Her, Him, H.

“Ini kurang lebih kan sama aja kayak LDR yang ketemu di medsos, nggak pernah ketemu sama sekali dan cuma bercakap-cakap lewat telpon.” 

Kalimat di atas aku kutip dari review blog Movieholy kepunyaan Mas Dony (sok akrab banget pake manggil Mas, Cha!) yang aku baca tadi malam. Review film Her.

Sumber: MOVIEHOLY
Review itu aku dapatin dari twit Tommy Surya Pradana, pemilik blog Distopiana.com. 


Karena penasaran dan butuh ‘kesibukan’ di waktu yang harusnya tidur tapi malah nggak bisa tidur, aku buka link itu. Dan voila! Terpampang review film Her. Film yang dulu sempat diomongin mulu sama Kak Fajar. Film yang punya premis absurd, yaitu seorang cowok introvert yang jatuh cinta sama program komputer. 

What the hell! Udah kayak denger berita seorang cewek menikahi Menara Eiffel, atau ngeliat cowok lebih suka nunggangin motor gedenya daripada nunggangin pacarnya sendiri. 

Eh maksudnya, lebih sayang motor gedenya daripada pacarnya sendiri gitu.

Dulu aku sama sekali nggak berminat buat nonton Her. Tapi gara-gara review Mas Dony, tadi malam aku download filmnya. Langsung nonton malam itu juga. Nggak kayak keputusan one night stand alias bercinta dalam semalam tanpa komitmen yang bisa bikin cewek-cewek nyesel, keputusanku buat one night watch (ini maksa banget anjir) film ini, sama sekali nggak aku sesali. Filmnya bagus! Pantas aja, Mas Dony sampe bikin review yang unik dan beda. Karena filmnya memang pantas dikasih review sekeren itu. 

Dan semoga aja, review baperku ini pantas dikasih buat film sekeren Her. 

Her adalah film bergenre romantic science fiction comedy drama, jadi wajar aja ada banyak hal nggak masuk akal di film ini, selain premisnya itu tadi. Bercerita tentang Theodore (Joaquin Phoenix), seorang penulis surat cinta modern (surat cinta yang bukan ditulis tangan atau diketik, tapi didikte gitu di komputer). Itu satu, yang nggak masuk akal. Maksudnya, belum kejadian di masa sekarang gitu. Karena film ini ber-setting masa depan. Mirip-mirip kayak Eternal Sunshine of Spotless Mind yang bawa-bawa jasa penghapus ingatan bernama Lacuna Inc. Sama-sama nggak masuk akal kan.

Kedua, semua orang di film itu dimudahkan urusannya dengan kalau ngapain aja, tinggal pake perintah suara. Mau buka e-mail, tinggal ngomong. Mau chat sama orang, tinggal ngomong juga. Jadi nggak heran kalau ada pemandangan orang-orang pada kayak ngomong sendiri gitu. 

Dan nggak heran, di zaman yang modern banget itu, ada orang yang introvert kayak tokoh utama di film ini, yaitu Theodore. Kemajuan teknologi bikin kita jadi ekstrovert di dunia maya, tapi introvert di dunia nyata, karena terlalu asik dengan gadget. Gitu nggak sih? Colek me if I’m wrong. 

Selain introvert, Theodore juga berkepribadian melankolis. Kalau kata teman kerjanya, dia itu setengah pria setengah wanita. Saking melankolisnya gitu sih. Kemelankolisannya itu membantunya dalam bekerja menulis surat cinta, sehingga dia dikenal sebagai penulis yang romantis dan manis. Tapi nggak membantunya dalam hal percintaan. 

