Empat Kepribadian di Album Monokrom

Rasanya udah lama aku nggak nulis hal selain film. Kangen juga nulis review lagu kayak pas review Crush, keseharian receh kayak pas ngomongin ponakan dan kumpulan kebodohanku kayak soal kebiasaan gampang tidurku. Aku jadi terpikir buat nuntasin rasa kangen ke tiga hal itu dalam satu postingan kali ini. 

Oke, jadi dua hari kemarin, pagi pas bangun tidur, hal yang pertama terpikirkan yaitu bukan serangan-fajar-suami-istri-itu-rasanya-kayak-gimana-sih seperti biasanya, tapi...

“Tulus itu kepribadiannya melankolis, plegmatis, sanguinis, atau koleris ya?”

Ya, pertanyaan nggak penting memang. Tapi menurutku, mengetahui kepribadian seseorang itu penting. Dengan mengetahui jenis kepribadiannya, kita bisa tau bagaimana cara menggaulinya. Eh maksudnya, cara bergaul dengannya. 

Aku penasaran sama kepribadiannya Tulus. Kayaknya empat kepribadian itu, tergambar dari lagu-lagunya di album Monokrom. 

Monokrom. Bukan nama jilbab.
Sumber: Google Image

Rasa penasaran itu terbawa sampe aku lagi berurusan perpanjang yang harus diperpanjang yaitu STNK. Selama nunggu perpanjangan STNK diproses, aku kepoin hastag #DistribusiMonokromTULUS di Twitter. Nyari tau kota-kota mana aja album Monokrom tersedia. 

Ternyata Samarinda ada! 

Samarinda paling pojok bawah kanan, gaes.
Sumber: #DistribusiMonokromTULUS

Oke. Sulung Extreme Musick. Aku langsung kepoin akun Instagram store itu. Trus kaget, karena foto-foto di Instagram-nya menandakan kalau itu store album dan merchandise musik metal. 

Metal? 

Ini metal beneran apa mellow total apa gimana?

Nggak salah nih? Masa album Tulus dijual di toko musik metal?

SAMARINDA KEWREN AMAT YAK.

Untungnya, ada foto album Monokrom terpampang di situ. Huufh. Aku menghela napas lega. 

Sepulang dari ngurus STNK, aku dan Nanda meluncur ke Sulung Extreme Musick. Sempat kesusahan juga sih, karena tempatnya di dalam gang gitu. Aku chat via Whatsapp store-nya juga centang satu mulu. Sms juga nggak dibalas. Tapi akhirnya ketemu juga. 

Dan memang store metal sih. Dari luar udah terlihat garang. Udah kelihatan bertebaran album metal, baju anak metal, snapback dan beanie. Belum lagi ada sekumpulan cowok-cowok berpakaian serba hitam lagi lesehan sambil ngaduk-ngaduk bak transparan yang isinya stiker. 

Sumpah, aku bingung mau kayak gimana masuknya. Aku ngerasa cupu banget. Seandainya aku sempat belajar jadi anak metal sama Ani, mungkin aku masuknya dengan ngucap salam sambil headbang dan moshing biar ngerasa jadi bagian dari mereka. 

Tapi akhirnya aku masuk juga. 

“Permisi, ini tadi yang sms.” Kataku ke cowok-cowok itu. 

“Sms?” Jawab salah satu dari mereka dengan muka kebingungan. 

“Ada yang bisa dibantu, Mbak?” 

Ada suara dari balik meja kasir. Seorang mbak-mbak. Cowok-cowok yang aku pikir orang store itu, ternyata pembeli. Terlihat pas mereka berisik nanyain album yang mereka pegang harganya berapa. Huhuhu. Bego banget dah si Icha. 

“Mbak, mau cari album... Monokrom. Monokromnya Tulus.”

Si mbak langsung senyum. Senyum yang kalau aku liat, maknanya oh-ini-si-cabe-nyari-album-Tulus-anjir-mellow-amat-dah. 

Tapi, I don’t give a fuck lah. Yang penting album Monokrom bisa aku gerayangi.

Album Tulus ngamar sama aku.

Ya, pertanyaan nggak pentingku di atas soal kepribadiannya Tulus masih ngeganggu aja sih. Jadi baiknya aku review lagu-lagu yang ada di album ini. 


