar. Alhamdulillah kalau bisa dijadiin referensi film. Huahaha. Btw maaf baru balas komennya sekarang ya. Huhuhuhu.

      Wkakaka. Karena tadinya mau bully Darma pake film ini, Dar. Lah malah aku yang dibully. Kan kezel :(

      Hapus
  15. Hmm iya yaa. Sekarang banyak personal blogger yang sering ilang-ilang, termasuk aku. Ckck~

    Awalnya aku kira film ini bercerita tentang hewan, karena judulnya 'The Lobster' tapi setelah baca sampe selesai, ternyata bukan! Jadi, ini kisah percintaan yang semacam mediskriminasi jomblo gitu yak? walaupun belum nonton, tapi dari baca review aja aku bisa menarik kesimpulan kalo ceritanya nonsense dan kinda weird, tapi menarikkkkk. Harus nonton ini mah!

    Eh, kalo seandainya aturan dalam kehidupan di film ini berlaku di dunia nyata, aku pasti sekarang udah jadi hewan hahaha. Aku kalau ngomongin film gini paling payah, taunya cuma nonton doannggg. Eh rubrik ng-bf nya menarik juga tuh Cha. x'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih. Huhuhuhuhu. Kalian kemana ajaaaaaa. Yuk balik nulis lagi, Nov. Kalau udah nggak sibuk sama dunia nyatanya~

      Btw aku juga kemana ajaaaa. Baru balesin komennya sekarang. Huhuhu. Maaf ya, Nov.

      Bener banget. Film satir gitu sih kalau aku boleh bilang. Huahahahaha. Yang nggak masuk akal sama aneh itu menarik, ya.

      SAMAAA! Aku juga pasti sekarang jadi hewan. Entah mau jadi hewan apa juga. Huhuhu. Nanti bisa nih kita nge-BF, Nov. Aku dengan senang hati ngebahas film yang kamu (dan mungkin aku juga) suka! xD

      Hapus
  16. Waw, Darma lumayan observant juga yah soal cinta.
    Gak akan banyak komen soal film-nya. YES, mumpung internet lagi lancar, mau langsung didownload.

    Oiya ngomong-ngomong, keren nih ada sesi wawancara gini di blog. Ngebahas tentang film lagi. Ini hal yang baru buat saya. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Agia. Campur sama sok-sok bijak juga sik dia. Huahahahaha. Btw kamu juga observant soal cinta. Btw lagi... ini maaf yak baru dibalas komennya. Huhuhuhu.

      Terus apakah Agia udah nonton?

      Huehehe. Makasih sesi wawancaranya udah dibilang keren, adik ipar!

      Hapus
  17. Wah, ada model jenis baru nih di blog lu, Cha. Mantaplah. BF malah jadi bully film. :))
    Yhaaa, relate banget emang. Bener apa yang Darma bilang. Ehehe. Gue, sih, dulu juga pernah gak jadi diri sendiri. Maksain suka One Direction, nonton Twilight. Cih. Cuma demi bisa samaan dengan orang yang gue sayang. Cinta segoblok itu, kah?

    Syukurnya sejak 2013, gue gak pernah terpengaruh Devi buat nonton drama Korea. Gue saat itu udah jadi diri sendiri dan gak pernah memaksakan. Oh, indahnya perbedaan. Dan gue juga menghargai selera dia yang entah kenapa suka banget boyband Korea, sedangkan gue gak suka sedikit pun. Tapi lucunya, gue tetep racunin dia film Marvel, sih. Ya, walau dia selalu nggak ngerti. Berarti dia gak jadi diri sendiri, ya? Wqwq :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe. Iya nih, Yog. Sialan. BF itu Baperin Film wooooooy. Ini gara-gara Darma bajingak nih makanya jadi bully film :(

      TENGS. BUAT KALIAN BERDUA. HUHUHU.

      Hahaha. Iya, dulu kamu pernah cerita soal itu, Yog. Ngakak lah. Padahal kamu nggak suka dua hal itu kan. Yeaaaah. Cinta segoblok itu. Bahahaha.