Theodore lagi dalam proses perceraian dengan istrinya, Catherine (Rooney Mara), kencannya dengan Amelia (Olivia Wilde) nggak berhasil, trus terjebak rasa cintanya yang dalam ke sebuah Operating System (OS) canggih bernama Samantha (Scarlett Johansson). Samantha, yang cuma berwujud suara itu, awalnya cuma jadi asisten yang ngurusin data-data pentingnya Theodore kayak e-mail dan bantuin Theodore baikin EYD di surat cintanya. Trus jadi teman curhat yang nemenin setiap hari. Lama kelamaan, Theodore makin ngerasa nyaman sama Samantha. OS itu pun juga ngerasain hal yang sama. Mereka saling jatuh cinta. Bahkan mereka menyalurkan rasa cinta mereka dengan have sex

Her mungkin terdengar dan terlihat aneh. Gimana bisa jatuh cinta sampe have sex sama program komputer, bangkeeeee?! 

Kemesraan Theodore dan Samantha janganlah cepat berlalu~
Sumber: Google Image

Tapi hei, udah banyak yang dipuaskan film ini, termasuk aku. Chemistry antara Theodore dan Samantha dapet banget, meskipun Samantha hadir dalam wujud suara aja jadi bikin Theodore kayak ngomong sendiri. Raut wajah kesepian dan butuh Samantha-nya Theodore terpampang jelas. Senyumnya Theodore karena ucapan manis Samantha, bikin aku jadi ikutan senyum. Dan suara Samantha, yang disuarakan Scarlett Johansson, itu bikin nagih buat didengerin. Ceria dan seksi. Nonton Her itu udah kayak nonton phone sex yang difilmkan. 

Banyak laki-laki yang bilang kalau film ini mereka banget, nggak kalah mereka bangetnya sama film (500) Days of Summer atau Eternal Sunshine of The Spotless Mind. Meminjam istilah Tommy, film ini ditujukan buat para lelaki pecundang asmara. Theodore nggak kalah naifnya sama Tom Hansen. Dan Theodore nggak kalah melankolisnya dibanding Joel Barish. Semua itu karena akting Joaquin Phoenix yang dengan sukses meranin perannya sebagai Theodore. 

Masih terdengar dan terlihat aneh? Oke. Awalnya aku juga nganggap film ini konyol. Tapi ya itu tadi, karena baca review-nya Mas Dony, aku favoritin film ini. Di saat rata-rata review soal film ini isinya yaitu Her-itu-sindiran-buat-para-manusia-modern-yang-terlalu-cinta-sama-gadget-nya-jadi-ngelupain-orang-orang-di-sekitarnya, Mas Dony bersama temennya, Mas Dio, ngebahas film ini bersama-sama sebagai film yang menggambarkan relationship masa kini. 

Bukan, bukan relationship macam Awkarin-Gaga yang katanya goal itu, tapi nggak goal juga ke penghulu. Tapi relationship yang kata Mas Dony, ada pengaruh dari medsos. Jauh di mata, dekat di medsos. Hubungan yang nggak pernah ketemu, cuma chatting atau telponan doang. Tapi cinta yang dirasakan begitu dalam. Seolah nggak peduli itu perasaan yang nyata apa enggak. 

Dalem. Banget. Bener-bener review yang beda daripada yang lain. Dan ya, aku setuju kalau Her dikaitkan dengan cinta-jauh-di-mata-dekat-di-medsos itu. Kenyamanan yang dirasakan Theodore dan Samantha, kurang lebih sama dengan kenyamanan yang dirasakan para pasangan yang nggak-pernah-ketemu-tapi-udah berani-menjalin-hubungan-lebih-dari-sekedar-teman. 

Kata Darma, kenyamanan yang berasal dari jauh-di-mata-dekat-di-medsos itu ada namanya. Yaitu digital love. Dari Darma, aku jadi tau kalau digital love itu nggak kalah kuat dibanding cinta pada umumnya. Darma yang berdomisili di Jakarta, bisa dengan nekatnya ngedatangin Wulan di Pekanbaru. Ditambah dengan nonton Her, aku jadi percaya, kita bisa jatuh cinta dengan orang yang nggak pernah kita temui.

Kita bisa jatuh cinta sama orang kayak Theodore ke Samantha. Jatuh cinta karena suaranya yang seolah menyemangati kita dan ngegambarin kalau dia adalah orang yang cerdas dan lucu. Orang yang ngebuat kita jadi merasa berarti.