1. Manusia Kuat. 

“Kau bisa patahkan kakiku. Patah tanganku rebut senyumku. Hitamkan putihnya hatiku. Tapi tidak mimpi-mimpiku.” 

Lagu Tulus yang bikin kita jadi ngerasa termotivasi pas dengernya. Bikin jadi ngerasa nggak mau nyerah gitu aja. Bikin kita jadi tersuntikkan semangat. Aku ngerasa, Tulus di lagu ini adalah Tulus yang koleris. Tulus yang kuat. 

Ada yang berpendapat kalau atmosfir yang yang ditimbulkan lagu ini mirip kayak lagu Rise-nya Katy Perry. Di komen Youtube, dan di berbagai artikel, pada bilang kalau lagu ini cocok buat jadi lagu tema Pekan Olahraga Nasional (PON) dan acara-acara kompetisi. 

Aku jadi mikir, Manusia Kuat cocok buat ngiringin kemenangan Owi-Butet di Olimpiade Rio 2016 kemarin. Atau buat ngiringin perjalanan hidupnya Awkarin. Di salah satu artikel, dia pernah bilang kalau dia pengen jadi salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Yeaah. Jangan pedulikan haters, Awk! Zat hijau daun adalah karbohidrat! 


2. Pamit. 

“Izinkan aku pergi dulu. Yang berubah hanya tak lagi ku milikmu.”

Lagu ini udah pada banyak yang tau. Dan banyak blogger yang ngebahas lagu ini. Mulai dari ngulas keindahan lagunya sampe ngeparodiin. Tapi aku nggak terlalu horny sama Pamit. Lagunya keren sih, megah dan dramatis dengan jenis musik ballad-orkestra dan liriknya yang galau mampus. Tapi entahlah, bercinta sama lagu ini nggak bikin aku sampe eargasme. 

Tulus ngingatin aku sama orang-orang plegmatis yang suka memecahkan masalah dengan cara termudah. Dan solusi termudah (kalau nggak mau ribet) buat mengurai kusutnya hubungan jarak jauh yaitu putus. Bikin aku mikir, mungkin Tulus kepribadiannya plegmatis kali, ya. Di lagu ini, dengan bijaknya dia ngeyakinin si perempuan kalau mereka masih bisa berteman. Plegmatis abis. Pecinta damai.


3. Ruang Sendiri

“Aku butuh tau seberapa ku butuh kamu. Percayalah rindu itu baik untuk kita.”

Lagunya keren. Selain karena tema lagunya yang bikin kita ngumpat sialan-Tulus-kepikiran-aja-bikin-lagu-tentang-ginian, tapi juga karena ada alunan harmonikanya. 

Aku suka Tulus yang terdengar jahat di lagu ini. Jahat, tapi dia ngasih alasan kenapa dia ‘sejahat’ itu. Alasan yang masuk akal. Kita memang butuh ruang sendiri buat diri kita. Seperti yang dibilang Tulus, jarak menciptakan ruang, ruang menciptakan rindu, dan rindu baik untuk suatu hubungan. Berhubung sanguinis itu biasanya bosenan, suka berubah-ubah baik hobi ataupun tujuan, bikin aku mikir kalau Tulus itu sanguinis. Dia butuh ruang sendiri untuk menghindarkan diri dari kebosanan dan kejenuhan. 


4. Tukar Jiwa 

"Coba satu hari saja kau jadi diriku. Kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu."

Menurutku, lagu ini menggambarkan kalau Tulus berkepribadian sanguinis. Kepribadian yang pengen orang ngerasain apa yang dia rasain. Tulus udah kehabisan cara buat ngeyakinin pasangannya tapi pasangannya masih nggak percaya. 

Lagu ini ngingatin sama reality show yang dulu pernah tayang, yaitu Tukar Nasib. Kalau di reality show itu, orang berada tukar nasib sama orang nggak berada, di lagu ini Tulus pengen tukar nasib sama pasangannya. Ngerasain gimana jadi dia. Dengan alunan musik jazz-nya, di lagu ini Tulus seolah menyampaikan rasa gregetan ke pasangannya yang mungkin berkepribadian melankolis, yang suka nangis irasional karena mikir kalau Tulus itu nggak sayang sama dia. 