      Sama. Aku juga nggak suka drama Korea, apalagi boyband Korea. Dasar. Kamu kayak balas dendam gitu ya mau bikin dia samaan sama kamu. Iya kali ya, dia nggak jadi diri sendiri. Tapi asalkan nggak jadi diri sendirinya bukan hal yang jelek, nggak papa kali ya :D

      Hapus
  18. Ya ampun, berapa tahun kalian chattingan. Banyaaaak sekali. Saya iri jadinya. Bahasannya utuh pula.

    Ini keren idenya. Bikin rubrik di blog. Baperin Film. Siplah. Asal jangan ajak saya ngobrol. Kagak tau film apa pun! :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. ((BERAPA TAHUN KALIAN CHATTINGAN))

      Cuma sehari ini, Rob. Ini juga di WA, telponan. Nggak greget perasaan kalau bahas film lewat chat :D

      Makasih atas pujiannya ya~ Lah jangan ajak kamu? Makin dilarang aku makin berhasrat nih buat ngajak kamu, Rob. Bahahaha.

      Hapus
  19. Untungnya lu rajin, Cha. kalo aku yg niat mau bikin gini, rekamannya aja yg ku aplot di blog. hahahaa...

    Seperti saran yg lain. dialognya kepanjangan. mungkin emang mesti dipendekin aja, bagian bully-bullynya dipilih. atau kalo bisa digabungin. jadi ngurangin slot "hahaha" ama "sialan" gitu. review singkat di awalnya kurang, Cha. tambahin lagi dong~ bagian menarik dan berkesan menurutmu misal. aku juga bingung soalnya kalo mau nyari pilem. xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahaha. Rajin. Lebih tepatnya kurang kerjaan, Haw. Ku sedih. :(

      Oh iya. Paham-paham. Okay. Ngurangin yang nggak perlu dan gabungin beberapa kalimat pendek jadi satu kalimat gitu ya, Haw. Makasih ya atas sarannya! :)

      Hohoho. Iya maunya sih gitu, tapi udah kepanjangan. Mau ditambah di dialognya aja, kelupaan. :( Ini film yang recommended sih menurut aku dan Darma, Haw. Keren gitu ide ceritanya. xD

      Hapus
  20. Postingan ini normal...
    kagak tahu kalau yg nulis normal apa tidak.. mbuehehheheheeeee................

    Itu pilem kok judulnya pakai kata LOBSTER sagala yah? Hmmmm... Dari judulnya saja aku sangat mikir Cha...
    Mungkin benar apa kata temenmu itu, pilemnya gak masuk cangcut... eh gak masuk akal maksud nya....

    BTW... Jadi penasaran nich buat lihat tuh pilem....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Alhamdulillah. Makasih ya, Mas. Kalau yang nulis sih lagi otw menuju normal.

      Iya, soalnya tokoh utamanya milih jadi lobster kalau nanti dia dijadiin hewan. Filmnya memang nggak masuk akal. Tapi menurutku sama Darma, masuk daftar film yang seru ditonton. :D

      Hapus
  21. ANJIRRRR.., KAYAK NGUPING OBROLAN ORANG!!Paling epic adalah perkataan Darma ini: "Karena orang Yunani kan filsuf semua gitu". WUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

    BalasHapus
    Balasan
    1. DASAR TUKANG NGUPING BISIK-BISIK TETANGGA!

      Anjir lah. Paling epic. Bahahaha. Itulah Darma. Pandai melontarkan perkataan yang epic~

      Hapus
  22. Hahaha ini niat mau ngereview film malah lo yg di bully ya hahaha. Asik juuga ni program baru nya, kudu sering2 kolep sama blogger yg jarang update chaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya nih, Dit. Niat yang nggak terlaksana dengan semestinya. Sialan memang itu Darma. :(

      Yoi. Makasih atas sarannya, Adit. Mungkin kita bisa kolep jugaaaa :D

      Hapus
  23. Loh ternyata dari grup widy, yg paling klop ngobrolin film adalah kamu dan darma ya, coba aku nyempil di tengah cha, pasti kusodorin film2 thriller en horror mua ahahahha
    Ya Alloh uda lama banget ga ke sini, uda ketinggalan post banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huehehe. Iya nih, Mbak Nit. Sama yang lain juga klop sih. Belum dicoba aja. Kemarinan baru nyoba lagi sama Yoga. :D

      Wkakakaka. Ih iya nih, Mbak Nita udah lama nggak apdet nulis list film thriller dan horror. Huaaaaaaaaaaa :'(

      Hapus