Kita bisa jatuh cinta dari telponnya setiap hari. Seperti yang dilakukan Samantha ke Theodore. Dimana Samantha ngobrol intim sama Theodore, ngebangunin Theodore, mengantar Theodore tidur, dan bilang “Boleh aku melihatmu tidur malam ini?” Trus Samantha bisa ‘ngeliat’ Theodore tertidur lelap. 

Kita bisa jatuh cinta dari obrolan random bercabang ke mana-mana, kayak obrolannya Theodore dan Samantha. Theodore yang ngomongin soal kesehariannya, sampai Samantha ngomongin gaya anal seks yang bakal jadi aneh kalau dubur bisa pindah ke ketek. Kita bisa jatuh cinta kayak Samantha ngatain Theodore dengan sebutan, “Cengeng.” Kita bisa jatuh cinta dari dia ngatain kita itu, karena bikin kita mikir, 

“Kok dia bisa mahamin aku ya? Padahal belum pernah ketemu. Apa dia soulmate-ku?”

Lalu dengan kegeerannya kita mikir kita juga bisa mahamin dia. 

Kita bisa jatuh cinta sama orang dengan cara ngekhawatirin dia, kayak Samantha ngekhawatirin Theodore. Sekalipun Samantha nggak tau apa yang terjadi sama Theodore. Kita bisa jatuh cinta dengan bingung kayak Theodore bingung kenapa Samantha menghela nafas kayak orang kelelahan, atau buruknya, kayak kecewa berat sama Theodore. Kita bisa jatuh cinta dengan sepeka itu.

Kita bisa jatuh cinta, tanpa mencemaskan absennya kontak fisik dan memusingkan jarak yang terbentang jauh.

Kita bisa senaif itu.

Mengingat kalau aku orangnya kudet dan gaptek, kalau misalnya ‘kepercayaan’ku di atas itu difilmkan, nggak bakal ada OS-OS-an. Ya tentang digital love itu. Trus judul filmnya itu.... Him.

Gila ya? Iya sih, aku gila. Her juga gila. Tapi Her sangat layak ditonton. Naskahnya, para pemainnya, lagu The Moon Song, yang jadi ost-nya, aku sukaaaaa. Jangan terganggu dengan kumis tebalnya Theodore. Jangan.

Digital love, juga sangat layak diperjuangkan. Kalau digital love-nya bikin kita pengen ngomong kayak Theodore. Ngomong, 

“I’ve never loved anyone like the way I loved you.”

Her. Him. H...ahahaha. Bahas jatuh cinta mulu si Ichanjir. 

You Might Also Like

59 komentar

  1. Ya Allah, ini apa-apan sih orang pacaran sama program komputaer. Kenapa nggak sama mesin jahit aja? Haduuuh.

    Btw, berarti selama ini aku lebih sering mengalami digital love. Mirip sama bang Darma, aku ketemu orang itu. Ya, jaraknya nggak sejauh yang dialami bang Darma, sih. Tapi seriiiiing mengalami itu. Sampe nggak tau caranya gimana ngerasain cinta yang "real". Mau download filmnya, ah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Responmu sama kayak respon waktu pertama kali aku baca sinopsisnya, Rob. Hahahaha. Tapi... tapi nggak bawa mesin jahit juga sih :((((

      Duh. Dalem juga komen (atau curcol?) kamu ini, Rob. Aku bacanya kok jadi trenyuh ya. Terharu juga kamu mau download filmnya. :')

      Hapus
  2. Bentar,...jadi di sini scarletnya cuma dlm ujud suara..?? Trus cewe secantik rooney mara dipegat gegara program wadeeeefff# hahaa

    Huhf

    Well klo bicara digital love berarti bener ni bergurunya ama yg uda berhasil, darma ulan, la di sini apa icha bakal ngikuti jejak yg sama dg membentuk digital love bareng blogger hahaaaai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, Mbak Nit. Cuma dalam wujud suaranya. Tapi kehadirannya kayak nyata gitu buat Theodore, bahkan menurut aku buat yang nonton film ini juga. Aktingnya ScarJo memang keren. :D

      Hahahaha. Program whatdefff! Mbak Nita keren ih. Iya, dia cerai sama cewek secantik Rooney Mara. Dia cantik banget sialaaaaan. Tegas gitu. Kontras sama Theodore yang melankolis.