5. Tergila-Gila

“Kau pintar buat aku rindu. Kau buatku tergila-gila.”

Kesan yang didapat dari lagu ini.... Tulus itu nakal juga. Di lagu ini, alunan musiknya bikin kita senyam-senyum binal. Tulus penasaran sama gebetannya yang hari-ini-mesra-besok-lusa-dingin. Yang terlihat mau-tapi-malu. 

Trus lirik lagu ini yang, 

“Tau hati ini luluh. Lihat wajahmu yang sendu, itu yang paling kau andalkan,”

Itu bikin Darma dengan sengaknya bilang, 

“Liriknya lu banget. Lu kan suka nangis tuh.”

ANJIR. 

Di lagu ini, Tulus terlihat suka akan tantangan. Cocok kalau aku bilang Tulus menampilkan kepribadian sanguinis dari lagu ini. Sanguinis yang menyukai hal-hal menantang dan menarik. Dan ya, kayaknya semua cowok gitu deh. Suka menantang diri mereka buat mengejar cewek yang susah dideketin. Cewek yang bikin penasaran. 


6. Cahaya

“Semampuku kau akrab dengan senyum dan tawa. Semampuku tak lagi perlu kau takut cinta.”

AAAAAK! INI LAGU FAVORIT!!!! Aku pernah review colongan lagu ini di SINI. Aku eargasme parah sama Cahaya. Di lagu ini, menurutku Tulus adalah penggombal yang elegan. Yang sabar, penyayang, pintar, dan kuat. Kuat meyakinkan perempuannya yang rapuh. Bukan penggombal yang pake jurus bapak-kamu-dan-sebutkan-profesinya atau penggombal yang bilang, 

“Kamu cantik. Harganya satu malam mahal ya?"

Tulus adalah lelaki yang diinginkan para perempuan melankolis. Atau mungkin, Tulus sendiri berkepribadian melankolis. Dilihat dari lagu Cahaya ini, yang seolah peka sama perasaan orang. Memuja orang yang dia sayang. Sebuah kebiasaan orang melankolis. 


7. Langit Abu-Abu 

“Lalu kau pergi kembali dengannya. Aku pernah menyentuhmu, apa kau malu?”

Lagu paling kurang ajarnya Tulus. Dengan alunan pianonya yang polos tanpa tambahan instrumen musik lain, serta liriknya yang sederhana tapi bikin nyesek, lagu ini berhasil menelanjangi perasaan orang-orang yang pernah dijadikan pelarian. Atau orang-orang yang pernah dijadikan teman curhat lalu baper berharap dijadikan teman silat di ranjang, eh ternyata si dia yang curhat malah balikan sama mantannya yang jadi materi curhatannya itu. 

Noviyana suka banget sama lagu ini. Dan memang, siapa yang nggak suka sama Langit Abu-Abu? Kayaknya hampir semua orang pernah merasa jadi pelarian. 

Langit Abu-Abu menggambarkan Tulus yang sedih mengenang masa-masa dia dekat sama perempuan bedebah itu. Langit Abu-abu ngebuat Tulus terlihat mengenang masa lalu sambil menyendiri dan menatap langit ketika menyanyikannya. Itu melankolis banget kalau lagi alay sedihnya. 


8. Mahakarya 

“Senang dan tidak senang hidupmu tergantung kerja kerasmu.”

Lagu yang unik dengan alunan ukulele. Mahakarya menganjurkan kita buat ngelakuin entah itu hobi, pekerjaan, atau apapun, dengan hati. Dan juga jadi orang yang nggak leha-leha menantikan keberuntungan. 

Sifat koleris banget. Pekerja keras. 


9. Lekas

“Dunia terlalu ramai untuk manjakanmu. Lenyaplah semua sedihmu. Kau layak untuk terus tersenyum.”

Dengerin lagu ini, seolah disuruh buat tersenyum optimis. Seolah kayak aku lagi curhat sama orang-orang berkepribadian plegmatis. Orang-orang yang nggak suka larut dalam kesedihan, minimal nggak suka menunjukkan kesedihannya di hadapan orang lain. Dan orang-orang itu nggak suka ngeliat temannya bersedih ria. 


10. Monokrom

“Di mana pun kalian berada, ku kirimkan terima kasih. Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah.”