      Huahaha. Darma memang guru yang baik dalam soal digital love. Btw, Dar, kalau kamu baca komen ini, tolong bilang makasih sama aku. HAHAHAHA.

      Ngikutin jejak petualang aja deh, Mbak Nit :'D

      Hapus
    2. Pertanyaanku terjawab di sini. Si seksi ScarJo cuma ada suaranya aja. Agak mubadzir nih, itunya :(

      Hapus
    3. Itunya apa yang mubadzir, Nggo?! Tolong diperjelas ya. Perempuan suka dikasih kejelasan. Dan kepastian.

      Hapus
  3. Wuih bisanya jatuh cinta sama program komputer. Mungkin berawal dari suaranya dan berlanjut yang lainnya. Mungkin...

    Darma-Wulan.. icha-ntik bisa aja hahahaha

    Iya, jaman makin canggih bisa mendekatkan yang jauh dan sebaliknya. Bisa berteman dengan siapa saja meskipun belum pernah melihat secara nyata.. kalo pengen kenal lebih jauh gampang, tinggal ajak ketemuan hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Rum. Berawal dari suaranya, trus ngobrolnya nyambung gitu, trus si Samantha ini pengertian sama Theodore, yaudah deh. Jatuh cinta :D

      Huahaha. Ah Arumanis, jadi malu deh aku :$

      Yap. Kayak kita berdua ini kan? Jadi.... kapan kita kopdar?

      *ini Icha nagih kopdar mulu ke Arum hahaha*

      Hapus
  4. Hahahah
    aneh yaa kok bisa orang jatuh cinta sama OS gitu. :')
    yang bisa jatuh cinta sama orang di socmed itu juga lumayan aneh sii, hhm gimana ya apa karna aku belum pernah merasakan yg seperti itu jadi ya ngerasa aneh gitu kok bisanyaaahaha :D
    Tapi namanya cinta emang gatau tempat sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Dib. Memang aneh. Ide ceritanya aneh tapi keren gitu sih menurutku. Bisa aja kepikiran kisah cinta begitu :D

      Hahahaha. Bener. Aneh. Gila. Dan tiap orang yang jatuh cinta itu orang gila sih. Jatuh cinta itu kegilaan, yang dapat diterima. Kayak yang dibilang Amy, sahabatnya Theodore. Kalau kata kamu dan katanya Amy digabung, cinta itu adalah orang gila yang nggak tau tempat kali ya, Dib. Hahahaha. *ini apa dah*

      Hapus
  5. "....ngeliat cowok lebih suka nunggangin motor gedenya daripada nunggangin pacarnya sendiri." Ini anjir hahahahhak
    Iya sih bener, zaman sekarang orang lebih ekstrovert di dunia maya dan cenderung introvert di dunia nyata. Gue banget wakakak Tiwi mah kalem anaknya, cuma gak pada percaya aja. Kan sedih. Huft. #malahcurhat
    Phone sex yang difilmkan, ya? Duh jadi pengin nonton. Biar tau. Tau caranya have sex Theodore sama Samantha. Eh. Biar tau cerita detilnya gimana. Eh. Biar tau pokoknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha. Makasih ya, Tiwi :D (ini aku dibilang anjir malah makasih haha)

      Yes ada yang setuju kalau itu bener. Eh aku percaya kok, Wi. Tiwi itu kalem. Yang nggak percaya Tiwi itu aslinya kalem, mungkin fansnya Tika kali. Tika-Tiwi. T2. Hehe. Nggak lucu ya? :'D

      Harus ditonton kalau mau belajar phone sex! Eh. Kalau mau detil ceritanya maksudnya. Yuhuuu~

      Hapus
  6. baru juga download ini beberapa hari yang lalu. direkomendasiin temen sih. belum sempat nonton ampe sekarang hehe jd agak dskip baca tulisan kamu ini hhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huuuu si Ilham mah gitu. Sok sibuk. Hahahaha. Eh enggak ding. Emang sibuk beneran ya.

      Oke. Nanti kalau udah selesai nonton, dibaca ya tulisan ini :D

      Hapus
    2. heheh mood aja sih,cha. sibuk mah standard. bangun pagi, pulang sore. hha

      baru nonton bentar, udah kena 2 kali phone sex. bangke bener -_- langsung skip dulu. balik nonton anime haha

      Hapus
  7. Nggak kehitung berapa kali saya jatuh cinta sebelum bertemu. Begitu pun ketika saya mencintai Allah dan Rasul-Nya. Semoga di akhirat saya bisa bertemu dengan semua pihak yang saya cintai. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntaps Bang Haris. (2)

      Dasar blogger religius. Film Her maknanya bisa lebih luas lagi karena komen Bang Har ini. Nggak sekedar dimaknai dengan digital love aja.

      Aku aminin deh :D

      Hapus
    2. Duh. Jadi lupa mau komen apaan haha

      Hapus
    3. Ntaps Renggo. Kebiasaan suka nyamber komen orangnya nimbul lagi. Kusuka. Kusukaaa! :D

      Hapus
    4. Komen ini lebih bagus dari postingan di atas. Gitu aja sih.

      Hapus
  8. :)) Aku kangen komen di sini. Huhuuu
    Tul banget, Cha. Aku sempat berada di posisi kamu dan ngerasain itu semua :'). Dan memang bener, kekuatan cinta yang ada itu bikin kita nggak peduli lagi kalo perasaan itu nyata apa enggak. Kayak yg kamu bilang.
    Semua karena digital love. Komunikasi yang intens yang mendekatkan.

    Semangaaat ngejalaninnya, Cha. Bahagia selalu dengan abang yang di atas ini. HAHAHAHAAAA MWAH :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pun kangen komen kamu ada di sini. AAAAK WULAAAAAAAAAAAN :') Kamu nulis blog lagi dong. Pretty pretty please.......

      Jadi bener ya kata orang-orang. Komunikasi adalah koentji. Komunikasi intens adalah kunci membuka pintu menuju digital love. Hohohoho.

      Abang.... tukang bakso, Lan? Aku bahagia a a a a~ Kita bahagia a a a a~ *nyanyi lagu GAC*

      Mwaaah! Mwaaah 33 kali! :*

      Hapus
    2. Kangen komen aja? Nggak kangen Darma?
      Uwww~

      Hapus
  9. akhir akhir ini ane lagi seneng film bergenre drama kayak gini nih.
    sempet beberapa waktu lalu pengen download ini tapi ga pernah nemu Link yang pas.
    jadi kesimpulanya ane boleh minta link downloadanya nga ? plis plis plisss ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Ganool nggak ada kah, Rul? Kalau aku download di sini: http://layarkaca21.tv/her-2013/9/ Atau bisa juga buka blog MOVIEHOLY-nya Mas Dony. Bisa download dari situ kalau nggak salah.

      Selamat menonton! :D

      Hapus
    2. Tau aja anjir layarkaca. Tempat favorit gue nih.

      Hapus
    3. Sialannya, sekarang jadi tempat favoritku juga, Yog. Bahahahaha.

      Hapus
    4. ga bisa teh,
      ganool aku kena internet positif.
      makasih banget linknya yak,
      anda amat sangat berjasa..