Ungkapan terima kasih terindah yang pernah aku dengar. Dengerinnya bikin hati tenang, dan senyam-senyum ngingat orang-orang yang disayang kayak orangtua dan para sahabat. Lagu ini menyeruakkan aroma nostalgia masa kecil dan masa bersama teman-teman. Orang-orang yang udah berjasa mewarnai hidup Tulus. Kayaknya semua kepribadian bakal ngucapin terima kasih seindah ini. 


Tulus itu kepribadiannya apa ya? Masih nggak kejawab nih. Huhu. Tapi aku ngerasa, aku bisa mahamin kalau Tulus adalah penyanyi yang memahami pendengarnya. Lagunya pada ngena semua. 

Dan selamat ulang tahun buat Tulus! Tanggal 20 Agustus Tulus ulang tahun. Aku sedikit menyesal tulisan ini nggak di-post kemarin. Huhu.

Selamat dengerin album Monokrom kalau akhirnya jadi horny karena baca review baper ini. Percayalah, Monokrom baik untuk kita. 

You Might Also Like

35 komentar

  1. Asiiik, punya Monokrom. Kepengin juga jadinya beli album original para penggiat musik. Cuma dompet pelajar bisa apa. :')

    Ini kalo udah ada bajakannya janji banget pengen download. Tapi kalo bisa beli albumnya, sih. Ehehehe. Banyak yang nampol liriknya. (Atau cuma kemakan review?) Hmmm. Oh iya, ternyata lagu Cahaya (yang suka diomongin Kakak Icha di blog atau dibawa sampe blogwalking) termasuk di album ini. Menarik. :))

    Btw, zat hijau daun bukannya klorofil ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asique. Alhamdulillah ya bisa ngamarin Monokromnya Tulus. Huehehe. Tenang, Rob. Ada yutub :D

      Ciyeeee banyak yang nampol. Relate ya sama kamu? Sesuai sama pengalaman pribadi ya? Semoga bukan cuma kemakan review. Tapi karena pernah ngerasain kayak lagu Langit Abu Ab... eh enggak deh, jangan ngerasain kayak lagu itu. Sakit :(

      Yoi. Aku suka banget sama Cahaya. Kalau boleh bilang, itu yang paling relate sama aku, Rob. Huehehe.

      Bener. Hahaha. Auk tuh Awkarin kenapa dah jawabnya karbohidrat. Efek putus sama Gaga apa ya :(

      Hapus
  2. Tulus tuh emang eerrrrrr ya! (apa pula itu "eerrrrr" -_-).

    Icha reviewnya asik banget. Sampe dihubungin kepribadian si pemusiknya segala ahahaha. Dibacanya jg bikin orang tergiur pengen segera dengerin lagu lagunya. Kewreeen!

    Kayanya manusia kuat bagus tuh ya buat motivasi kalo lagi lemes,nyerah atau apalah. Lekas dan mahakarya jugaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HUahahahahaha. Leh uga tuh errrr-nya. Iya, Bil. Tulus emang errrrrrrrrr. Mancap!

      Wah. Dibilang asik banget. Makasih ya, Bil. Itu karena aku kurang kerjaan sih kepo sama kepribadiannya orang, termasuk Tulus ini. Lagunya ena-ena tho? Mantap tho?

      Bener. Manusia kuat emang bisa bikin kuat. Lekas bikin kita bergegas. Bergegas bangkit dari keterpurukan. Mahakarya bikin kita pengen berkarya dengan hati yang mulia. :D

      Hapus
  3. Baca ini "Percayalah, Monokrom baik untuk kita." Kok kek gak biasnya, ya. Ya, mungkin gak selamanya Icha bisa menjadi biasa. *Barusan gue komentar apaan, sih.

    Kabarnya, lagu Tulus itu penuh dengan mengobrak-abrik pendengarnya bahkan beberapa temen cewek gue kalo udah dengerin lagu itu, bisa diem kalem banget.

    Kek seolah-olah mereka merasakan hal yang sama di lagu-lagunya Tulus. Gue yang gak terlalu ngikutin Tulus (karena Andika kangen band masih kuliah di wasington) makanya gara-gara review ini. Makasih. Makasih udah membuat gue pengen terjerumus di perasaan yang sama. Hadeh... Bahaya kalo gue sampe baper. XD

    Btw, ternyata perjuangan lo dapetin Album ini, agak anu, ya cha. Tragis. Hehehe. Habisnya ALBUM sesyahdu gini, bisa-bisanya dijual tempat anak-anak metal. Gue kira, kedepan Tulus bakal kolaborasi, kali.