      Hapus
    5. Ohahaha. Sian. Oke, sama-sama. Kalau udah nonton, dan kurang kerjaan, kasih testimoninya ya, cyiiiiin~ *ini apa dah*

      Hapus
  10. Gokil. Lu bisa tau-tauan Mz Don~
    Itu orang hidupnya banyak banget nonton film. Apa aja dilahap. Gue lupa ngasih tau. :/

    Kayaknya gue gak cocok digital love. :(
    Gak pernah bertahan lama begitu udah ketemuan. Apa yang ada di pikiran gue selama ini ekspektasinya ketinggian. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dih. Si anjir gitu. Tukang nonton film kayak Mz Don nggak dikasih tau ke aku. Giliran akun mesum kayak @accamotong kamu kasih tau ke aku. Hahahahaha.

      Iya aku tau, Yog :D Baca komen kamu ini jadi inget dulu kamu pernah komen nggak bisa LDR. Kamu cocoknya pacaran sama yang lagi deket sama kamu sekarang. Ciyeeeeeeeeeeeee. Hahahahaha. :D

      Hapus
  11. Cha. Kan beneran lupa ini mau komen apaan gegara baca komen bang Haris :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahaya nih. Komennya bisa bikin Dara jadi amnesia :(((

      Tapi nggak sampe lupa sama aku kan, Dar? :(

      Hapus
  12. Romantic science fiction comedy drama <-- Ini genre-nya nggak bisa lebih panjang lagi?

    Si Samantha kayak Jarvis/Friday-nya Tony Starks kan, ya? Kalo ada sekuelnya, Samantha harusnya bisa hidup. Jarvis aja bisa jadi Vision kan di Avenger? :D

    Btw, ukuranmu.. eh, ukuran filmnya berapa, Cha? Mau masukin film ke daftar download. Hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. BANGKE. Hahahaha. Kirain cuma aku aja yang ngeh kalau genrenya sepanjang itu. Jadi, kita sama-sama peka sama yang panjang-panjang ya, Nggo. Hahahahaha.

      Barusan gugling si Jarvis itu. Iya, mirip kayak Samantha. Sama-sama AI (Artificial Intellegence). Dan iya, baru tau Vision itu dulunya Jarvis. Wah, iya, Nggo. Harusnya bisa hidup trus nikah sama Theodore. Nggak perlu kayak phone sex gitu :'D

      Bisa pilih ukuran, Nggo. Waktu download, aku pilih yang paling kecil. 339 MB kalau nggak salah. Kamu suka ukuran 34B ya? Eh, yang 339 MB juga nggak? Hehehehe.

      Hapus
  13. Bentar-bentar. Kemaren gue ada bilang ke lo cha, kalo gue lagi pengen baca cerita KETIKAN ALZHEMA itu. Tapi, keknya ini masih lo banget, cha.

    Ini nih, film yang mirip banget dengan film apa ya? Gue suka lupa judul film, nih. Kalo di Film Her ini manusia jatuh cinta sama OS yang memang sejak awal bukan dari manusia. Beda dengan film yang pernah gue tonton itu cha.

    FIlm itu ceritanya kisah suami istri yang sudah lama menikah. Namun, karena suaminya adalah ilmuan hebat, suatu ketika dalam pidatonya, suaminya ditembakkan racun yang mematikan.

    Nah, dalam proses itulah suaminya juga sedang menciptakan program yang bisa mereka semua kisah hidupnya. Artinya, misi dari program itu adalah menghidupkan orang yang sudah mati melalui teknologi.

    Sebelum suaminya mati, dia mengupload semua kisah hidupnya sebagai bahan uji coba untuk tetep bisa terhubung dengan istrinya. Namun, setelah mati. Komputer yang digunakan itupun mati.

    Istrinya cuman bisa nangis karena program yang dibuat suaminya ternyata gagal. Hanya saja Tuhan berkehendak lain. Komputer tiba2 menyala dengan tampilan kepala doang dengan suara khas suaminya. Program itu sama seperti suaminya, suaranya dan semuanya.

    Yang disayangkan adalah endingnya. Dia menguasai dunia dengan cara yang salah.