    Biar pendengarnya horny sambil kejang-kejang. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak kayak biasanya apanya, Pange? Aneh gitu ya kalau kalimat terakhirnya nggak nganu? XD

      Iya kabar itu bukan sekedar kabar burung, Pange. Memang benar. Dan menurutku lagu-lagunya Tulus nggak cuma bikin kalem cewek-cewek sih, tapi cowok juga. Robby dan Son Agia udah ngebuktiin. Mereka udah dengerin salah satu lagu dari album Monokrom dan salah satu dari mereka bilang lagunya adem banget. Huehehe. Pange dengerin juga dong biar terjerumus ke lembar baper yang sama :D

      Andhika Kangen Band! Bahahahaha. :D

      Iya, Pange. Agak anu. Tragis dan miris. Tapi seru sih. Kalau nggak ada pengalaman agak anu itu, aku nggak bakal nulis soal review campur curhat gini kayaknya.

      Tulus kolab sama musisi metal trus bikin pendengarnya horny kejang-kejang. Seru absurd banget pasti ya, Pangeran xD

      Hapus
  4. Iya Allah, belum pernah dengar lagunya tulus satupun. Tapi aku percaya sama ulasanmu. Tulus memahami perasaan orang lain, orang yang ada di sekitarnya sehingga bisa melantunkan lagu dengan tulus, ikhlas.

    Tapi aku suka deh kayaknya yang Monokrom. Di bagian “Di mana pun kalian berada, ku kirimkan terima kasih. Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah.” Kayak kisahku sekarang, mulai berpisah dengan teman teman.. :(

    BalasHapus
  5. Aaak, tulus termasuk salah satu penyanyi favoritku sih, enggak banget-banget juga tapi. pokoknya lirik lagu sama suaranya tulus itu ngademin kaya siang-siang tiduran di bawah jendela abis sholat dhuhur. Yawwlaaa..

    di album monokrom ini aku baru dengerin dua lagu sih, yg cahaya sama ruang sendiri. yang lain belom. ehee. :D
    Lagi asique eargasme sama lagunya Agnezmo yang Sebuah rasa, rasa rasanya sebuah rasa membuatque merasa terbang. hahah :D

    ini kau suka sekali tebak-tebak orang punya kepribadian ya. kira-kira kepribadian ku ini apa kalau aku boleh tau?

    BalasHapus
  6. Tulus?
    jika nama itu disebut, yg aku ingat adalah bentuk tubuhnya yang joss banget dan gaya berdandannya yg ciamik :)
    untuk suara keren lah.. ndak kalah sama Judika :)

    BalasHapus
  7. Pamit itu lagi ngegambarin aku sama si anu banget hajaha. . . Tapi diantara kita gak ada yang berani pisah ~~~

    BalasHapus
  8. Jadi, apakah materi album ini merefleksikan kehidupan Icha juga? :)

    Waduh saya jarang dengerin lagu-lagu Tulus, ya paling yang sepatu sepatu itu bukan tuh. Tapi baca Review ini jadi penasaran ama lagu nomor 3,Ruang Sendiri.

    BalasHapus
  9. Ini penyanyi emang keceh sih. Udah pernah ketemu juga dilokasi shooting, dibilang nge fans sih nggak tapi emang musikalitasnya warbiyasak. Ehhh anak samarinda ya? Saya dr bontang.

    BalasHapus
  10. Beuhhh lagu tulus emang juara banget, gue biasa dengerin pas lagi di cafe dan nulis. Pasang headset dan suka mainin jadi dia tas paha sendiri kayak main piano hahaa...

    Semuanya bagus, semuanya favorite, tapi yang paling kena langit abu-abu. Seketiga gue berhenti nulis dan galau... :'v

    Ahh gue harus beli album cd nya nih, berapa sih?

    BalasHapus
  11. Wah keren banget ini review Monokromnya. Khas Icha banget yang menyukai dunia psikologi kayak Harley Quinn. Jadi pengen beli albumnya juga. Walaupun nggak punya pemutar CD. Kwkwk. Tapi mau cari ah. Biar Tulus seneng, albumnya dibeli saya.

    Btw, saya paling suka Bakiak dan Mudik yang dinyanyikan Ikhlas.

    BalasHapus
  12. waah kemarin kemarin film sekarang lagu, siipp.

    lagunya emang selow ya Cha, bberapa kali dengerin lagu tulus, enak emang lagunya tapi gak hapal sama judul-judulnya. tapi belum bisa meresapi lebih dalam dengerin lagunya tulus.

    lha itu tempatnya metal tapi ada lagunya tulus disitu, keren gitu ya jangan jangan yang dangdut koplo ada juga.

    nah gitu dong, beli cd nya orisinil jangan cuma yang bajakan, apalagi cuma minta sama temen tinggal copy. mari beli yang asli. hahaa.. apaan ini aku.

    Tulus orangnya kalem, stelanya elegan suaranya bagus.. menurut pandanganku.
    lagu Lekas ini kayaknya yang lagi pas sama aku kalo aku dengerin lagunya.

    BalasHapus
  13. Lagunya tulus emang enak-enak di denger kak..seneng banget itu ada CD originalnya sangat menghargai penciptanya

    BalasHapus
  14. gue enggak pernah dengerin lagunya tulus, sih... eh pernah yang gajah itu, itu lagunya tulus kan. tapi liriknya emang bagus-bagus ya

    kamu ternyata orang yang suka beli CD original ya, Cha? keren kamu... gue gak pernah beli, aku cuma dengarin lagu lewat ponsel, dan enaknya sekrang ada joox yang katanya original jadi gak bajakan. eh gimana sih.

    mungkin tulus itu bipolar disorder ya, haha

    BalasHapus
  15. "Monokrom baik untuk kita."

    *toss dulu ah*

    Jangan salah cha, anak metal pecinta Tulus garis keras kebanyakannya. :D

    Tulus memang produktif semenjak namanya makin naik daun.
    Buat gue, lirik-liriknya fresh. Dan kayak yang lo bilang, "Tulus adalah penyanyi yang memahami pendengarnya."
    itu bener banget.

    BalasHapus
  16. *naik meja *ngacungin telunjuk
    AKUHHH! AKUH JUGAK SENANG SAMA LANGIT ABU-ABUUU!
    AKU SERING JADI PELARIAN SESAAT!!! :"

    BalasHapus
  17. Langsung ngepoin di youtube. dan ternyata lagunya ena enak. wkwkkwkwk

    BalasHapus
  18. Kayak udah pernah baca deh, tapi ternyata lupa komen. Uh, my fault. Kebiasaan bw lewat hape gini nih. :))

    Gak tau kenapa, gue kurang srek dengerin lagu-lagu Tulus. Satu-satunya lagu yang masih gue dengerin sampe sekarang palingan "Teman Hidup". Wqwqwq.

    Gak usah dipikirin dia jenis kepribadiannya apa. Karena menurut kesotoyan gue, setiap orang punya keempatnya. Hanya saja terbagi-bagi jadi berapa persen gitu dan ada satu yang dominan. Ya, misal plegmatis 40%, melankolis 20%, sanguinis, 20%, dan koleris 20%. :/

    BalasHapus
  19. Teh Cha, aku tau lagu Pamit, Ruang Sendiri dll cuma tau judul doang. Lagi males koleksiin lagu :'D soalnya Nlagi eargasme sama suara Selena Gomez mulu nih, apalagi Kill Em With Kindness. Parahhhh petjah!
    Nanti ku dengar ah semua lagunya!!!
    Tapi ku heran lho, Teh Cha bisa bandingin mana lirik yang jenis melankolis, sanguinis, koleris, plegmatis... Aku bingung sendiri apa bedanya 4 kepribadian itu. ._.v
    Ku harus denger semua lagu di album ini. Harus!!!! :G

    BalasHapus
  20. Sedih oas baca SAMARINDA POJOK KANAN BAWAH GAISS.

    Syukur2 di samarinda ada cha. Seenggaknya samarinda cukup agak sedikit lebih maju sekarang. Banggalah anak muda samarinda.