    Serius. Mirip banget film Her. CUman bedanya OS di film Her ini tidak berwujud. Tapi, di film yang gue lupa judulnya itu, adalah manusia beneran, kemudian diupload. :D

    Eh, udah panjang banget, ya? Maaf. Nah, keknya cuman gue sih, yang gak ngerasa aneh sama film masa depan gini. Soalnya yang genre sepanjang itu Cha. Gue udah nonton 3 film.

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAHAHAHAHAHAHA IYA PANGE. Aku waktu itu nggak ngeh yang dimaksud sama Pange itu ketikan Alzhema. Nggg, Alzhema lagi dimatiin dulu, Pange. Akhir-akhir ini melankolisku sering kumat. Alzhema yang berkepribadian plegmatis, jarang muncul :(

      Wah. Aku belum pernah nonton film yang Pange dongengin, eh maksudnya Pange ceritain ini. Gugling juga nggak nemu itu film apa. Jadi penasaran. Jangan-jangan sutradaranya juga Spike Jonze? Nanti kalau Pange inget, kasih tau aku ya :D

      Huahaha. Nggak papa, Pange. Ku suka yang panjang-panjang. Wah. Apa aja tiga film itu? Tambahin jadi satu, Pange. Nonton film Her ini :D

      Hapus
  14. Jleb pisan lah pokoknamah ini tulisan. Jujur, pas pesbuk masih merajalela, saya juga pernah jatuh cinta ama cewek 'abstrak' (bahkan dua orang), dalam arti belum pernah bertemu secara face to face.

    Serius, saya mau Download ah. Worth it banget kan ini film Cha?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jleb pisan lah komen Agi kali ini mah. Ku terharu ada yang mau download :')

      Cewek abstrak. Hmm. Okay..... Agi ternyata pernah jadi pelaku digital love ya. Makin yakin aja aku nih, digital love itu kenyataan.

      Iya. Worth it. Dan kamu udah nonton trus udah laporan ke aku. Maaf ye baru aku balas komennya sekarang :'D

      Hapus
  15. phone sex yang difilmkan, anda terlalu expert. Anjay banget, keknya filmnya keren deh, lengkap banget. Semua unsur digabung di mix jadi suatu film itu emang liar biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda terlalu expert. Njir! :(((

      Woiyadong jelas. Filmnya keren lho, Khairul Oktavian (anjir aku lupa nama panggilan kamu siapa). Iya, seliar biasa blog bugil gila. :D

      Hapus
  16. Itu sampai have sex dengan program komputer itu caranya gimana cha? Coba jelaskan dengan segamblang-gamblangnya hahaha
    Niatnya mau enak, eh malah enek. Niatnya mau nyoblos eh malah kesetrum, niatnya nikmat malah langsung dipanggil malaikat maut X)

    Phone Sex yang difilmkan? Anjay! hahaha kayaknya kamu paham bener cha soal-soal yang vulgar kayak gitu haha aku mah apa atuh :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya.... caranya... coba ditonton aja, Mas Fan. Kalau dijelaskan di sini dengan segamblang-gamblangnya, nggak greget. Trus aku juga nggak berbakat buat menjelaskan soal begituan dengan gamblang. Qu masih polos, Mas :(

      Dipanggil malaikat maut :(((

      Bahahaha. Itu deh yang terlintas di pikiranku begitu nonton filmnya. Ah aku cuma perempuan lugu aja kok, Mas Fan :')

      Hapus
  17. sumpah gue gak habis pikir,
    itu yang buat habis liburan dari masa depan kayaknya.
    kecanggihan kalo udah bisa dipake bebas, bisa jadi gitu yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ((HABIS LIBURAN DARI MASA DEPAN))

      Sama, aku juga nggak habis pikir. Keren banget pokoknya ide ceritanya ini. Iya, bisa jadi seabsurd gitu :D