    Gue termasuk orng yg biasa aja ketulus, nggak punya perasaan lebih atau pengin yg lebih. Satu2nya lagu tulus yg ada di laptop gue cumna "sewindu" gak tau kenapa lagu itu kek bilang "dengarin aku san, ini lagu khusus buat kamu, jgn mau nunggu yg gak pasti, jgn mau di begoin, lagi" anjir ya haha

    BalasHapus
  21. gaul bats punya albumnya~
    suka pamit, ruang sendiri, sama monokrom. ya emang karena yang bolak balik diplay itu terus sih wq

    btw judul postingan sama alamat url beda hahaha
    kan nga lucu, Tom~
    oke.

    BalasHapus
  22. YA ALLAH, ICHA. AKU BARU BACA. Lama gak BW kesini :(

    HUAAAAH bener-bener suka banget sama semua lagu-lagu tulus terutama lagu-lagu di Album Monokrom. Review nya unik banget, Cha. Setelah aku baca semua, aku rasa Sanguinis lebih mendominasi, dari 10 lagu, ada 3 lagu yang berkepribadian sanguinis, paling banyak. Kalo monokrom kepribadiannya apa Cha? :D

    Aku belum beli CD aslinya, disini belum ada yang jual, jadi aku dengernya di Youtube sama Spotify. Hahaha.

    Cahaya emang paling manis liriknya. Aku juga suka:')

    BalasHapus
  23. AAAAAAAAHHHHHHHH HALO ICHA!!!
    RINDU POSTINGANMU!
    akhirnya bisa blog walking jugaaaa >.<

    berkat postingamu aku akhirnya tahu tulus udah ngeluarin album lagi.. hihihihi
    baru denger Pamit dari singlenya aja, dan sukaaaa...
    kalau kamu malah enggak ya???

    jadi inget pertama denger itu bulan Maret, pas saat itu Mantan mendadak datang dan minta ketemu. emang moment paling kampret..
    entah kenapa dari situ nyandu lagu pamit... hahahhahaa

    duuuuuh, baru banget download lagunya yang lain,
    lihat dari ulasanmu, liriknya tulus semuanya kok ngena ya?
    serius...... kayaknya aku jatuh cinta sama lagu-lagunya lagi nih..

    jadi aku ini masuk tipe kepribadian apa ya? hahaha
    kalau kamu cha prefer lagu yang mana??

    BalasHapus
  24. Wah faovorit kita mirip nih. Gue juga suka yang cahaya. Tapi yang Monokrom juga enaak. Muehehehe. \:p/

    BalasHapus
  25. Udah lama gak dengerin lagu2 indonesia. Tapi kalo diliat2 di path, emang banyak sih yg suka sama album barunya tulus ini. Apalagi yg pamit.

    Btw, yakin itu cd-nya ori? :)

    BalasHapus
  26. Sejujurnya, mngkin ini pertama kali saya mngunjungi blog kmu icha, dan saya lngsung berpikiran untuk menambah blog kamu di list bw yng sring sya knjungi. So, salam kenal ya icha, smoga bisa mnjadi teman blogger yang baik.

    Pertama, sya sring terusik2 mmbaca tulisan kamu yang diatas. Kamu dngan beraninya merubah kata2 yang berada di ranah dewasa mnjadi kata2 yang unik dan tentunya milik kamu di tulisan kali ini. you know, "eargasme", "horny", "bercinta" dll. Sebagai penulis perempuan, kmu berhasil menjebak naluri laki2 baca keranjang, hahahh, tapi itu adalh cara kamu berbahasa di blog ini, dan menurut saya itu gokil, unik dan keren!

    Kedua, setelah mmbaca tulisan diatas, saya jadi mengerti beberapa kata yang awalnya asing dterjemahkan, seperti palgamtis, singuinis, melakonlis dll. Sangat bermanfaat.

    Ketiga, lagu yang mungkin akan saya suka dari lagu tulus adalah tergila-gila (sama blog kamu) eeaaaa. Nggak2 sya cuma kena di kalimat terakhirnya, yang kamu katakan "kayaknya semua cowok gitu deh. Suka menantang diri mereka buat mengejar cewek yang susah dideketin. Cewek yang bikin penasaran." 100% it's me!. Saya juga penikmat lagu tulus, ada beberapa lagu yang saya suka sperti "sepatu", "gajah", "teman hidup", "jangan cintai aku apa adanya", dan "1000 tahun lamanya". Lagu2 dari tulus mnurut saya sama dngan namanya "Tulus" dari hati untuk menyemangati pendengarnya.

    overall, tulisan kmu sangat brmanfaat. Kyaknya skrang bisa msuk group metal. hehe

    BalasHapus
  27. Jadi penasaran gue sama lagunya Tulus, langsung otw youtube ahh :D

    BalasHapus
  28. Wow....,reviewnya keren bgt! Saya suka- saya suka. Kebetulan Tulus adalah penyanyi dan pencipta lagu favorit saya. Karena dia saya jadi bersemangat lagi mendengar lagu2 Indonesia. Mendengarkan lagu Tulus rasanya seperti membaca novel Laskar Pelangi. Seolah- olah apa yang diceritakan Andrea Hirata di novel itu nyata tanpa tambahan hiperbola cerita atau apapun.Begitupun setiap saya mendengar lagu2 Tulus. Seolah - olah apa yg disampaikan Tulus di lagu itu benar2 terjadi padanya. Dan saya dibuat takjub merasakan sensasi seperti itu. Untuk lirik, saya rasa tua yang terbaik saat ini.Sebenarnya lirik2 Tulus tu sederhana. Gk terlalu yg puitis2 banget. Tapi dalam waktu yg bersamaan kita akan merasa bahwa liriknya jujur dan sangat bermakna.Sebenarnya lagu2nya kebanyakan masih bertemakan cinta. Tp yg saya suka dari Tulus tu liriknya gk " menye2" seperti lagu cinta yang lain. Dan dia pinter bgt menyampaikan sesuatu dari sudut pandang yg berbeda. Kesan aneh yg tangkap dari lagu2nya adalah " dengarkan berulang kali!! " . Karena pas denger pertama kali pasti rasanya aneh dan biasa aja. Tapi ketika sudah berulang kali didengarkan, saya malah terbawa terus sampai nadanya terngiang -ngiang. Bahkan liriknya tanpa saya hafalpun jadi tiba2 hafal. Terbawa energi lagunya dan membuat saya berkata " keren " Ngomong2 terimakasih untuk review yg sangat menyenangkan.. ...

    BalasHapus
  29. Wow....,reviewnya keren bgt! Saya suka- saya suka. Kebetulan Tulus adalah penyanyi dan pencipta lagu favorit saya. Karena dia saya jadi bersemangat lagi mendengar lagu2 Indonesia. Mendengarkan lagu Tulus rasanya seperti membaca novel Laskar Pelangi. Seolah- olah apa yang diceritakan Andrea Hirata di novel itu nyata tanpa tambahan hiperbola cerita atau apapun.Begitupun setiap saya mendengar lagu2 Tulus. Seolah - olah apa yg disampaikan Tulus di lagu itu benar2 terjadi padanya. Dan saya dibuat takjub merasakan sensasi seperti itu. Untuk lirik, saya rasa tua yang terbaik saat ini.Sebenarnya lirik2 Tulus tu sederhana. Gk terlalu yg puitis2 banget. Tapi dalam waktu yg bersamaan kita akan merasa bahwa liriknya jujur dan sangat bermakna.Sebenarnya lagu2nya kebanyakan masih bertemakan cinta. Tp yg saya suka dari Tulus tu liriknya gk " menye2" seperti lagu cinta yang lain. Dan dia pinter bgt menyampaikan sesuatu dari sudut pandang yg berbeda. Kesan aneh yg tangkap dari lagu2nya adalah " dengarkan berulang kali!! " . Karena pas denger pertama kali pasti rasanya aneh dan biasa aja. Tapi ketika sudah berulang kali didengarkan, saya malah terbawa terus sampai nadanya terngiang -ngiang. Bahkan liriknya tanpa saya hafalpun jadi tiba2 hafal. Terbawa energi lagunya dan membuat saya berkata " keren " Ngomong2 terimakasih untuk review yg sangat menyenangkan.. ...

    BalasHapus
  30. Wahhlengkap bangett mbaaa.....fans yahhh...hhehheh.....emang lagu-lagunya baguss mbaa....sampe sampe dilaptop saya juga semua albumnya adaa..hheh...favorit PAMIT

    BalasHapus