      Hapus
  18. Ini film antimainstream kayaknya. Harus Riska tonton. Harus Riska tonton.
    Tapi nanti aja nontonnya, bulan depan. Biar resmi nontonnya pas 18th (lho?!)
    Abis katanya kayak phone sex yang difilmin :((((( HUAHAHA halah
    Emang ya Teh Cha, cinta itu bikin ada-ada-aja. Ada beberapa orang yang bisa cinta tanpa wujud aslinya, hanya cuma tersurat pun bisa buat cinta jadi gitu. Yaaa, kayak seorang manusia mencintai Tuhannya. Lah, kayaknya Riska kesambet komen Bang Haris :(
    BHAHA digital love... Entah Riska cocok atau nggak sama itu. Belum pernah nyoba. Tapi siapapun yang melakukannya itu hebat banget. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. HARUS RISKA TONTON. HARUS RISKA TONTON. HARUS RISKA TONTON. HARUS.....

      Ceilah yang mau ulang tahun. Boleh, Ris. Biar ngerasa 'pantas' nontonnya gitu yak :D

      ((CINTA ITU BIKIN ADA-ADA AJA))

      Setuju sama yang kamu bilang, Ris. Setuju juga sama sambetnya kamu sama komennya Bang Haris. Huahahaha.

      Asik. Dibilang hebat sama Riska. Para pelaku digital love pasti senang kalau cintanya mereka nggak dipandang sebelah mata :')

      Hapus
  19. Waah... masuk list nih...betewe emang gadged itu menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh ya, aku masih suka heran sama anak2 muda yang gampang sekali lagi gampang banget pacaran, meskipun baru kenal di dunia maya, pacarannya juga di dunia maua sih... hihihu..salam kenal ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih udah berminat buat mau nonton film ini :D

      Yap. Bener banget, Mbak Retno. Gara-gara itu kita bisa dapat teman baru yang belum pernah kita temui sebelumnya, bahkan bisa nemu orang yang bisa dijadiin lebih dari sekedar teman. Hahaha. Efek dunia maya memang semengherankan itu ya, Mbak Retno :D

      Salam kenal jugaaaaa! :)

      Hapus
  20. Ah ini kamu baper gara2 pernal LERDEER lama tapi setaun cuma ketemu 2x kan ya? :))

    Digital love itu nyata, tiati lah.

    Eh scarlet yang main nih? Tapi suara doang? Yah mubazir. Coba kayak di don jon gitu. Ehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. AGILAAAAAAK YOGAAAAA ANJIRRRR. Itu season lawas, Yog. Jangan diungkit :((((

      Yoi. Kayak verse-nya Jovial di lagu Ganteng-Ganteng Swag. Yang "Digital love itu kenyataan. Lo ketinggalan jaman lo lo ketinggalan jaman!"

      Iya, Yog. Scarlett Jo yang seksi itu. Bahaha. Mubazir. Yang di Don Jon seksinya kebangetan yak :D

      Hapus
  21. hahaaa... ini film menurutku gimana ya eummm... lucu aneh juga.
    sayang banget cuma suara doang, kenapa gak mujud gitu kan gajinya nambah kalo muncul.

    waahh ternyata ada ya yang digital love gini darma wulan, bisa diangkat ke film itu kisah mereka.
    terus kau gimana cha? bisa di ikuti tuh jejak darma wulan. hahaay

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucuk-lucuk aneh filmnya ya, Di. Tapi bagus. Yang suka sama cerita cinta absurd, pasti nggak nyesal nonton ini.

      Bahahaha. Nice question. Iya kalau ada wujudnya, jadi bukan pacaran sama OS. :'D

      Bisa banget. Hahaha. Trus yang main film itu mereka juga :D Ngg... kalau aku.... Ngikutin jejak petualang aja, Di :D

      Hapus
  22. ini film zaman SMK, waktu lagi hobby2nya coding ada film ini, scrlet dari suara aja udah seksi sih yaaa, jadi ya ajib betull

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuidih. Ichsan udah lama nonton duluan. Aku ngerasa kecil :(((

      Iya bener, San. Dari suaranya aja udah menggoda gitu. Nggak bisa ngebayangin kalau bukan ScarJo yang meranin Samantha. Kayaknya sih nggak bakal ajib. Hohoho.

      Hapus